Laporan EKA GUSMADI PUTRA, Pekanbaru ekagusmadi@riaupos.co
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana memperkenalkan (launching) Kurikulum 2013 pekan depan di 295 kabupaten/kota se-Indonesia. Di Riau, penerapannya awal akan dilakukan di lima kabupaten/kota.
Lima daerah itu adalah Pekanbaru, Pelalawan, Kampar, Dumai dan Kuansing. Sekolah yang akan dijadikan contoh adalah bekas Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (Eks RSBI) dan memiliki akreditasi A.
‘’Riau ada lima kabupaten, yang terdekat aksesnya dengan Pekanbaru (Ibukota Provinsi Riau, red). Kami akan melihat sekolah yang benar-benar siap. Insya Allah sudah bisa dilaksanakan tahun ini,” ujar Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) RI Prof Dr Musliar Kasim saat sosialisasi kurikulum baru di Hotel Premier Pekanbaru, Sabtu (11/5) lalu.
Dalam acara yang dihadiri oleh ratusan peserta dari Dinas Pendidikan (Disdik) dan kepala sekolah serta guru mata pelajaran se kabupaten/kota di Riau itu, Musliar menjelaskan sekolah yang akan menjadi contoh nantinya haruslah memiliki akreditasi A dan eks RSBI serta memiliki ketersediaan guru yang memadai.
Bagaimana dengan sekolah akreditasi B? Menurutnya kalau kuota dalam satu kabupaten atau mencakup provinsi tidak mencukupi maka bisa saja sekolah memadai dari akreditasi B dijadikan contoh.
“Tapi harus mendekati akreditasinya. Misalnya dari B sudah akan menuju A,” lanjut mantan Rektor Universitas Andalas (Unand) Padang ini.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Riau HM Wardan menambahkan, penerapan kurikulum 2013 ini belumlah serta merta dapat diterapkan. Karena bagaimanapun semua persiapan harus dilakukan dan pihaknya hanya menunggu arahan dari pusat.
“Semuanya wewenang pusat, kalau memungkinkan tahun ini, akan kami coba. Tapi juga berhubungan dengan SDM guru dan anggaran,” sebutnya menjawab Riau Pos usai kegiatan.
Karena masih baru, Wardan sendiri mengaku belum mengetahui apakah bisa diterapkan tahun ini atau tidak. Karena dalam APBD Perubahan 2013 juga belum dimasukkan rencana anggarannya.
“Kurikulum baru ini tidak akan dilaksanakan kalau gurunya tidak memahami secara keseluruhan. Jadi gurunya akan diberikan pelatihan dulu,” katanya.(yls)