DUMAI (RP) - Saat ini ada kecenderungan meningkatnya jumlah anak yang mengalami autistik. Di mana diperkirakan 1 dari 150 kelahiran bayi mengalami autistik.
Sebagai kota industri dan minyak yang banyak menyimpan logam berat, Dumai sangat berpotensi memicu perkembangan gejala autis pada anak.
Menurut dr Tri Gunadi, ahli penanganan anak autis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dumai yang dikenal dengan kota pengolah minyak dan asap bersumber dari kebakaran hutan berpotensi sangat besar untuk pertumbuhan gejala autis.
‘’Ada beberapa faktor penyebab gejala autis ini menjangkit pada anak-anak, seperti faktor infeksi oleh virus, faktor makanan dan faktor lingkungan. Namun faktor infeksi oleh virus jarang ditemui, yang lebih sering itu disebabkan oleh faktor makanan dan faktor lingkungan sekitar,” jelas Gunadi di sela evaluasi dan assessment anak-anak berkebutuhan khusus di SLB Harapan Bunda, Jumat (10/5).
Menurut kajian ilmiah, sebutnya, kedua faktor baik makanan maupun lingkungan hampir sejalan karena penyebab utama gejala autis kedua faktor ini adalah logam berat, seperti cadmium, mercuri dan timbal.
“Logam-logam berat tersebut dapat berasal dari asap rokok, asap kebakaran hutan dan asap pabrik sangat banyak di Dumai,” sebutnya.
Begitu juga dengan makanan yang berasal dari laut, seperti ikan. Dikatakannya, menurut kajian pakar kelautan, sebagian besar laut Indonesia sudah tercemar oleh logam berat mercury yang dikenal dengan raksa.(afr)