Kembar Siam Lahir di Rengat

Riau | Senin, 16 Januari 2012 - 10:50 WIB

Kembar Siam Lahir di Rengat
Bayi kembar siam jenis kelamin perempuan dari pasangan Riswanto dan Parsinih lahir melalui operasi caesar dengan kondisi lengket pada dinding dada dan perut, Ahad (15/1/2012).(Foto: ISTIMEWA)

RENGAT (RP)- Rumah  Sakit Umum (RSU) Indrasari Rengat kembali menangani persalinan bayi kembar siam melalui operasi caesar. Sebelumnya, empat tahun lalu, RSU Indrasari juga menangani persalinan bayi kembar siam, namun usai operasi, bayi tersebut meninggal dunia.      

Bayi kembar siam itu merupakan anak ketiga dari pasangan Riswanto (28) dan Parsinih (29) warga Kuala Gading atau biasa disebut DK I, Kecamatan Batang Cenaku. Kedua bayi itu berjenis kelamin perempuan. Proses persalinan berlangsung Sabtu (14/1) dimulai pukul 12.00 WIB, berakhir pukul 13.00 WIB dengan berat 4 Kg dan masa kehamilan 37 minggu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Tim dokter yang menangani persalinan terdiri dari dokter kandungan, dr Bugus, didampingi dua dokter anastesi, dr Sabar Napitupulu dan dokter anak, dr Johan.  ‘’Bayi kembar siam itu lengket pada dinding dada dan dinding perut atau lazim disebut alam dunia kedokteran Torako ompalo sagus,’’ ujar Direktur RSU Indrasari Rengat, drg Siska Listianti, Ahad (15/1) melalui Kasi Pelayanan, dr Ibrahim Irsyan Nasution.

Dijelaskannya, ibu bayi kembar siam, —yang belum diberi nama itu— Parsinih, sudah dirujuk sejak Rabu (18/1) lalu dari Puskesmas Batang Cenaku ke RSU Indrasari. Setelah itu ditangani tim medis dan dilaksanakan proses persalinan pada Sabtu (14/1) lalu.

Kondisi ibu bayi usai menjalani operasi cukup stabil. Bahkan kepada pihak keluarga telah dijelaskan, setiap pasien usai operasi caesar harus diberikan waktu istirahat yang cukup. Sedangkan kondisi kedua bayi saat itu mengalami gangguan pernafasan. ‘’Saat lahir bayi itu tidak langsung menangis. Sesuai hasil diagnosa tim dokter, keduanya mengalami gangguan pernafasan,’’ ungkapnya.

Usai proses persalinan, kata Ibrahim, bayi kembar siam itu langsung dibawa keruangan fenatologi khusus untuk bayi. Sedangkan si ibu menempati ruang kelas tiga, Recovery Room (RR) AKDS IV.

Mengingat kondisi peralatan medis di RSU Indrasari Rengat masih terbatas, bayi kembar siam itu dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, Ahad (15/1) sekitar pukul 01.00 WIB. Sebab, di RSU Indrasari Rengat tidak diketahui organ di dalam yang menyatu.  ‘’Saat ini belum diketahui apakah pembuluh darah dan organ lainnya juga menyatu pada bayi tersebut,’’ tambahnya.

Ketika ditanya, tingkat keberhasil operasi terhadap bayi kembar siam itu. Ibrahim belum dapat memberikan penjelasan lebih banyak. Karena menurutnya, prognosis tingkat keberhasilan hanya dapat dijelaskan oleh tim dokter di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.

Untuk itu katanya, sesuai arahan Bupati Inhu, Yopi Arianto SE yang juga menyempatkan diri untuk membezuk ibu dan anak kembar siam itu pada Sabtu (14/1) malam lalu, agar proses pesalinan dibantu melalui program Jampersal dan Jamkesda. Bahkan biaya perawatan lainnya yang tidak tercakup dalam dua program tersebut, akan ditanggung sepenuhnya oleh Bupati Inhu.

Sementara itu, ayah bayi kembar siam, Riswanto didampingi keluarganya menyebutkan selama isterinya hamil tidak ada kendala yang berarti. ‘’Istri saya juga selalu dibawa konsultasi dengan bidan dan beberapa waktu lalu juga pernah memeriksa kandungan dengan dr Bagus. Tetapi dokter bilang, anak saya kembar dan saat itu belum diketahui kembar siam,’’ ujar Riswanto yang sehari-hari bekerja sebagai buruh sawit.

Ditanya, apakah isterinya ada mengalami hal-hal yang aneh selama hamil. Dijelaskannya, saat isteri saya hamil dia selalu menyebutkan adanya mimpi-mimpi buruk, tetapi tidak dijelaskannya tentang mimpi itu.

Dengan kondisi itu, ayah dari empat anak itu hanya pasrah dan selalu berdoa agar proses operasi memisahkan bayinya dapat berjalan dengan lancar. ‘’Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati yang sudah membezuk dan memberikan bantuan,’’ ucapnya dengan wajah yang terlihat sedih.

Dirawat di Perinatologi

Bayi kembar siam dari Rengat yang dirujuk ke RSUD Arifin Achmad ditangani di ruang Perinatologi. Hingga malam tadi pihak RSUD belum tahu apa kelainan yang diderita oleh bayi kembar siam tersebut.

Pantauan Riau Pos di ruang Perinatologi, terlihat beberapa perawat melihat kondisi bayi tersebut. Namun, Riau Pos tidak diperbolehkan masuk ke ruangan tersebut.

Saat Riau Pos melihat dari jendela Perinatologi, seorang dokter muda memakai baju biru tua menghalangi pantauan Riau Pos dengan menutup gorden jendela. Dari sela-sela gorden, terlihat dokter muda tersebut mengambil foto bayi dengan kamera handphone-nya. Karena tidak mendapatkan informasi dari ruang Perinatologi tersebut, Riau Pos berusaha mencari informasi dari pihak lain.

Direktur Utama RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Dra Yulwiriati Moesa dari telepon selularnya mengatakan, saat ini bayi tersebut masih dalam observasi.

‘’Bayi itu telah ditangani oleh tim dokter di Perinatologi. Besok akan dilanjutkan dengan pemeriksaan untuk tindak lanjut, baru setelah itu dokternya dapat mengambil kesimpulan dan langkah pengobatan,’’ ujar Yul.

Sementara, di tempat berbeda, Direktur Medik dan Keperawatan, dr Dyah Siswanty SpJP kepada Riau Pos juga mengatakan, belum mengetahui secara persis. ‘’Saat ini kondisi bayi stabil, tapi saya belum tahu persis apa kelainan yang diderita oleh bayi tersebut,’’ ujar Dyah.

Di depan ruang Perinatologi, Riau Pos sempat bertemu dengan salah seorang keluarga bayi bernama Maridi (27), warga Kelurahan Simpang Tiga Pekanbaru. Maridi yang ingin melihat bayi kembar siam tersebut juga tidak diperbolehkan oleh petugas Perinatologi.

‘’Kami juga mau melihat, tapi petugas rumah sakit bilang yang boleh melihat hanya orangtua kandung bayi,’’ ujar Maridi.

Akhirnya karena tidak diperbolehkan masuk, walaupun saat jam besuk, Maridi meninggalkan RSUD.

Bupati Jamin Biaya Perawatan

Bupati Inhu, Yopi Arianto SE mengatakan, semua biaya pengobatan dan perawatan bayi kembar siam tersebut ditanggung pemerintah daerah Kabupaten Inhu.

‘’Kalau secara prosedur pemerintah tidak diperbolehkan menanggung biayanya, maka secara pribadi saya akan menanggungnya. Yang jelas, kami minta penanganan, perawatan dan pengobatan yang terbaik yang ada di RSUD itu,’’ ujar Yopi.(kas/rpg/rul/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook