BENGKALIS (RIAUPOS.CO)-Musibah kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Bengkalis, hingga saat ini masih terjadi. Bupati Bengkalis Amril Mukmnin mengintruksikan camat dan jajarannya, serta petugas pemadam agar tetap siaga dan terus memantau situasi di lapangan.
"Setiap saat kita akan pantau. Kita akan menelpon camat dan kepala desa (Kades). Menanyakan situasi dan perkembangan kebakaran lahan di wilayahnya. Camat tidak boleh lengah, tetap berkoordinasi dengan petugas di lapangan," ungkap Amril Mukminin, Minggu (13/3).
Amril mengingatkan seluruh camat dan Kades, untuk tidak sekedar menerima laporan dari lapangan, tapi bila perlu harus turun ke lapangan. Apalagi saat ini, jajaran Kapolsek dan Danramil, turun langsung ikut padamkan api.
"Camat harus turun ke lapangan, ikut padamkan kebakaran. Kemudian menginventaris kendala-kendala di lapangan," ungkap mantan anggota DPRD Bengkalis ini.
Seperti diketahui, sejauh ini petugas di lapangan, terdiri petugas pemadam kabakaran, masyarakat peduli api, personil Polri dan TNI tengah bekerja keras memadamkan api di sejumlah lahan milik warga maupun lahan tak produktif. Sebagai contoh, titik kebakaran lahan yang terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Bengkalis dan Bantan.
Karena sebagian lahan yang terbakar berada di kawasan gambut, menyebabkan petugas di lapangan mengalami kesulitan. Ditambah lagi dengan tidak tersedianya pasokan air di lokasi kejadian.
Akibatnya, petugas terpaksa harus menunggu pasokan air dari mobil pemadam kebakaran. Selain itu letak lokasi kebakaran jauh dari jalan, maka pendistribusian air ke lokasi juga menjadi salah satu kendala.
Terlepas dari kendala yang di hadapi di lapangan, Amril minta agar petugas tetap tegar dan siaga. Libatkan seluruh elemen mulai dari Kades, kepala dusun, RW dan RT serta masyarakat. Semua mesti bersinergi dan bergotong royong untuk padamkan api.
"Ajak masyarakat terutama pemilik lahan yang lahannya terbakar untuk ikut padamkan api," ujar Amril yang hari ini dijadwalkan bertolak ke Jakarta untuk mengikuti rapat koordinasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Lebih lanjut suami Kasmarni ini menekankan, agar petugas di lapangan selalu memegang semboyan ‘Pantang Pulang Sebelum Padam’. Termasuk bila mesti bermalam di lokasi kebakaran.
Karena, imbuhnya, sifat gambut yang terbakar, biasanya di permukaan padam, namun di dalam api masih membara. Makanya, petugas jangan terpedaya dengan kondisi ‘luarnya’ saja.
"Pastikan dulu api benar-benar padam, baru buat keputusan untuk pulang. Kalau belum padam jangan pulang. Ini sudah menjadi semboyan pemadam kebakaran," pintanya.
Atas dedikasi dan kerja keras di lapangan, Amril memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada petugas di lapangan, baik itu petugas dari pemadam kebakaran, MPA, Polri/TNI, maupun masyarakat.
Kemudian, dia juga minta kepada aparat penegak hukum untuk tidak segan-segan menindaktegas pelaku kebakaran lahan dan hutan. Kemudian bagi masyarakat jangan sekali-kali memerun, terlebih membersihkan lahan dengan cara membakar. Pemilik lahan diminta untuk menjaga lahannya agar tidak tersentuh si jago merah.(MXH)