Gubri: Batasi Pengaruh Budaya Asing

Riau | Rabu, 15 Februari 2012 - 08:19 WIB

PEKANBARU (RP)-  Adat resam Melayu yang hakiki tidak boleh terkikis oleh kebudayaan lain. Datuk Setia Amanah LAM Riau, yang juga Gubernur Riau, HM Rusli Zainal menyebutkan, adat resam Melayu harus dijaga dan dilestarikan.

‘’Budaya asing harus dibatasi agar adat Melayu tidak kehilangan jati diri dan tetap menjadi bagian yang teramat penting untuk menjaga marwah negeri ini,’’ ujar Rusli saat membuka Mubes VI LAM Riau, Selasa (14/2) di Balai Adat Riau, Jalan Diponegoro.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Banyak tokoh LAM yang hadir pada Mubes ini. Terlihat Ketua Dewan Pembina Masyarakat Hukum Adat Indonesia, Prof Dr Jimly Asshidiqy, Ketua DPRD Riau Johar Firdaus, anggota DPR RI asal Riau Wan Abu Bakar, perwakilan Kementerian dalam Negeri Bidang Otonomi Daerah Suhatmansyah, Ketua LAM Riau H Azali Johan, budayawan Riau Tenas Efendi, Soewardi MS sejumlah anggota forum komunikasi pimpinan daerah. Ada juga tokoh masyarakat Riau H Abdul Karim Said, OK Nizami Jamil dan sejumlah bupati dan walikota se-provinsi Riau serta para pengurus LAM Riau seluruh kabupaten/kota.

‘’Mubes LAM ini merupakan konsolidasi organisasi ke depan, dalam rangka persiapan-persiapan mewujudkan apa yang sudah menjadi komitmen kita di dalam visi Riau 2020. Ini merupakan komitmen politik yang dituangkan dalam Peraturan Daerah nomor 36 tahun 2001 yang isinya menjadikan Riau sebagai salah satu pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara,’’ kata Rusli.

Oleh karena itu, dia berharap apa yang sudah menjadi komitmen dapat diwujudkan dalam program-program konkret.

‘’Dalam arti menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu, bukan arti dalam etnis belaka, akan tetapi merupakan kebudayaan. Saya berharap semua masyarakat kita untuk dapat berhimpun dalam LAM ini. Saya katakan tidak dalam arti etnis akan tetapi kebudayaan,’’ tegasnya.

Ketua LAMR H Azali Djohan mengharapkan ada penguatan peranan dan fungsi LAM dalam menjalin komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat, serta penguatan penyelesaian masalah adat secara nasional yang dikenal sebagai tali berpilin tiga.

‘’Sejak 6 Juni 1970 adat dan budaya adalah peninggalan yang wajib dipertahankan, dikembangkan dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat. LAM Riau didirikan atas dasar membela hak-hak tradisional masyarakat Melayu Riau,’’ katanya.

Untuk diketahui, tema dari Mubes ini adalah meningkatkan peranan LAM dalam mewujudkam visi dan misi Riau 2020, bertujuan menetapkan pengurus LAM Riau masa bakti 2012-2017, menetapkan program LAM secara umum, menetapkan kebijakan LAM ke depan serta melaksanakan Perda LAM Riau yang disahkan.(gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook