Empat Desa di Pelalawan Banjir

Riau | Selasa, 13 November 2018 - 17:15 WIB

Empat Desa di Pelalawan Banjir
RENDAM JALAN: Genangan air akibat banjir mulai merendam akses Jalan Pemda di Kecamatan Langgam yang menyebabkan aktivitas warga setempat menjadi terkendala, Senin (12/11/2018). (M amin amran/riau pos)

PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO)-Pembukaan waduk PLTA Kampar akibat berdampak pada meluapnya debit air Sungai Kampar. Alhasil, empat desa yakni Desa Rantau Baru, Desa Tanjung Putus, Desa Kuala Terusan di Kecamatan Pangkalankerinci serta Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam mulai dilanda banjir. 

Meski banjir belum merendam rumah warga, namun air dengan ketinggian bervariasi yakni 0 hingga 50 centimeter, telah merendam badan jalan. Sehingga akses jalan darat yang telah digenangi air ini, hanya bisa ditempuh dengan menggunakan transportasi air yakni pompong. Tentunya, banjir yang melanda empat desa dampak dari dibukanya waduk PLTA Kampar ini, sangat mengganggu aktifitas masyarakat, meski sejauh ini aktivitas dunia pendidikan masih tetap berjalan. 

‘’Ya, dampak dibukanya pintu waduk PLTA Kampar beberapa waktu lalu telah menyebabkan debit air Sungai Kampar meluap. Dan akibatnya, empat desa di dua kecamatan di Pelalawan mulai direndam banjir. Meski tidak sampai merendam rumah warga, namun banjir ini telah memutus akses jalan darat bagi masyarakat di empat desa ini,” terang Kepala Badan Penanggunalangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Drs Hadi Penandio MSi kepada Riau Pos, Senin (12/11).
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Diungkapkan mantan Asisten Administrasi Bidang Pemerintahan Setdakab Pelalawan ini, bahwa berdasarkan laporan para Camat serta pemantauan langsung tim reaksi cepat (TRC) BPBD Pelalawan di lapangan, kondisi ketinggian air yang merendam badan jalan di empat desa ini bervariasi yakni 0 centimeter hingga 50 centimeter. Di mana kondisi ketinggain air yang paling parah berada di Desa Rantau Baru kecamatan Pangkalan Kerinci. Dimana banjir ini telah memutus akses transportasi darat di Desa tersebut dengan ketinggian air 50 centimeter. 

‘’Sedangkan Dusun Muara Sako kelurahan Langgam kecamatan Langgam, saat ini kondisi ketinggian air yang merendam badan jalan dan halaman pemukiman warga serta areal Sekolah Dasar (SD) 004 Muaro Sako yakni 30 centimeter. Namun demikian, kita dapat pastikan, sejauh ini empat desa tersebut, kita belum mendapatkan laporan adanya warga yang terdampak banjir,” ujarnya seraya menyebutkan banjir ini merupakan kiriman dari hulu salah satunya dampak pelimpahan air dari PLTA Kampar beberapa waktu lalu. 

Ditambahkan mantan Kepala Satpol PP Pelalawan ini, bahwa akibat meluapnya debit air Sungai kampar ini, maka akses jalan darat di empat desa ini telah putus total sehingga hanya dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi air seperti sampan atau pompong. Dan dengan kondisi meluapnya debit air sungai kampar ini, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan telah menetapkan status Kabupaten Pelalawan yakni Siaga Darurat Banjir. 

‘’Namun demikian, kita sangat optimis banjir ini akan segera surut. Pasalnya, kita telah mendapatkan informasi dari pihak pengelolaa PLTA Kampar yang telah menurunkan pelimpahan air dari 3x50 centimeter menjadi 3x30 sentimeter. Dan maka kita tentunya akan terus siaga memantau perkembangan debit air sungai Kampar serta meminta agar pihak kecamatan dibantaran sungai Kampar dapat terus memberikan laporan kepada kita, sehingga dapat cepat dilakukan penanggulangan banjir ini. Dan kita berharap agar intensitas hujan tidak kembali meninggi, sehingga tidak menyebabkan meningginya debit air yang tentunya sangat mengganggu aktivitas warga,” tutupnya.(izl)  

(Lapiran M AMIN AMRAN, Pangkalankerinci)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook