Laporan Juprison, Teluk Kuantan redaksi@riaupos.co
Desa Siberakun, Kecamatan Benai memiliki sumur arthesis yang dilengkapi dengan jaringan pipa untuk menyalurkan air ke rumah-rumah warga.
Ini adalah desa yang pertama di Kabupaten Kuantan Singingi memiliki sumur arthesis.
Warga yang selama ini mendapatkan air dari Sungai Kuantan, sekarang sudah bisa memanfaatkan air dari sumur arthesis ini. Jumat ( 13/4), warga desa setempat bersama Kepala Dinas dan staf Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR), aparat desa, pemuka masyarakat, dan pelaksana program Pamsimas, melaksanakan gotong royong pembuatan jaringan pipa.
Ratusan warga terlihat berbaur melaksanakan gotong royong mencangkul tanah yang akan menjadi tempat jaringan instalasi pipa dan menimbunnya kembali agar terhindari dari kerusakan kenderaan dan hewan ternak.
Kepala Dinas CKTR Fahrudin ST, di sela kegiatan tersebut mengatakan, program Pamsimas merupakan program penyediaan air minum berbasis masyarakat. Artinya, selain pemerintah, juga atas dukungan dari masyarakat.
Untuk Desa Siberakun, pembangunan sumur artheis ini kedalamannya ke dalam tanah lebih kurang 120 meter.
Dimana diakuinya, pembangunan sumur program Pamsimas ini merupakan yang pertama, karena air yang didapat dalam tanah kemudian keluar secara terus-menerus, sehingga tidak memerlukan alat bantu seperti mesin untuk menarik air.
Karena itu, jelas Fakhruddin, dibangun saluran pembuang air yang keluar secara terus-menerus dari sumur yang berjarak lebih kurang 100 meter dari Sungai Kuantan ini.
Untuk menyalurkan air ke rumah-rumah warga dari sumur ini,akan dibangun jaringan pipa. Dimana, pembangunan jaringan pipa dilakukan atas swadaya masyarakat dengan melaksanakan gotong royong, termasuk juga ke masjid desa.
“Tadi ada keluhan, untuk pipa saluran yang akan ditanam waga kesulitan mendanainya, maka hal ini akan kita coba usulkan dalam APBD,” ujar Fahruddin.
Dengan selesainya sumur arthesis ini, ia berharap, warga dapat memanfaatkan sumur ini sebaik-baiknya, baik untuk cuci, mandi, kakus dan keperluan memasak.
Karena air sumur juga sangat bersih, namun demikian air ini tetap akan diteliti di labor di Pekanbaru, hasilnya kemudian akan diserahkan ke warga.
“Kalau air sudah mengalir ke semua rumah warga, bangun WC, kamar mandi, sehingga untuk MCK dapat dilakukan di rumah tanpa harus ke sungai dalam rangka menciptakan lingkungan yang sehat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu Fahruddin juga meminta warga untuk berembuk memikirkan operasional sumur arthesis ini ke depan. Salah satu pengalaman dapat dipetik dari Pamsimas di Teratak, di desa ini warga dipungut sumbangan Rp1.000 per hari.
“Rasanya itu tidak terlalu berat, karena air sudah mengalir ke rumah tanpa warga harus menimbah dari sumur dan mengambil dari Sungai Kuantan,”ujarnya.
Sementara itu, seorang ibu setempat mengaku terbantu dengan kehadiran sumur arthesis ini dan ditambah dengan pembangunan jaringan ke rumah warga.
“Kalau malam, jika kita perlu air hanya tinggal menghidupkan kran, air mengalir. Tak perlu lagi mandi dan ambil air minum ke Sungai Kuantan,” ujar ibu tua itu.
Sementara itu, Kades Siberakun Kasmi mengatakan, saat ini sudah ada 21 buah rumah yang bisa menikmati sumur arthesis ini. Ke depan lebih kurang 160 rumah warga lainnya bakal menikmati hal serupa.
Karena itu pemerintah desa setempat saat ini menggelorakan semangat gotong royong kepada warga untuk membangun jaringan pipa, agar air dapat dialirkan dari sumur arthesis ke rumah-rumah warga.
Pantauan Riau Pos, warga sangat antusias dan merasa beryukur desanya teraliri air bersih yang bisa digunakan setiap saat.(ade)