DUMAI (RIAUPOS.CO) - "Takkan Hilang Melayu di Bumi", itulah gambaran terlihat pada pelantikan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kota Dumai periode 2018-2023, Selasa (14/8) di Balai Adat LAMR Kota Dumai.
Suasana Melayu bak zaman kerajaan terlihat. Ratusan orang menggunakan pakaian adat Melayu. Berbagai upacara adat Melayu juga digelar. Pelantikan LAMR Kota Dumai kemarin digelar juga penabalan gelar adat hingga menabur bunga di laut Dumai.
Baju hitam berpadu dengan warna emas terlihat digunakan para datuk yang ditabal pada hari itu. Dua datuk ditabal oleh Pengurus LAMR yakni Datuk Sri Atan Ujang sebagai Ketua MKA LAMR Kota Dumai dan Datuk Sri Syahruddin Husein sebagai Ketua DPH LAMR Kota Dumai. Penabalan dilakukan oleh Datuk Sri Al-Azhar (MKA LAMR) dan Datuk Sri Syahril Abu Bakar (DPH LAMR), selain itu dilaksanakan juga pelantikan Ketua DKA LAMR Kota Dumai Datuk Zainal Effendi serta pelantikan dewan pengurus LAMR Kota Dumai lainnya.
Usai pelantikan dan penanabalan, rombongan para datuk itu bergerak keliling Kota Dumai dan masuk ke Pelabuhan Pelindo di Dermaga A. Di sana dilakukan upacara adat berdoa untuk para tetua Dumai dan menabur bunga ke laut Dumai. Upacara itu dilaksanakan agar perusahaan yang ada di Dumai juga menjaga laut Dumai yang memang menjadi ikon Dumai.
Hadir juga pada pelantikan LAMR Kota Dumai tersebut Wakil Wali Kota Dumai Eko Suharjo, Danlanal Dumai Kolonel Laut e Yose Aldino, Wakapolres Dumai Kompol Yudi dan beberapa tamu undangan lainnya.
Ketua DPH LAMR Kota Dumai Datuk Sri Syahruddin Husein mengajak keseluruhan pengurus untuk bertanggung jawab dengan amanah yang diberikan. “Kita kuatkan karena kite bersame. Tak bisa jalan sendiri. Banyak persoalan yang harus kita selesaikan, untuk itu mari kite bersatu membela hak adat,” terangnya.
Dengan hal diharapkan ke depannya Dumai menjadi kota yang menjunjung tinggi adat. “LAMR Kota Dumai perlu dukungan semua pihak. Kita tidak boleh terpecah belah, kami Melayu sangat terbuka dan menerima siapapun, untuk mari kita bersama-sama membangun Dumai menjunjung tinggi nilai-nilai adat yang ada,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Syahruddin Husein juga mengingatkan perusahaan untuk menjaga Dumai, jangan hanya membangun bisnis dan mencari rezeki tanpa peduli dengan masyarakat. “Jika tidak, lebih baik hengkang dari Bumi Melayu,” ujarnya.(hsb)