Laporan AGUSTIAR dan MARRIO KISAZ, Pekanbaru
Bencana asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) belakangan ini, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menetapkan Riau siaga darurat kabut asap.
Penetapan Riau siaga darurat disampaikan pada rapat koordinasi awal pelaksanaan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Riau, Ahad (12/8) di kantor BPBD, Jalan Sudirman (eks kantor Riau Air).
Dalam kesiapsiagaannya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Senin (13/8) pagi sekitar pukul 10.00 WIB melakukan TMC atau membuat hujan buatan dengan menggunakan satu unit pesawat Casa NC212-200. Pesawat itu kini sudah stand by di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.
‘’Ya, untuk menetapkan status siaga darurat ini, BPBD Riau berkoordinasi dengan BNPB, dan selanjutnya melakukan aksi. Kita akan menggunakan pesawat teknologi modifikasi cuaca yang besok siang (hari ini, red) akan menyemai perdana hujan buatan di Pekanbaru dan sekitar,” ujar Direktur Tanggap Darurat BNPB Tri Budiarto didampingi Kepala UPT BPPT Heru Widodo dan Kepala Pelaksana BPBD Riau, Syamsurizal MT, kepada Riau Pos dan sejumlah media lainnya.
Disebutkannya, BNPB datang ke Riau untuk membantu Pemprov Riau terkait dengan siaga bencana darurat asap.
‘’Perspektif siaga bencana ini perlu mulai dibiasakan agar kita datang tidak terlambat pada saat tanggap darurat. Kita akan berupaya jangan sampai pesawat delay, sekolah jangan diliburkan, Ispa jangan meningkat. Yang kita lakukan atas permintaan Provinsi Riau, dan pusat datang mem-back up,” tuturnya.
Rapat koordinasi ini sendiri melibatkan banyak instansi. Selain BNPB, BPPT, BPBD Riau, juga melibatkan Disbun Riau, Dishut Riau, BKSDA dan instansi terkait lainnya. Kepala Pelaksana BPBD Riau, Syamsurizal menyebutkan, bencana asap di Riau sudah di depan mata dan mendesak di tengah suasana Idul Fitri, serta menyongsong PON XVIII 2012 September.
‘’Mulai kini kita akan melakukan siaga darurat untuk antisipasinya,” katanya sembari menunjukkan surat keputusan Gubernur Riau.
Selanjutnya diharapkan Tri, untuk mengantisipasi bencana asap tersebut harus terjalin koordinasi dan komunikasi semua sektor. Khusus mengatasi bencana asap Riau, Tri Budiarto meminta BPBD Riau segera membentuk posko agar fungsi koordinasi, pelaksana dan komando dapat berjalan.
‘’Jika fungsi komando dilaksanakan, maka seluruh instansi harus membantu, saling bahu-membahu menyelesaikan persoalan secara bersama,” katanya sembari mengatakan untuk Pos Komando siaga asap sendiri berisi para ahli dan pengusaha yang punya kompetensi dan punya kemampuan mengatasi asap.
Dijelaskan Tri, setelah yang perdana ini selesai dilakukan lebih kurang selama satu jam setengah di udara, maka akan didrop lagi dua helikoter setelah Idul Fitri. Dan selanjutnya akan dimaksimalkan pemadaman dari darat.
Sementara itu Ka UPT HB BPPT Heru Widodo mengatakan, posko hujan buatan telah siap di Bandara SSK II. Satu pesawat yang akan digunakan nanti sudah berada di SSK II.
‘’Pada bulan September mendatang akan didatangkan lagi satu unit Casa 212, dan secara keseluruhan untuk mengantisipasi asap di Riau ada dua unit pesawat dan dua unit helokopter,’’ tambah Heru.
Untuk teknis operasi pemadaman api lewat hujan buatan, saat ini akan dilakukan penyemaian garam di atas awan agar terjadi hujan, dan pada titik tertentu akan dilakukan pelemparan air.
‘’Teknik ini sangat efektif meski memakan biaya besar, namun benefit yang dihasilkan rasionya sangat tinggi. Tentu ini merupakan kerja berat. Untuk itu koordinasi perlu dilakukan,’’ tuturnya.(muh)