Warning, Jarak Pandang Perairan Meranti Berkisar 400 Meter

Riau | Sabtu, 14 September 2019 - 15:42 WIB

Warning, Jarak Pandang Perairan Meranti Berkisar 400 Meter
Jarak pandang di Selat Air Hitam tampak berkabut. Jarak Pandang Kian Berkurang. Aktifitas angkutan laut dan bongkar muat barang di Pelabuhan Camat Tebingtinggi masih berjalan normal. foto: Wira

MERANTI (RIAUPOS.CO)-Dampak akabut asap yang disebabkan oleh Karhutla membuat jarak pandang di Kepulauan Meranti kian berkurang. Untuk status pelayaran di derah setempat, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) mengluarkan status waspada kepada armada angkutan laut di sana.

Kondisi tersebut dibenarkan oleh Petugas Kepelabuhanan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ade, kepada Riau Pos. Menurutnya jarak pandang kian berkurang Sabtu (14/9/19).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Untuk tansportasi laut masih berjalan normal seperti biasa. Menyikapi menurunnya jarak pandang, kami telah mengluarkan status siaga atau warning kepada seluruh awak kapal, agar lebih berhati-hati, " ungkapnya.

Menurutnya, semula jarak pandang di perairan di Kepulauan Meranti masih berkisar 1 sampai dengan 2,5 Km. Namun saat ini, menurut Ade setelah melihat kondisi jarak pandang terkini menurun menjadi 400 sampai 700 meter.

"Walau demikian saya pastikan jika jarak pandang di Kepualuan Meranti yang saat ini berkisar 400 sampai 700 meter tidak berlangsung lama. Fluktuatif karena pengaruh angin laut dan darat yang masin berlaku di ke lima pulau, terlebih di Ransang dan Tebingtinggi," ungkapnya.  

Terpisah, Petugas Keselamatan Berlayar KSOP Suharto juga menambahkan, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut, KSOP Selatpanjang telah mengeluarkan himbauan kepada seluruh awak kapal.

"Kemunculan kabut asap ini membuat besarnya risiko kecelakaan pelayaran. Untuk menghindari hal tersebut kami, juga telah mengeluarkan surat himbauan kepada seluruh awak kapal," ujarnya.

Dalam surat himbauan tersebut KSOP meminta pelaku pelayaran untuk senantiasa memantau kondisi cuaca dan jarak pandang.

Terlebih menurut Suharto, setiap aktifitas pelayaran berlangsung nakhoda harus terus mengaktifkan navigasi dan melengkapi kapal dengan alat keselamatan.

"Saat ini jarak pandang pelayaran masih aman, yakni berkisar dua mil dan belum begitu berbahaya. Tapi kami tetap menghimbau untuk nakhoda mengurangi kecepatan kapal, menghidupkan lampu navigasi pelayaran di siang hari, dan mengaktifkan radar kapal dan GPS," ujar Suharto.

Laporan Wira Saputra
Editor: Deslina









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook