Septina: ”Ia Sangat Hormati Hukum’’

Riau | Sabtu, 15 Juni 2013 - 07:52 WIB

Septina: ”Ia Sangat Hormati Hukum’’
BESUK: Istri Rusli Zainal, Hj Septina Primawati Rusli (kiri) dan mertuanya Roslaini Ismail Suko, menunggu izin besuk di Gedung KPK, Jumat petang (14/6/2013). foto: M Fathra Nazrul Islam/Riau Pos

Meski di wajahnya terlihat raut lelah, namun istri Gubernur Riau, Hj Septina Primawati Rusli, tetap terlihat tabah.

Bersama sang ibunda, Hj Roslaini Ismail Suko, dia menunggu di lobi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta. Ia baru saja datang dari Pekanbaru.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Septina tiba usai adzan Magrib, sesaat setelah lembaga antikorupsi itu mengumumkan penahanan suaminya yang juga Gubernur Riau, HM Rusli Zainal.

Karena peraturan waktu besuk tahanan hari itu telah habis, Septina dan Roslaini awalnya tak diizinkan membesuk. Mereka diminta kembali pada Senin (17/6), saat jam besuk dibuka kembali.

Septina terlihat sabar menunggu tim pengacara menyampaikan izin ke pimpinan KPK, untuk dapat sesaat bertemu dengan suaminya. Izin itu akhirnya diberikan.

Hanya 30 menit. Sambil menggandeng tangan ibundanya, Septina kemudian berjalan ke arah belakang gedung KPK, tempat Gubri Rusli ditahan.

Langkah pelan Septina demi mengikuti langkah renta ibundanya, diikuti oleh puluhan wartawan yang berusaha mengabadikan momen tersebut.

Sorotan kamera cetak dan televisi juga terus merekam. Meski tidak ada satupun pertanyaan wartawan yang dijawab, namun tak sekalipun Septina menutup wajahnya.

Dia hanya diam dan sesekali tersenyum ketika beberapa kerabat dan pejabat Pemprov Riau berusaha menyalaminya di antara kerumunan.

Begitu tiba di depan pintu ruang tahanan, petugas KPK hanya mengizinkan tiga orang saja yang boleh masuk. Akhirnya Septina masuk bersama ibunda dan salah satu keponakan Gubri.

Pintu terkunci rapat dan tidak ada satupun yang bisa merekam, apa yang terjadi di dalam.

Pertemuan berlangsung sekitar 30 menit. Usai pertemuan, Septina dan Roslaini langsung meninggalkan gedung KPK. Setelah menunggu beberapa waktu, melalui pesan singkat pada Riau Pos, Septina akhirnya menerima permintaan untuk wawancara, tempatnya di kantor Perwakilan Provinsi Riau, Jalan Otista, Jakarta Timur.

Saat Riau Pos tiba di lokasi, Septina tidak sendiri. Sudah banyak kerabatnya yang berkumpul. Sebagian besar datang khusus dari Pekanbaru. Meski hari sudah cukup larut malam, Septina tetap tidak kehilangan senyum menyambut ramah Riau Pos.

Berikut wawancara wartawan Riau Pos, Afni Zulkifli dengan istri orang nomor satu di Riau itu.

Apa sudah bertemu suami Anda?

Alhamdulillah, tadi sudah. Memang agak terlambat dan sempat tak diizinkan masuk. Saya baru datang dari Pekanbaru. Meski harus menunggu, ya Alhamdulillah sudah bertemu.

Bagaimana kondisinya?

Alhamdulillah, sehat, tegar, kuat. Bahkan masih bisa bercanda dan ketawa. Kita yang datang dengan suasana hati sedih, jadi ikut terharu karena justru kita yang dihiburnya.

Bagaimana keluarga setelah status ini?

Sekali lagi ini semua adalah proses. Sejak ditetapkan sebagai tersangka, kami keluarga besar sudah diingatkan untuk siap kapan saja dan dengan situasi apa saja.

Di KPK, bila sudah berstatus tersangka, pasti akan ditahan. Jadi sebenarnya penahanan ini tidak terlalu mengejutkan. Proses ini memang harus dilalui dan sejak awal, ia sangat menghormati hukum.

Anak-anak bagaimana?

Ya termasuk anak-anak. Mereka juga sudah dikuatkan. Jadi begini, ia kan pejabat publik. Anak-anak sejak awal sudah disampaikan risiko menjadi pejabat publik. Salah satunya ya harus siap dihadapkan pada situasi sulit seperti ini.

Dengan ditahan, menurut Anda pribadi, apakah ia kuat?

Saya mengenal sejak kami masih sama-sama menjadi aktivis mahasiswa di Unri. Saya tahu betul karakternya, pekerja keras, pemimpim yang tinggi, pemimpin yang begitu besar cinta dan semangatnya untuk membangun Riau. Ia memulai semuanya dari bawah, berjuang dan tidak pernah menyerah.

Saya tahu benar, bahwa menjadi gubernur bukanlah tujuan hidupnya. Semua ini adalah takdir yang diamanahkan. Jadi saya sangat yakin sekali, ia akan kuat menghadapi ini semua karena juga menjadi bagian dari perjuangannya. Terbukti justru di tengah situasi seperti ini ia malah banyak memberi pesan dan nasehat buat saya.

Apa pesan dan nasehatnya?

Mungkin perasaan bakal ditahan itu sepertinya sudah dirasakan sebelumnya. Makanya ia mengirimkan pesan begini pada saya tadi pagi (kemarin pagi, red). (Septina kemudian menunjukan pesan dari Rusli di handphone-nya. Tertulis di layar:

‘’Papa mohon doa mama dan Ibu (Roslaini Suko, red), bilamana pemeriksaan Papa hari ini keadaannya kurang baik. Inilah proses yang mesti dijalani dan papa harap mama dan anak-anak serta keluarga dapat tabah menerima dan Insya Allah nanti akan indah pada waktunya.’’

Saat menerima SMS ini, jujur saya sangat sedih sekali. Lalu saya jawab, ‘’Jangan SMSM begitu Pa, Mama jadi sedih’’. Kemudian Rusli membalas.

(Septina kembali menunjukan layar handphonenya): Tertulis pesan ‘’Mama sama sekali tidak boleh bersedih. Kita harus bersyukur dan bangga, apa yang sudah kita lakukan sampai hari ini, adalah wujud pengabdian kita. Meski mungkin yang terjadi pada diri papa di luar dugaan, semuanya itu kita lakukan demi membangun Riau dan masyarakat kita. Insya Allah akan selalu ada kebaikan dan kebahagiaan setelah kesulitan ini. Mama juga teruslah berkarya untuk Riau, karena mama tidak sendirian. Sekali lagi sedikitpun mama tidak boleh bersedih, teruslah kita berdoa untuk kebaikan Riau kita, anak-anak serta keluarga’’.

Apa yang akan dilakukan keluarga selanjutnya dan harapan untuk masyarakat Riau?

Kami menghormati setiap proses hukum ini dan akan mengikutinya. Mungkin sekarang sebagian orang menilai bersalah, namun saya yakin sekali bahwa ia memiliki hati dan cita-cita yang besar untuk Riau.

Soal salah dan benar itu nantinya melalui pengadilan. Saya mewakilinya, menyampaikan salam untuk seluruh rakyat Riau dan mohon doanya kami bisa melalui proses ini dengan sebaik-baiknya.

Siapapun, mungkin bisa berada di posisi yang kami rasakan saat ini. Jadi yang paling terbaik itu adalah mari saling mendoakan.(fia)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook