Disdik Bingung Terapkan Kurikulum Baru

Riau | Rabu, 15 Mei 2013 - 10:35 WIB

Laporan EKA GUSMADI PUTRA, Pekanbaru ekagusmadi@riaupos.co

Kurikulum baru 2013 seperti yang disosialisasikan langsung Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) RI di Pekanbaru akhir pekan lalu memang tidak semua sekolah mulai menerapkan pada tahun ajaran baru nanti.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Riau hanya kebagian lima kabupaten/kota saja dari 12 yang ada.

Namun Dinas Pendidikan (Disdik) Riau mengaku masih bingung apakah mulai menerapkan tahun ini atau mulai 2014 mendatang. Karena, menurut Kepala Disdik Riau HM Wardan, banyak hal yang masih perlu dilakukan demi terwujudnya penerapan kurikulum 2013 yang merupakan penyempurnaan sebelumnya, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Demikian pula dengan sekolah yang ditetapkan pihak Kemendagri di lima kabupaten/kota yang posisinya dekat dengan ibu kota Provinsi Riau. Disdik Riau mengatakan belum mengetahui keseluruhan. Begitu pula anggaran belum dipersiapkan dan yang utama adalah menyiapkan materi sumber daya manusia (SDM) dari sisi guru.

“Banyak hal yang harus kami tunggu dari pusat agar bisa menerapkan kurikulum baru ini di tahun ajaran sekarang atau tahun depan. Semua itu tergantung pusat, karena anggaran pun belum kami susun untuk dimasukkan pada APBD Perubahan tahun ini,” ujarnya saat berbincang dengan Riau Pos, Selasa (14/5).

Seandainya memang penerapan harus dilakukan di tahun ini juga, lanjut Wardan maka pihaknya akan memasukkan anggaran yang diperlukan dengan berkoordinasi terlebih dahulu bersama kementerian. Karena seperti yang dikatakannya, hal yang utama adalah memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada guru yang sekolahnya dipilih dalam menerapkan kurikulum baru nanti.

“Kalau SDM siap, anggaran siap, maka penerapan dapat dijalankan. Tidak segampang itu memang merubah kurikulum, perlu persiapan yang matang sehingga tujuannya dapat sampai ke peserta didik,” lanjutnya.

Memang kurikulum baru yang merupakan penyempurnaan KTSP bertujuan untuk menjadikan para pelajar mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam menyerap dan menerima pelajaran. Namun Disdik seperti disebutkan Wardan tetap menunggu penerapan hingga guru benar-benar siap.

Untuk kurikulum baru, sedikit dipaparkan seperti tingkat SD misalnya, di mana siswa tidak lagi diberikan banyak mata pelajaran karena akan digabungkan menjadi satu dalam tematik integrasi. Dimana dalam satu kegiatan nantinya bisa terdapat tiga hingga empat mata pelajaran yang diserap siswa.

“Contoh kecil saat mereka berkenalan satu sama lain, atau memainkan peran dalam keluarga. Jadi tidak ada lagi ini budi, bapak budi dan lainnya seperti itu,” paparnya.

Sementara tingkat SMA misalnya, siswa tidak lagi memiliki bidang konsentrasi untuk kelas akhir, seperti IPA dan IPS. Namun digabung dan gurulah yang akan melihat potensi dan kelebihan siswanya.

Sehingga peran guru memang besar dalam penerapan kurikulum ini kedepannya sehingga pendidikan dapat sampai kepada masyarakat. “Bisa saja tahun depan kita terapkan di Riau, semua tergantung pusat,” tutupnya mempertegas.(yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook