Dahlan Menolak Pidato, Pilih Dialog

Riau | Senin, 14 Oktober 2013 - 09:47 WIB

PEKANBARU (RP) - Dahlan Iskan mendeklarasikan berdirinya Relawan Demi Indonesia (ReDi) Provinsi Riau dalam acara silaturahmi dan deklarasi di halaman depan GOR Tribuana, Pekanbaru, Ahad (13/10).

Uniknya, saat usai deklarasi, Menteri BUMN yang maju dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat ini menolak untuk berpidato.   

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ia lebih memilih untuk berdialog dengan relawan.

‘’Saya ingin para relawan membiasakan diri dengan berdialog, karena lewat dialog bisa lebih kenal. Tidak boleh ada ganjalan dari Anda para relawan mengenai saya. Jadi silakan tanya apapun, tentang apapun sampai ke hal-hal sensitif seperti soal istri dan kekayaan saya,’’ ungkap Dahlan Iskan.

Dahlan ingin, ketika dialog berjalan lancar, para relawan bisa mengenal dirinya. Dengan begitu, tidak ada lagi keraguan para relawan untuk mendukung dirinya menuju RI 1.

Dahlan Iskan seperti biasanya, begitu enerjik dan bersemangat. Dia juga mengajak relawan di kesempatan berikutnya, agar menyanyikan lagu ‘’Indonesia Raya’’ tidak lembek, dan menempelkan tangan di dada sebagai bentuk rasa cinta pada Tanah Air. Relawan yang datang dari seluruh kabupaten/kota, klub motor dan beberapa politisi, komunitas Dahlanis Riau serta perwakilan mahasiswa ini juga diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan dan aspirasi mereka.

Pada kesempatan itu, salah seorang relawan sempat menanyakan apa langkah dirinya untuk masalah krisis listrik di Riau yang semakin parah. ‘’Waktu masih Dirut PLN, saya pengennya jadi Dirut selama 3 tahun agar tidak ada utang, nyatanya tidak sampai 2 tahun. Tapi selama itu saya sudah membangun pembangkit di Rengat, Siak dan di beberapa tempat belum selesai, karena memang membangun pembangkit listrik perlu waktu. Saya meminta PLN membangun pembangkit listrik darurat (genset, red) sembari terus membangun yang sudah dirancang,’’ jawab Dahlan Iskan.

Ketika diminta relawannya yang seorang untuk memberikan nasehat, Dahlan menolaknya. Dahlan berkata, ia tidak suka menasehati anak muda. Menurutnya anak muda itu hanya perlu diberi kesempatan. Karena anak punya banyak gagasan dan kebanyakan sedikit yang mau mendengarkan yang tua.

‘’Anak muda itu tidak perlu banyak dinasehati, mereka harus diberikan kesempatan karena mereka punya banyak gagasan. Kalau mereka salah itu biasa, karena kita yang tua juga pernah salah kan?’’ terangnya.

Pada deklarasi itu, juga hadir para perwakilan ReDi seluruh Indonesia. Selain menghadiri deklarasi bersama Dahlan Iskan, para relawan juga ambil bagian dalam tari Melayu massal Demi Indonesia untuk memecahkan Rekor Muri pada pagi harinya.

Dahlan Iskan kembali menegaskan tidak pernah mendaftar untuk ikut Konvesni Capres Demokrat. ‘’Saya diminta oleh Partai Demokrat, diminta langsung oleh Presiden. Saya sami’na, waatokna, sebagai atasan saya langsung sebagai menteri, ya saya taati dan saya ikuti undangan Presiden,’’ ungkap Dahlan terkait keikutsertaannya dalam konvensi Partai Demokrat. Sami’na, waatokna maksud Dahlan adalah dia mendengarkan (saran) dan mematuhi apa yang disarankan Presiden yang merupakan pemimpinnya di kabinet.

Ribuan Petani Sambut Dahlan Iskan

Kemarin juga, sekitar 2 ribuan petani di Kabupaten Kampar menyambut kehadiran Menteri BUMN Dahlan Iskan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Kubangjaya Kabupaten Kampar, Ahad (14/10).Ribuan petani tersebut sedang mengikuti Temu Teknologi Penyuluh Pertanian dan Petani Kabupaten Kampar yang diselenggarakan selama 15 hari untuk mengembangkan tanaman sayur-sayuran di seluruh Kabupaten Kampar.

Hadir dalam acara tersebut Penasehat Presiden Republik Indonesia TB Silalahi, Bupati Kampar Jefri Noer, Kapolda Riau Brigjen Pol Drs Condro Kirono MSi MM MHum, Wali Kota Pekanbaru Firdaus ST MT, Wakil Ketua DPRD Kampar Hj Eva Yuliana, serta unsur Muspida Kabupaten Kampar.

Hadir juga Anggota DPRD Provinsi Riau Azis Zaenal, Tony Hidayat dan Eddy Muhammad Yatim. Chairman Riau Pos Rida K Liamsi, CEO Riau Pos Group Makmur SE MM AK, General Manager Riau Pos H Zulmansyah Sekedang, Pemimpin Redaksi (Pemred) Riau Pos HM Nazir Fahmi.

Dahlan Iskan dalam kesempatan itu menyatakan, petani di Indonesia sudah pintar memilih apa yang akan mereka tanam sehingga mendapatkan hasil yang lebih banyak dari hasil panen. ‘’Saya bangga petani kita sudah bisa membandingkan menanam apa yang lebih baik,’’ kata Dahlan.

Namun karena terlalu pintarnya petani membandingkan apa yang yang akan mereka tanam sehingga Indonesia kekurangan kedelai.  

‘’Akibat kepintaran petani zaman sekarang, kita sampai kekurangan kedelai, bahkan berita-berita hampir tiap hari menyatakan kedelai langka sehingga produksi tempe dan tahu terganggu,’’ kata Dahlan.

Namun Dahlan menyatakan, dirinya setuju kalau petani di Indonesia tidak menanam kedelai. Dahlan menyebutkan perbandingan jika petani menanam kedelai, sementara kedelai hanya dijual Rp6 ribu per kilo di pasaran. Setiap hektare lahan yang digunakan menanam kedelai hanya menghasilkan Rp7 juta.

‘’Di pasar Rp6 ribu, pedagang membeli kepada petani Rp4.500 saja, berarti petani hanya panen Rp7 juta setiap hektare,’’ imbuh Dahlan.

Sementara, jika petani menanam padi, maka setiap hektare akan menghasilkan Rp18 juta. Jika petani menanam tebu, maka akan menghasilkan Rp22 juta setiap hektare.

‘’Bayangkan saja, dari cerita saudara Muslim di Kampar, tiga hektare lahan yang mereka tanami cabe menghasilkan Rp1,4 miliar. Akhirnya, siapa yang mau menanam kedelai,’’ kata Dahlan.Ketika kondisi itu terjadi, apakah petani yang akan disalahkan atau pemerintah.

‘’Salah siapa ya... Saya tidak tahu. Yang jelas petani tidak salah,’’ kata Dahlan.(rul/egp)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook