Laporan ENGKY PRIMA PUTRA Pasirpengaraian engkyprimaputra@riaupos.co
Pelaksanaan Musyawarah kerja daerah (Muskerda) Lembaga Adat Melayu (LAM) kabupaten/kota di Provinsi Riau yang dilaksanakan di Gedung Daerah Rokan Hulu Pasirpengaraian, diharapkan dapat menghasilan program kerja LAM tahun 2013, dalam upaya mempertajam visi Riau 2020.
Khususnya di bidang kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera, lahir dan batin di Asia Tenggara Tahun 2020.
Serta menghasilkan sebuah rekomendasi terkait degradasi moral dikalangan generasi muda.
Pernyataan tersebut diungkapkan Bupati Rokan Hulu Drs H Achmad MSi, yang bergelar Datuk Setia Amanah Malin Botuah kepada Riau Pos, Rabu (13/6), usai membuka Muskerda LAM se-Riau, di Gedung Daerah Rokan Hulu.
Pembukaan Muskerda LAM se-Riau tahun 2012 yang dihadiri sekitar 5.000 tamu undangan dan peserta Muskerda LAM kabupaten/kota di Riau berlangsung sukses dan khidmat itu, penuh dengan nuansa kemelayuan di Rokan Hulu.
Pasalnya tamu undangan yang hadir dalam acara Muskerda yang baru pertama dilaksanakan di Negeri Seribu Suluk itu, seluruhnya memakai pakain Melayu.
Serta ratusan papan bunga yang memenuhi jalan protokol dan di lokasi acara. Ditambah pemasangan umbul-umbul oleh masyarakat yang terasa semaraknya Muskerda LAM se-Riau di Negeri Seribu Suluk.
Bupati menyebutkan, untuk mempertajam visi Riau 2020, memerlukan sebuah komitmen dan juga konsistensi dalam pengembanganya. Untuk itu, pengembangan adat Melayu sudah saatnya diperluas dan dipertajam. Sehingga diharapkan dalam jangka waktu 7,5 tahun ke depan visi 2020 dapat benar-benar efektif diterapkan.
Dalam sambutannya, Bupati Achmad mengucapkan terima kasih dan penghargaan besar kepada pengurus LAMR Riau, karena telah memberikan kepercayaan besar kepada LAMR Rohul sebagai tuan rumah Muskerda tahun ini.
Menurutnya, ada empat komponen dasar untuk kejayaan budaya Melayu di Asia Tenggara, seperti kerja sama baik, intervensi positif, political will, dan kepercayaan.
Sebab itu, Bupati berharap pemimpin ke depan tidak hanya memiliki komitmen dalam mengembangkan adat Melayu, tapi juga harus memiliki konsisten dan dicerminkan dalam gerakan nyata agar Provinsi Riau menjadi pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara.
Ketua Panitia Pelaksana Muskerda LAMR se-Riau 2012 Drs Syahril Abu Bakar mengatakan, Muskerda LAMR se-Riau yang baru kali pertama digelar di Rohul, cukup meriah, dari kabupaten yang telah melaksanakan.
Sebab itu dia mengucapkan terimakasihnya kepada Datuk Setia Amanah dan Wabup Ir H Hafith Syukri MM bergelar Datuk Timbalan Setia Amanah Malin Nogori.Karena sangat mendukung kegiatan ini.
Menurut Syahril, Muskerda LAMR se-Riau digelar setahun sekali dan dilakukan secara bergilir di 12 kabupaten dan kota.
Maksud dan tujuannya sendiri adalah untuk mendengar aspirasi program terkait masalah Melayu, dalam menguatkan peranan fungsi adat.
Sementara itu, Ketua LAMR Rokan Hulu H Tengku Rafli Armien SSos bergelar Tengku Datuk Panduko Majolelo mengatakan, pelaksanaan Muskerda LAM se-Riau, anggarannya ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Rohul.
Menurutnya, Muskerda LAM se-Riau tahun ini, tidak ada unsur politis. Maju atau tidaknya Datuk Setia Amanah Malin Botuah sebagai calon Gubernur Riau tahun 2013 mendatang, tidak ada kaitannya dengan penyelanggaran Muskerda LAM se-Riau di Rokan Hulu.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Harian LAM Riau Al Azhar, mengaku haru pelaksanaan Muskerda LAMR di Rohul sangat meriah. Dia juga mengaku bangga dan merasa terpuji berbalut rasa haru atas penyambutan yang telah dipersiapkan Pemkab Rohul.
Menurutnya, persoalan yang sedang mendera generasi muda sekarang ini adalah terkait masih tingginya peredaran Narkoba, kenakalan remaja, dan terjadinya degradasi moral yang menjadi tanggung jawab LAMR.
Pada Muskerda tahun ini, masalah tersebut akan dibahas serius sebagai upaya menyelamatkan generasi muda Riau, dalam mendukung pencapaian visi Riau 2020 mendatang, khususnya dalam bidang kebudayaan Melayu.
Sementara Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau H Tenas Effendi, berjanji ke depan LAMR juga akan menerapkan wajib berbahasa Melayu satu hari, di 12 kabupaten dan kota di Riau.
Hal ini diharapkan agar budaya Melayu tetap menjadi identitas Provinsi Riau, sehingga dapat terus terjaga dan terpelihara.
‘’Rokan Hulu sudah menerapkan penggunaan bahasa Melayu dalam sehari, termasuk pakain aparatur. Ini salah satu bukti komitmen Pemkab Rohul dalam menghidupkan roh Melayu di Negeri Seribu Suluk. Kebijakan Ini, kami harapkan dapat diterapkan di kabupaten/kota di Riau,’’ tuturnya kepada wartawan, Rabu (13/6).(mng)