Disuruh Pulang, 18 Pelajar Mengadu ke Disdik

Riau | Jumat, 13 April 2012 - 08:07 WIB

PANGKALANKERINCI (RP) - Sebanyak 20 pelajar SMPN 3 Kerumutan, Pelalawan ini. Hanya karena belum membayar uang Sumbangan Pembangunan Sekolah (SPP) sebesar Rp35 ribu, Kamis pagi (12/4), mereka diusir dari kelasnya masing-masing.

Dengan perasaan malu setelah nama mereka diumumkan di depan kelas, para pelajar yang kebanyakan dari keluarga miskin itu pun keluar. Namun pilihan itu mereka ambil dengan sangat terpaksa.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Di tengah kuatnya keinginan menimba ilmu dan meraih prestasi, para siswa berembug sesama mereka.

Lahir kesepakatan untuk mengadukan permasalahan mereka kepada pemerintah.

Tanpa pikir panjang, kesepakatan pun dijalankan. Dengan sebuah truk  sumbangan warga, sebanyak 18 orang dari mereka berangkat ke Pangkalankerinci menemui pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan.

‘’Kami anak susah pak, orang tua tidak punya uang untuk bayar SPP itu. Mohon bapak mengurus masalah ini, macam mana caranya asal kami bisa masuk sekolah lagi,’’ tutur Rio perwakilan pelajar di ruang kerja Sekretaris Disdik Pelalawan Abubakar SPd. Rio merupakan satu dari tiga perwakilan siswa yang diperkenankan bertemu beberapa orang pejabat Disdik. Rio meminta Disdik mendesak pihak sekolah menghapus pungutan SPP secara permanen.  

Setelah mendengarkan keluhan mereka, Abubakar langsung menyanggupi akan memberikan perlindungan penuh.

‘’Saya dapat memahami perasaan kalian, yang jelas aspirasi kalian telah kami tampung. Sekarang begini saja, besok kalian masuk seperti biasa. Besok juga saya panggil kepala sekolah dan komite sekolah. Kami mau dengar apa masalahnya sempai harus mengeluarkan siswa,’’ tegas Abubakar didampingi beberapa pejabat Disdik.

Meski berlangsung hanya 15 menit, pertemuan itu cukup memuaskan para siswa. Beberapa siswa yang ditemui Riau Pos mengaku sedikit gembira karena sudah ada jaminan kalau mereka sudah diperbolehkan belajar lagi seperti biasa.

Meski demikian beberapa diantara mereka masih merasa ragu, apakah pihak sekolah mau menerima mereka. ‘’Takutnya kami ditandai, bang,’’ ujar seorang siswa.

Dalam pekan ini pihak sekolah dua kali mengeluarkan siswa. Pada Selasa (10/4), sekitar 30 orang. Ketika itu, para siswa berjanji akan melunasi SPP pada Kamis (12/4). Pengusiran kedua Kamis bertepatan dengan waktu yang dijanjikan.

Sementara itu pihak sekolah tidak bersedia memberikan penjelasan kepada wartawan. Sejumlah nomor ponsel guru dan kepala sekolah tidak merespon ketika dihubungi.

Seorang guru sempat mengangkat panggilan Riau Pos, menolak berkomentar dengan alasan sedang rapat. ‘’Saya sedang rapat pak. Tanya kepala sekolah lah,’’ jawab seorang guru pria.(bun)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook