Korban Banjir Pujud Ditemukan

Riau | Rabu, 14 November 2012 - 11:22 WIB

Laporan TIM RIAU POS, Pujud, Rengat dan Bangkinang redaksi@riaupos.co

Upaya pencarian terhadap seorang warga Dusun Pondok Cabe, Kepenghuluan Tanjung Medan, Kecamatan Pujud, Gunung Siregar (40) yang diduga hilang karena terbawa arus luapan sungai di kawasan tersebut membuahkan hasil.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Datuk Penghulu Tanjung Medan, H Danir Mukhtar menerangkan warga bersama pihak kepenghuluan, Polsek, dan aparat kecamatan turut turun dalam pencarian korban, mulai dari dusun tersebut hingga lokasi-lokasi di mana korban diperkirakan hanyut.

“Upaya pencarian di sekitar wilayah itu sempat tidak menemukan korban padahal siang malam warga berusaha,” kata Danir Mukhtar melalui sambungan telepon.

Belakangan, lanjutnya, korban justeru ditemukan pada jarak sekitar 150 meter dari lokasi tempat kejadian sekitar pukul 13.50 WIB siang, Selasa (13/11).

“Baru saja ditemukan, kondisinya sudah membusuk,” katanya menjelaskan keadaan jasad korban. Penemuan jasad Gunung Siregar menuntaskan penyisiran yang dilakukan warga ditambah dengan bantuan tim SAR Brimob, dalam dua hari terakhir.

Gunung diperkirakan terseret arus sungai yang deras, saat berusaha menyeberang mencapai kebun tempatnya bekerja. Saat itu, dia mengendong sang anak, Palti Siregar (9).

Palti sendiri sudah didapati dalam keadaan tidak bernyawa pada Ahad (11/11) lalu. Jenazahnya langsung dibawa oleh pihak keluarga ke Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah pasca ditemukan.

Korban Gunung, sebagaimana diterangkan Danir Mukhtar baru berdiam di dusun tersebut, kurang dari setahun terakhir.

 “Dia kan bekerja menunggu lahan kebun. Datang dari Bagan Batu,” terangnya lagi. Jenazah Gunung langsung dievakuasi, sementara menunggu kedatangan pihak keluarga untuk mengambilnya.

Sungai Meluap, Warga Terancam Gagal Panen

Sementara itu, debit air Sungai Tunggak di Kepenghuluan Teluk Piyai, Kecamatan Kubu meluap dalam sepekan terakhir. Ini terjadi karena curah hujan yang kerap terjadi di kawasan tersebut.

Luapan air sungai saat ini mengenangi areal sawah kebun milik warga setempat yang luasnya mencapai puluhan hektare.

“Dikhawatirkan luapan tersebut dapat menyebabkan gagal panen. Apalagi hujan terus turun. Areal yang terendam itu sudah empat hari ini belum juga surut,” kata Camat Kubu, Samsul Kidul SSos, Selasa (13/11) kepada wartawan di Bagansiapiapi.

Menurut Samsul Kidul, jika hujan terus berkepanjangan, maka tanaman warga terancam mati membusuk. “Apalagi waktu untuk panen masih lama mengingat baru ditanami pada tiga pekan terakhir ini,” terangnya.

Diterangkannya jenis tanaman yang ada cukup beragam mulai dari padi, sayur-sayuran hingga kelapa sawit. “Dari berbagai jenis tersebut mungkin yang bisa bertahan ya kelapa sawit,” cetusnya.

Namun untuk wilayah pemukiman belum ada terendam banjir, mengingat tempatnya cukup jauh dari sungai dan dengan dataran yang cukup tinggi.

“Alhamdulillah luapan air sungai masih sebatas areal pertanian itu. Belum sampai pemukiman warga,” ujar Samsul Kidul.

Banjir Meluas di Inhu

Luapan Sungai Indragiri hingga Selasa (13/11) terus merangkak naik. Akibatnya sejumlah pemukiman warga di Desa Pasir Kemilu, Inhu mulai terendam.

Namun sejauh ini belum ada warga yang mengungsi. Tidak itu saja, luapan Sungai Indragiri juga merendam puluhan hektare tanaman padi milik warga Desa Tambak dan warga Desa Sungai Beringin, Kecamatan Rengat.

Hingga beberapa pekan ke depan curah hujan diperkirakan masih tinggi.

Kepala Desa (Kades) Pasir Kemilu, H Zairial Ahmad ketika dikonfirmasi Selasa (13/11) mengatakan, luapan air Sungai Indragiri terhitung sejak Jumat (9/11) pekan lalu hingga Senin (12/11) naik sekitar setengah meter.

‘’Pekan lalu hanya puluhan pekarangan rumah warga yang terendam. Namun pada Selasa (13/11) luapan Sungai Indragiri telah merendam pemukiman warga,’’ ujarnya.

Dikatakannya, luapan Sungai Indragiri juga sudah mengancam fasilitas umum seperti di SDN 024 Pasir Kemilu. Di mana pada saat ini halaman sekolah tersebut sudah terendam.

Sehingga dalam beberapa hari ke depan, kondisi air Sungai Indragiri terus bertambah, sekolah tersebut akan terendam. Kondisi itu juga tambahnya, sudah disampaikan kepada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Tranmigrasi (Disosnakertran) Kabupaten Inhu.

‘’Sejauh ini belum ada bantuan dari pihak manapun untuk korban banjir tersebut,’’ ungkapnya.

Memang  ada sejumlah pihak yang mengharapkan beberapa bakal calon gubernur untuk hadir meninjau serta meminta bantuan. Namun Kades Pasir Kemilu menolak rencana tersebut.

Karena Kades berharap, kalaupun ada yang menyerahkan bantuan dari pihak manapun, harus diserahkan secara terbuka di depan masyarakat.

Hal itu bertujuan agar masyarakat tidak merasa dimanfaatkan dan tidak terjadi pertanyaan bagi masyarakat tentang jumlah bantuan tersebut.

Di tempat terpisah Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Penanggulangan Bencana Daerah (Kesbangpol-PBD) Inhu, Adri Bahar SSos mengatakan, ketinggian air Sungai Indragiri hingga Selasa (13/11) mencapai 640 cm atau naik 10 cm dari sebelumnya.

‘’Akibat luapan Sungai Indragiri, puluhan hektare tanaman padi warga ikut terendam,’’ ucapnya.

Akibat luapan air Sungai Indragiri, petani memanen paksa tanaman padinya. Hal itu dilakukan oleh petani di Desa Tambak dan petani di Desa Sungai Beringin.

Lima Desa di Kampar Kiri Hilir Terendam Banjir

Curah hujan yang masih tinggi di wilayah Kabupaten Kampar terutama wilayah Rantau Kamparkiri membuat air Sungai Kamparkiri meluap.

Akibatnya, lima desa di Kecamatan Kampar Kiri, yakni Desa Mentulik, Rantau Kasih, Gading Permai, Sungai Bunga dan Bangun Sari terendam banjir.

Sebanyak lima titik di ruas jalan menuju lima desa tersebut yang terendam tidak bisa dilewati kenderaan roda empat.

Anggota DPRD Kabupaten Kampar dari daerah pemilihan Kampar Kiri Hilir H Januar Rambo SH kepada wartawan, Selasa (13/11) mengatakan bahwa banjir melanda wilayah Kamparkiri Hilir sejak empat hari terakhir.

Untuk kenderaan roda dua diupayakan dengan menaiki rakit. Genangan air di atas pemukaan jalan yang terputus mencapai hampir satu meter.

H Januar Rambo menyampaikan bahwa Pemkab Kampar melalui Dinas Sosial Kabupaten Kampar sudah menyalurkan bantuan beras sebanyak 2,9 ton untuk warga Desa Mentulik dan Rantau Kasih. Sebanyak 1,5 ton beras untuk warga mentulik dan 1,4 ton untuk warga Rantau Kasih.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar Ali Sabri didampingi Kasi Kedaruratan M Nasir kepada  wartawan, Selasa (13/11) mengungkapkan bahwa pihaknya sudah  turun ke lokasi banjir di Kecamatan Kampar Kiri Hilir.

Pihaknya juga telah menyalurkan sembako untuk dua  desa Mentulik dan Rantau Kasih.(fad/kas/rpg/why/muh)  









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook