JAKARTA (RP) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh menyebutkan sedikitnya 618.804 peserta mengikuti ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012.
Sayangnya, ujian yang digelar serentak di seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam satu sistem terpadu itu hanya bisa menampung sekitar 180 ribu orang.
‘’Jadi ujian SNMPTN ini merupakan persaingan yang luar biasa ketat. Ada sekitar 500 ribuan (setengah juta, red) orang yang belum bisa mendapatkan kesempatan diterima di PTN,’’ kata M Nuh saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) SNMPTN di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta, Selasa (12/6).
Ketatnya persaingan itu, kata Nuh, lantaran terbatasnya kursi untuk menampung para mahasiswa. Karena itu, Nuh berharap kepada para calon mahasiswa yang tidak bisa mendapatkan kesempatan masuk PTN, tidak perlu putus asa.
‘’Bisa ditampung oleh PTS-PTS yang ada di seluruh penjuru tanah air. Kualitas pendidikannya juga tidak kalah, bahkan sudah sangat baik,’’ tambah Nuh.
Sementara itu, tahun ini panitia lokal (Panlok) Jakarta menerima 17 peserta yang berkebutuhan khusus ikut dalam ujian ini. Mereka yang berkebutuhan khusus adalah yang tunanetra 7 orang, tunarungu 5 orang, tunadaksa 4 orang dan 1 orang mengalami patah tulang.
‘’Ini memang harus kita perkuat. Tidak boleh ada diskriminasi. Mereka juga harus kita fasilitasi dan beri dukungan, mulai dari sarana, pembiayaan dan beasiswa,’’ imbuhnya.
Mantan Rektor ITS ini menambahkan, anak didik yang masuk dalam kategori Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) harus diperkuat, sehingga jangan sampai jenjang pendidikan mereka hanya sampai di sekolah menengah atas (SMA). Akan tetapi, pemerintah harus bisa menjamin mereka dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
‘’Di dalam RUU Pendidikan Tinggi (PT) yang akan datang, PT harus bisa memberikan fasilitas dan pelayanan bagi para calon mahasiswa pendidikan khusus dan layanan khusus. Sehingga, tidak ada orang yang dikucilkan. Semuanya harus diberikan pada layanan yang sama,’’ paparnya.
Salat Tahajud dan Puasa
Di Pekanbaru, ribuan calon mahasiswa juga mengikuti ujian SNMPTN kemarin. Sejak pukul 06.30 WIB, Jalan HR Soebrantas sudah disesaki puluhan ribu calon mahasiswa yang akan mengikuti ujian di Kampus Universitas Riau (Unri) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska), Panam, Pekanbaru, Rabu (12/6).
Kondisi ini sempat membuat macet beberapa ruas jalan terutama di pintu-pintu masuk ke kampus Unri dan UIN. Dengan pakaian putih-hitam, mereka bergegas menuju ruangan-ruangan yang telah ditentukan. Tes ini dilangsungkan dua hari yang akan berakhir hari ini, Rabu (13/6).
Pantauan Riau Pos wajah-wajah mereka terlihat beragam, ada yang optimis dengan menebar senyum ketika masuk ke ruang ujian. Ada juga yang berwajah cemas. Tiba saat dilaksanaan ujian tertulis, soal sudah tersedia, pengawas sudah memberikan aba-aba. Ujian sesungguhnya dimulai. Suasana hening terpecahkan dengan bunyi-bunyi kertas soal dibuka satu per satu.
Terlihat, para calon mahasiswa mulai menyibak-nyibakkan kertas soal. Sesekali mereka tampak mengeryitkan dahi. Ada juga yang sangat tenang diam mengisi soal jawaban, namun tidak sedikit yang terlihat gusar dengan menoleh ke kiri ke kanan. Peserta ujian ini diberi waktu 90 menit untuk menyelesaikan soal.
‘’Susah juga ya soal yang diberikan. Apalagi soal nomor 29 tadi. Bingung aku,’’ ungkap salah seorang peserta ujian yang berbicang dengan teman-temannya.
Perguruan tinggi negeri memang masih dominan menjadi pilihan. Hal itu seperti yang diungkapkan Rizki, alumni SMK Taruna Satria Panam. Ia sangat berharap bisa lulus di salah satu jurusan yang dipilih.
‘’Saya berharap dan harus lulus minimalnya di jurusan manajemen,’’ sebut anak asal Air Molek ini kepada Riau Pos di bawah pohon rindang dekat ruang tes ujian.
Ia peserta ujian kelompok IPC dengan tiga jurusan yang ia ambil sekaligus, di antaranya agribisnis, agronomi dan manajemen. Jika kelompok ujian IPA atau IPS hanya bisa ambil dua jurusan saja.
Menurut pengakuan Rizki, sebenarnya ia masuk dalam siswa undangan melalui jalur PBUD. Tetapi sayang sebelum mengikuti tes PBUD, pihak Unri mem-black list sekolahnya gara-gara satu siswa yang tak mengambil jatah PBUD tahun sebelumnya.
‘’Memang sangat sayang sekali. Itu makanya jika saya tak lulus SNMPTN tahun ini, saya akan terus mengikuti setiap tahun. Jika sampai dua kali atau tiga tak lulus juga, ya lebih baik usaha dengan keterampilan yang sudah saya dapatkan dari sekolah,’’ ungkap anak pertama dari empat bersaudara ini. Kemarin, tes ujian dilaksanakan dua kali. Pertama tes akademik dan pukul 09.00 WIB tes bidang studi dasar. Sedangkan hari berikutnya atau hari terakhir tes SNMPTN yakni tes bidang IPA dan IPS.
Terungkap pengakuan yang cukup menarik dari beberapa peserta SNMPTN yang terkesan ngotot ingin masuk perguruan tinggi negeri. Mereka ada yang Salat Hajat sejak hampir sekitar sepekan ini dan berharap bisa lulus ada yang salah seorang peserta malah berpuasa selama tiga.
Padahal di Pekanbaru sendiri masih banyak perguruan swasta yang kualitasnya juga sangat bermutu dan tak kalah dengan perguruan tinggi negeri.
Hal itu seperti yang diungkapkan Dina, ia sangat berharap lulus. Alasannya masuk perguruan negeri selain kualitas juga biaya pendidikannya lebih murah dibanding penguruan tinggi swasta. Dina sudah tak tidur sepekan ini karena melaksanakan Salat Hajat berdoa agar dapat lulus.
‘’Kita manusia kan hanya bisa berusaha dan berdoa. Sedangkan hasilnya tentu hanya Allah yang menentukannya,’’ ungkapnya.
Tetapi Dina yang alumni dari SMA swasta di Pekanbaru itu, jika tak lulus SNMPTN, maka dirinya akan mendaftar di universitas swasta lainya. ‘’Tak lulus ya terpaksa daftar swastalah,’’ sebutnya singkat.
Sambil tersenyum Dina membocorkan rahasia teman satu perjuangannya yang ikut tes ujian SNMPTN. ‘’Kalau Dadang (teman Dina, red) itu berpuasa agar dapat lulus,’’ ungkap Dina, mereka sambil tersenyum-senyum.
‘’Katanya kan selain berusaha, berdoa. Kan bisa juga dengan berpuasa. Ya kalau tak lulus nasiblah, masa depan kan tak hanya di perguruan tinggi negeri saja,’’ tutur Dadang.
Menurut kebanyakan peserta ujian, jadwal yang hanya diberikan satu jam dengan sebanyak 90 soal tak bisa menjawab soal seluruhnya.
‘’Kalau saya hanya 30 soal yang terisi, takut juga isi cepat-cepat, kan kalau salah misa dikurangi satu nilainya,’’ sebut Rizki lagi. Di lain ruangan seperti tes di ruang Fakultas Ekonomi misalnya. Ada beberapa peserta yang sedikit terlambat tetapi setelah melapor ke pengawas diperbolehkan masuk mengikuti ujian.
Sementara hasil tes SNMPTN sendiri baru akan diumumkan pada 7 Juli 2012 mendatang. ‘’Untuk kuota Unri sebanyak 1982. Jumlah pendaftar mencapai 20.444 dan hasil kelulusan 7 Juli 2012, yang pastinya di umumkan di website www.snmptn.ac.id. Kemungkinan juga akan diumumkan dim edia lokal,’’ terang Plt Kasubbag Hukum dan Tatalaksana Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK), Rioni Imron SSos kepada Riau Pos.
SPP Tak Boleh Naik
Di tempat terpisah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh mengingatkan, sejumlah rektor PTN untuk tak menaikkan SPP kuliah tahun ajaran baru nanti. Diakuinya, selama ini kampus sering beralasan mereka kekurangan biaya operasional, sehingga harus menaikkan SPP.
‘’Menutup beban biaya operasional dengan menaikkan SPP mahasiswa itu memang cara yang sangat mudah. Tapi kami berharap bukan cara ini yang dipilih,’’ tutur menteri asal Surabaya itu. Nuh menjelaskan, kampus-kampus tidak perlu khawatir terhadap kebutuhan biaya operasional mereka.
Dia mengusulkan supaya kampus lebih rajin menjalin kerja sama dengan Pemda atau dunia industri. Kerja sama bisa berwujud pelatihan, penelitian, atau sejenisnya. ‘’Jadi jika tahun ini hasil kerja sama dengan pihak lain bisa bernilai Rp5 miliar, tahun ini depan harus meningkat jadi Rp10 miliar,’’ tegas Nuh.
Sementara itu pemerintah dalam hal ini Kemendikbud tidak akan meninggalkan begitu saja jerih payak kampus yang berhasil menggesa nilai kerja sama dengan pihak lain itu. (esy/jpnn/ilo)