Delegasi Riau Usulkan Magrib Mengaji Jadi Peraturan Daerah

Riau | Minggu, 16 Februari 2014 - 07:20 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Metode Tilawatil Sabtu (15/2) di Pondok Pesantren Alquran Surabaya membahas usulan delgasi Riau program magrib mengaji bisa dijadikan perraturan daerah (Perda).  Hal itu dapat memberikan efek positif jika di terapkan di Provinsi Riau.

    Implementasi Perda tersebut dinilai dapat mendukung peran para guru mengaji  baik yang sudah dilatih  metode tilawatil. Begitu juga dapat berperan sebagai  payung hukum untuk mengajarkan metode cepat membaca Alquran.  

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

 

   Gagasan itu disampaikan perwakilan Dai Dewan Dakwah  Riau  Drs Taslim Prawira, MA yang juga  sekretaris BKPRMI Riau pada Rapat Kerja Nasional Metode Tilawati, Sabtu (15/2) di Ponpes Alquran Surabaya. Semangat tersebut dinilai dapat dilaksanakan di Riau dengan penduduk Riau berjumlah 5.576.023 jiwa. Dimana,  4.847.854 jiwa diantaranya adalah  umat Islam.

 Taslim mengatakan Rapat Kerja Nasional Metode Tilawati seluruh Indonesia yang berlangsung tanggal 14-16  Februari 2014, di Ponpes Alquran Surabaya sudah menghasilkan  rekomendasi secara Nasional. Antara lain, guru mengaji hendaknya  meningkatkan kualitas metodologi pengajaran,  sehingga  Indonesia harus diselamatkan dengan  generasi qurani. Selain itu penerapannya juga tidak  saling menyalahkan  antara metode  tertentu sehingga  melahirkan  aspek psikologis sesama guru mengaji.

   “Pembelajaran Alquran secara  Nasional hendaknya tidak membebankan anak, tetapi  mempelajri Alquran  hendak  menyenangkan. Rakernas juga meminta kepada pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan dukungan matrial penuh  secara khusus, sehingga dalam mendukung program pemerintah benar-benar teaksana dengan baik,” ujar Taslim.

   Ia menyebutkan, dalam Rakernas ini ada beberapa pokok pemikiran yang disampaikan oleh perwakilan Riau, terutama masalah gagasan pemerintah yang menggalakkan maghrib mengaji. Sehingga hendaknya program ini menjadi program nasional.

   Menurutnya, melihat kondisi generasi remaja dan pemuda sekarang ini, sentuhan rohani melalui bacaan Alquran sangat diharapkan. Makanya melalui metode tilawatil ini akan mampu mengajarkan Alquran kepada generasi muda dengan mudah, tanpa ada beban. (ksm)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook