BENGKALIS (RIAUPOS.CO)- Masyarakat Kabupaten Bengkalis tidak hanya dihadapkan persoalan karhutla dan serangan asap selama musim kemarau melanda, tapi juga kelimpungan disebabkan stok air bersih di tempat-tempat penyimpanan sudah habis.
Sebagian warga Kota Bengkalis sejak sepekan terakhir sudah mulai membeli air galon (isi ulang) untuk kebutuhan masak an minum. Sedangkan untuk mandi dan mencuci sebagian masih bisa menggunakan air sumur.
Seperti dikatakan Yanto, warga Senggoro Bengkalis. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci, persediaan air sumur di rumahnya masih mencukupi. Hanya saja untuk kebutuhan masak dan minum, persediaan air hujan di tempat penampungan sudah sangat menipis.
‘’Untuk mandi dan mencuci masih bisa menggunakan air sumur, tapi untuk masak dan minum persediaan sudah sangat tipis. Tidak ada cara lain selain membeli air isi ulang, terpaksa rogoh kocek,’’ ujar Yanto.
Yanto dan sejumlah warga Bengkalis terbilang masih beruntung dibanding sejumlah warga desa Jangkang dan Sungai Alam. Seperti yang dialami warga dusun Parit Tiung, Jangkang, Kecamatan Bantan. Sudah berminggu-minggu mereka membeli air isi ulang.
“Kami yang berpenghasilan pas-pasan tak mungkin terus menerus membeli air galon untuk dimasak atau diminum. Mau tidak mau harus mengambil air di sumur masjid yang jaraknya sekitar dua kiloan meter dari rumah,” ungkap Boinah (40), Kamis (13/2).
Sementara itu di daerah ini sendiri sebetulnya telah tersedia fasilitas sumur air bersih Pamsimas yang baru saja selesai di bangun.
Sayangnya, fasilitas dengan kondisi yang baru itu sama sekali tidak dapat dimanfaatkan maksimal untuk masyarakat guna memenuhi kebutuhan air bersih pada saat seperti ini.
“Padahal pembangunannya telah menelan anggaran ratusan juta rupiah. Tapi kemarau macam ini kok tak dapat difungsikan. Katanya mesin rusak, tapi baru selesai dibangun,” ujar Mukhtar (30) salah seorang warga.
Kondisi tidak jauh beda juga dirasakan sejumlah masyarak Desa Sungai Alam. Sumur-sumur yang ada di rumah mereka sudah tidak bisa digunakan, karena airnya sudah terkontaminasi dengan air laut aliss asin.
Untuk mandi saja tidak bisa apalagi untuk masak dan minum. ”Terus terang kami tak sanggup membeli air galon tiap hari,’’ keluh Roslah warga Sei Alam.(evi)