Laporan SAHRUL MUKHLIS, Pekanbaru dan JPNN, Jakarta redaksi@riaupos.co
Arus mudik jelang Hari Raya Idul Fitri 1433/2012 sudah mulai terlihat sejak akhir pekan lalu. Namun, pemerintah memprediksi, puncak arus mudik akan terjadi pada Kamis-Jumat (16-17/8) atau H-3 dan H-2.
Kondisi tersebut diprediksi juga akan terjadi di Provinsi Riau. Tiga jalur lintas utama bakal dipadati pemudik ke kampung halamannya seperti ke Sumatera Barat (Lintas Barat), Sumatera Utara (Lintas Utara) dan ke Jambi atau Pulau Jawa (Lintas Timur).
Belum lagi pemudik di dalam Provinsi Riau yang juga melewati tiga jalur lintas utama tersebut.
Untuk pengamanan, Kepolisian Daerah (Polda) Riau menyiapkan 72 pos pelayanan. Posko-posko tersebut didukung kelengkapan tenaga perawatan atau pertolongan pertama dalam kecelakaan, pemeriksaan kesehatan, bengkel dan rumah makan serta pelayanan-pelayanan perlengkap lainnya.
‘’Adanya pelayanan tersebut membuktikan bahwa tidak hanya keamanan dan ketertiban saja yang perlu dijaga,
namun berbagai aspek kelengkapan pendukung keamanan dan ketertiban untuk masyarakat yang sibuk mudik dan balik,’’ ujar Kapolda Riau Brigjen Pol Drs Suedi Husein SH melalui Kabid Humas Polda Riau AKBP Anggaria Lopis SH saat berbuka bersama di Biro Sarana dan Prasarana Polda Riau di Jalan Teratai, Senin (13/8).
Kabid Humas juga mengingatkan, agar masyarakat sebelum meninggalkan rumah untuk mudik, telebih dahulu menitipkan rumah kepada tetangga, ketua RT dan satpam perumahan di lingkungan setempat.
Masyarakat diminta memastikan melepas semua peralatan elektronik dari stop kontak untuk mencegah kebakaran.
‘’Sebelum berangkat, pastikan kondisi kendaraan dalam kondisi baik dan layak jalan dan ingat untuk menyiapkan semua surat-surat kelengkapan mengemudi seprti SIM dan STNK selalu dibawa dalam perjalanan,’’ kata Anggaria Lopis.
Sementara dari Jakarta dilaporkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin sidang kabinet khusus membahas kesiapan menghadapi arus mudik dan Idul Fitri. Dalam laporannya, Kemenhub memprediksi puncak mudik akan terjadi Jumat (17/8) mendatang.
‘’Puncaknya pada Jumat dan Kamis,’’ kata Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Suroyo Alimoeso seusai sedang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Senin (13/8).
Namun, menurut Suroyo, puncak tersebut diperkirakan tidak terjadi pada angkutan laut. Sebab arus penumpang sudah mulai sejak H-15. ‘’Jadi mungkin yang peak itu ada di darat, kereta api, dan udara,’’ katanya.
Salah satu kepadatan untuk angkutan darat, kata dia, adalah penggunaan sepeda motor dan mobil pribadi. Untuk sepeda motor diperkirakan mengalami kenaikan 6,6 persen dari jumlah tahun yang 2,3 juta pemudik.
Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan, pihaknya bersama kepolisian dan kementerian pekerjaan umum telah melakukan evaluasi dari pelaksanaan angkutan Idul Fitri tahun lalu.
Misalnya, terkait lonjakan penumpang, ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan angkutan Idul Fitri, tingkat kecelakaan, dan kesiapan infrastruktur.
Selama musim mudik, lanjut dia, Kemenhub membuka posko pengamatan langsung di sejumlah titik strategis. ‘’Ada posko di kantor Kemenhub. Kita pantau dari sana ada 225 CCTV di sejumlah titik,’’ kata Mangindaan.
Sementara itu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, persediaan stok bahan bakar minyak (BBM) mencukupi untuk menghadapi Idul Fitri.
Dia mencontohkan, stok premium cukup untuk 17 hari, kerosin atau minyak tanah (75 hari), solar (18 hari), dan avtur (19 hari). Kemudian untuk elpjii, stok cukup untuk 17,5 hari.
Untuk listrik, Jero mengatakan, kapasitas terpasang sudah siap untuk 24 ribu megawatt. ‘’Beban puncak diperkirakan 19.400 megawatt,’’ ujar Jero.
Sementara itu, Presiden SBY dalam pengantar sidang kabinet meminta jajarannya untuk menyiapkan dan mengawasi secara serius pelaksanaan arus mudik dan Idul Fitri meski kegiatan tersebut berlangsung setiap tahun.
‘’Meski berlangsung setiap tahun dan kita juga memiliki pengalaman, tidak boleh kita menganggapnya sebagai kegiatan rutin. Tetap kita mengamankan dan melayani kegiatan mudik Idul Fitri lebaran,’’ kata SBY.
Jumlah Pemudik 16 Juta Jiwa
Suroyo Alimoeso juga memprediksi jumlah pemudik tahun ini mencapai 16 juta jiwa. Sedangkan puncak arus mudik, diperkirakan pada hari Kamis dan Jumat. Hampir semua angkutan baik darat, laut dan udara mengalami peningkatan jumlah pemudik.
‘’Jumlahnya diprediksi 16 juta (pemudik), bisa lebih,’’ kata Suroyo pada wartawan di kantor Presiden, Senin (13/8).
Jumlah pemudik yang akan menggunakan sepeda motor diprediksi naik sebesar 6,6 persen. Dari 2,3 juta menjadi 2,5 juta. Demikian pula pemudik yang akan menggunakan mobil, mencapai 5,4 persen.
Antisipasi mudik tahun ini, masih sama seperti tahun sebelumnya. Yakni mewaspadai kemacetan yang disebabkan adanya pasar tumpah. Untuk itu Kemenhub telah berkoordinasi dengan Kemendagri, untuk menangani masalah ini.
‘’Kita minta ditangani, jangan sampai ada lapak sampai ke badan jalan. Dengan kepolisian juga kita berkoordinasi, terutama kendaraan yang parkir sembarangan. Ini sangat berpengaruh pada angkutan yang melakukan perjalanan jauh,’’ terang Suroyo.
Densus Ikut Amankan Pemudik
Jangan kaget jika ada polisi bermasker dan bersenjata lengkap di bandara atau pelabuhan. Mereka adalah anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri yang ditugaskan membantu kelancaran arus mudik. Jumlahnya disesuaikan di masing-masing wilayah.
‘’Betul, Densus 88 akan diturunkan di lokasi-lokasi yang strategis, di objek objek vital,’’ ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar di kantornya, Senin (13/8). Densus 88 terutama ditempatkan di bandara internasional yang menjadi jalur keluar masuk para pemudik.
Apakah ada ancaman terorisme? Boy menegaskan, dalam standar pengamanan Densus 88 tiap hari selalu waspada dengan kemungkinan adanya teror.
‘’Kita minta masyarakat waspada bukan panik, tentu langkah langkah kontraintelijen dan sebagainya sudah dilakukan,’’ katanya.
Petugas dari TNI juga akan membantu pengamanan mudik di bulan kemerdekaan kali ini. ‘’Teman-teman TNI sifatnya back up, kita sama sama menjaga kenyamanan dan kelancaran mudik,’’ kata mantan Kapolres Pasuruan Jawa Timur ini.
Boy juga menyampaikan perkembangan dan data para pemudik setelah ‘Operasi Ketupat 2012’ mulai digelar Jumat 10 Agustus lalu. Selama dua hari sejak digelar operasi, terjadi ratusan kecelakaan dengan puluhan korban jiwa.
Mantan Kapoltabes Padang itu merinci kecelakaan Ahad, 12 Agustus 2012 atau H-8, terjadi 304 kasus kejadian Lakalantas. Sementara, Sabtu 11 Agustus 2012, H-9, atau hari pertama operasi terjadi 252 kasus.
Boy memaparkan dari jumlah kasus itu, korban meninggal dunia, hari Sabtu, di seluruh Indonesia, 34 orang, sementara H-8, atau hari Ahad, 54 orang. Dan mayoritas adalah para pengguna sepeda motor.
‘’Jadi dua hari operasi ketupat meninggal dunia di jalan raya 88 orang,’’ katanya. Boy mengemukakan dari jumlah korban meninggal tersebut, sebanyak 38 orang terjadi di wilayah Polda prioritas satu (DKI Jakarta, Jabar, Jateng, DIJ, Jatim, Bali).
Sementara jumlah luka berat di H-9 ada 36 orang, H-8 ada 69 orang, kemudian luka ringan H-9 ada 253 orang, H- 8 ada 266 orang.
Boy meminta setiap warga yang berkendara waspada. ‘’Menjelang Idul Fitri banyak aktivitas di jalan raya, konsentrasi harus lebih dan tidak lengah,’’ katanya.(afz/fal/rul/rdl/ila)