Laporan M NIZAR, Dumai mnizar@riaupos.com
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Dumai, angka pengangguran mencapai 4.600 orang.
Sedangkan data Badan Pusat Statistik Kota Dumai angka pengangguran capai 6.000 orang.
Kadisnaker Dumai Syamsul Bahri, Ahad (15/1) menyebutkan, perbedaan itu sangat dimungkinkan terjadi, karena pendataan BPS lebih luas berdasarkan hitungan statistik, sementara Disnaker hanya mencatat pencari kerja yang dihitung berdasarkan pengurusan kartu kuning pada setiap tahunnya.
‘’Tidak ada yang salah dengan data itu, BPS berdasarkan hitungan statistik keseluruhan warga kota sementara Disnaker hanya mencatat jumlah Pencaker, yang dibuktikan melalui pengurusan kartu AK I,’’ kata Kadisnaker Dumai Syamsul Bahri, Ahad (15/1).
Diakuinya, angka pengangguran memang relatif tinggi, sebagai akibat sempitnya lowongan kerja di sektor informal.
Menurutnya perlu pergeseran mindset bekerja tidak harus jadi pegawai karena kompetisi di sektor formal seperti di pemerintahan dan swasta lebih ketat sehingga peluang untuk menembusnya sangat kecil.
Pihak Disnaker masih memprioritaskan pengembangan SDM melalui pelatihan tepat guna yang diharapkan membuka peluang baru mengentaskan angka pengangguran melalui pengembangan di sektor informal.
‘’Sektor informal sebenarnya lebih menjanjikan dan terbuka luas banyak bidang yang bisa digarap, inilah lah yang selalu menjadi penekanan kita dalam menekan tingginya laju pengangguran diharapkan melalui pelatihan tepat guna seperti teknik pengelasan, reparasi komputer, sehingga muncul wirausaha baru yang mandiri dan mampu menghidupi diri dan keluarga,’’ urainya.(nto)