PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Harga beras topi koki dan belida turun Rp500 per kilogram. Harganya sekarang dijual Rp12 ribu per kilogram, walau demikian harga itu masih belum normal.
Defi penjual beras grosiran di Jalan Cipta Karya mengatakan, harga normal kedua jenis beras itu Rp11 ribu per kilogram. Kedua beras itu memang yang paling tinggi daya belinya. Namun sejak mengalami kenaikan, topi koki dan belida tidak terbeli oleh masyarakat. Beras tersebut menjadi sangat mahal.
Sebagi gantinya, beras impor jadi pilihan. Beras asal Thailand dinilai lebih terjangkau. “Beras Thailand hanya berkisar Rp9 ribu per kilogram. Rasanya juga enak. Cuma memang sedikit berderai. Saat ini memang masyarakat sudah berganti konsumsi beras impor,” ujar Defi.
Defi mendapatkan pasokan beras Thailand dari distributor. Setiap pekan bisa sampai dua kali mendapatkan pasokan beras impor tersebut. “Daya beli beras Thailand naik sejak awal tahun. Beras lokal kan mahal. Apalagi beras mundam dan pandan wangi,” tuturnya.
Jika beras topi koki dan belida turun, namun tidak terjadi pada beras premium tersebut. Beras mundam dijual masih tinggi sekali Rp15 ribu per kilogram. Sedangkan beras pandan wangi Rp15 ribu per kilogram. Harga normal beras tersebut berkisar Rp13 ribu per kilogram.
Di beberapa tempat lainnya harga beras tersebut masih lebih tinggi lagi. Iwan penjual beras di Pasar Arengka ini menjual beras topi koki dan belida Rp12.500 perkilogram. “Beras premium Rp15 ribu perkilogram. Beli lebih dari 20 kilogram bisa turun lah sedikit,” tuturnya.
Tingginya harga beras tidak dipengaruhi oleh pasokan. Setidaknya hal itu yang dikatakan Defi dan Iwan. Mereka mengatakan distribusi beras lokal sepanjang tahun ini relatif stabil.(ilo)