ERRY SUNARLI, PUTRA RIAU YANG MASUK 10 BESAR INDONESIA FUTURE BUSINESS LEADER

Bakti pada Orangtua, Kunci Utama Sukses

Riau | Selasa, 13 Maret 2012 - 08:52 WIB

Laporan PURNIMASARI, Pekanbaru purnimasari@riaupos.co

Anak jati Tembilahan, Inderagiri Hilir ini kini menjabat Executive Assistant to Chairman/CEO KMK Group-Business Divison, perusahaan manufaktur alas kaki multinasional yang salah satu unit bisnisnya adalah memproduksi merek premium global seperti Nike dan Converse.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Desember 2011, dia terpilih sebagai salah seorang di antara 10 Pemimpin Bisnis Top Masa Depan Indonesia 2011 oleh majalah SWA.

Mereka adalah hasil pilihan para CEO papan atas Indonesia yang ingin mencetak sebanyak-banyaknya pemimpin bisnis Tanah Air masa depan.

Tentu bukan sembarang orang bisa masuk 10 besar Indonesia Future Business Leader. Mereka adalah hasil saringan dari 100-an pemimpin muda lainnya yang ditaja SWA. Jurinya pun tak tanggung-tanggung.

Ada mantan CEO Garuda Indonesia Abdul Gani, mantan Menteri BUMN Tanri Abeng, Direktur Eksekutif IPMI Budi W Soetjipto, Chairman Principia Learning Lab Henk T Sengkey, Presdir PT TRACC Astra Pongky Pamungkas, Dirut One Star Production Amir Abdul Rachman dan Kemal E Gani dari SWA.

Menyaksikan perkembangan pemimpin muda masa depan, Abdul Gani mengaku optimis, karena ini cermin bagus perkembangan dunia usaha. ‘’Kita punya kandidat yang punya kapasitas untuk menghadapi pasar global,’’ katanya.

Para calon pemimpin masa depan ini disiapkan  menghadapi segala kondisi ke depan yang serba lebih kompleks lagi. Menghadapi lingkungan bisnis yang berubah sangat cepat, dengan arah yang kian sulit ditebak, serta dengan berbagai tantangan yang mengejutkan.

Mereka bukan lahir begitu saja. Tapi hasil tempaan secara serius oleh para CEO terbaik di sejumlah perusahaan besar di Indonesia.

Di antaranya Iqbal Latanro, Dirut BTN, CEO peringkat 1 Indonesia dan Buntoro Muljono, CEO peringkat 3 Indonesia. Mereka yang potensi kemudian diberdayakan, diberi peluang berkembang, serta dilapangkan jalan sebagai pemimpin berikutnya.

Di KMK Group, Erry adalah satu-satunya orang Indonesia yang menempati posisi tertinggi di perusahaan asing ini. Di situ, hanya ada empat orang dengan posisi executive director.

Satu dari Korea, satu dari Taiwan, satu dari Cina dan Erry dari Indonesia. Apa yang membuat pria kelahiran 24 April 1967 ini bisa mencapai kedudukan puncak di perusahaan asing dan memperoleh prestasi yang prestisius?

‘’Memiliki tujuan dalam hidup agar kita tahu ke mana arah kita dan kita ingin menjadi seperti apa,’’ ujarnya pada Riau Pos.

Hampir 20 tahun, alumni SMPP 49 Pekanbaru (kini SMU 8) ini tunak bekerja di KMK Group. Dia mengawali karirnya selepas lulus dari Jurusan Internasional FISIP Universitas Gajah Mada tahun 1992 sebagai Marketing/Costing Staff. Selanjutnya dia ditempa dalam berbagai posisi seperti Junior Manager of Costing, Manager of Supply Planning, Costing, Senior Manager of Marketing, Supply Planning, Costing, Deputy Director of Marketing/Export, Costing, Director of Business Unit (Marketing/Export, HR) dan Executive Director of Business Unit (Marketing, HR, QA).

Kinerjanya pun berdelau. Erry membawa KMK menjadi The Best Company in Managing Female Workers Award yang mendapat penghargaan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan serta Presiden SBY.

Penghargaan Perusahaan Terbaik dalam Mempromosikan Kesehatan Karyawan dari Menteri Kesehatan. Green Factory Award dari Gubernur Banten serta beberapa penghargaan dari Nike seperti Best Compliance and Corporate and Social Responsibility (CSR) Manufacturing Company dan penghargaan Inovasi Nike Excellence.

Apa kunci Erry menghadapi persaingan bisnis yang kian keras?    ‘’Sustainable growth, sehingga pertumbuhan diharapkan akan konsisten dan berkelanjutan dari masa ke masa. Selain itu mengubah proses produksi dan manufaktur yang konvensional menjadi lebih inovatif dan efisien,’’ ujarnya.

Banyak hal yang harus diperhatikan dalam rancangan sustainable growth. Di antaranya menciptakan kerangka strategis yang terdiri dari proses dan perangkat, kreasi dan inovasi produk serta menerapkan proses manufaktur, infrastruktur dan standar operasi yang baku dan nantinya akan memberi keuntungan secara optimal dan berkelanjutan.

KMK Group adalah perusahaan multi nasional milik Korea dan Taiwan yang bergerak di bidang manufaktur,brand dan recycle centre. Dengan 17.500 pekerja (72 di antaranya ekspatriat dari Korea, Jepang, Taiwan dan Cina) mereka berhasil membukukan penjualan tahunan sebesar 250.000.000 dolar AS yang diekspor ke AS, Eropa, Jepang, Amerika Latin dan lain-lain.

Berkolaborasi dengan pelanggan dan produsen alas kaki lainnya, pada 2003, KMK mendirikan PT RCI (Recycle Centre Indonesia), pusat daur ulang pertama bagi produsen alas kaki di Indonesia.

Bagi Erry, bekerja di KMK yang memiliki tim manajemen yang unik karena merupakan kombinasi Indonesia dan ekspatriat dari Korea, Taiwan, Cina dan Jepang justru memberi nilai tambah baginya dan perusahaan.

Erry lahir dari keluarga biasa-biasa saja. Ayahnya, HM Nazir Latif, seorang karyawan swasta. Sementara ibunya, Hj Hartinah, seorang ibu rumahtangga. Kedua orangtuanya sama-sama berasal dari keluarga petani kelapa di Igal Mandah dan Tanjunglajau, daerah pesisir di hilir Sungai Indragiri.

Apa kunci sukses Erry? ‘’Hidup adalah sebuah perjalanan. Kadang senang, kadang susah. Situasi apapun yang dihadapi, kita harus menikmatinya. Namun kita harus belajar dan terus belajar. Ibaratnya seperti ini, every day that you aren’t getting stronger and better, you are getting weaker or worse. Kita itu setiap hari jika tidak bertambah kuat dan lebih baik, kita semakin lemah dan ketinggalan,’’ beber pria yang telah banyak mengikuti berbagai pelatihan di luar negeri seperti Australia, AS, Belanda, Prancis, Belgia, Korea, Jepang, Thailand, Vietnam dan Cina ini.

Selain itu, lanjut Erry, tetap rendah hati dan hormat dengan siapapun.

‘’Yang utama sekali, berbaktilah pada kedua orangtua. Buatlah mereka merasa senang. Orangtua adalah sumber keberkahan hidup kita. Salah satu hadits mengatakan, pahala berbuat baik pada orangtua adalah 100 ribu kali, pada keluarga 1.000 kali, pada orang yang kita kenal 100 kali, pada orang yang tidak kita kenal 10 kali,’’ ungkap suami Dyah Nurhayati Wongsosaputro ini.

Erry juga punya kiat untuk melapangkan jalan menuju sukses. Pertama, selalu bersyukur dan berterima kasih. Alhamdulillah, saya selalu bersyukur. Ketika kita merasa berterima kasih, kita menjadi sangat baik, dan akhirnya menarik hal-hal yang sangat baik.

Kedua, disiplin. Hanya dengan disiplin kita bisa mencapai tujuan dengan efektif dan kemudian tekun. Artinya untuk mencapai tujuan, kita harus bersungguh-sungguh,’’ kata pengemar golf dengan HC 12 ini.

Yang juga jangan dilupakan menurut Erry adalah membuat tujuan. Misalnya, buat 10 tujuan yang ingin kita capai tiap tahun. Lalu periksa tiap akhir tahun tujuan itu. Mungkin di antara 10, ada 5 yang tercapai.

Sisanya bisa jadi tujuan untuk tahun berikutnya. Jika tujuan tak tercapai, tak ada yang marah dan kita tak perlu merasa malu. Karena tujuan yang kita buat adalah untuk kita sendiri dan tentu beda dengan orang lain.

Memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan Amerika dan Jepang membuat Erry sering melakukan perjalanan bisnis ke Amerika, Jepang atau Cina. Bahkan tak jarang dia pula yang menjadi pimpinan delegasi, memimpin rombongan dari beberapa perusahaan di Asia untuk suatu pertemuan di Eropa.

‘’Namun, di antara seluruh perjalanan keluar negeri, haji adalah perjalanan terindah dan paling mengesankan,’’ ungkap alumni SD Negeri 4, Tembilahan dan SMP Negeri 2 Tembilahan ini.

Apa pesan Erry untuk generasi muda?

‘’Kita bisa menjadi apapun yang kita mau. Asal kita terus berusaha dan fokus. Keberhasilan adalah proses. Jadi, kita harus nikmati prosesnya. Hasil sekarang adalah buah dari apa yang kita lakukan pada masa sebelumnya atau masa lalu. Keadaan yang akan datang tergantung dari apa yang kita lakukan sekarang. Jadi, jika kita ingin tahu bagaimana keadaan kita di masa depan, lihat saja apa yang kita lakukan sekarang. Jangan lupa, kebesaran kita bukan terletak pada seberapa banyak yang kita miliki. Tapi dari seberapa banyak yang kita beri pada orang lain,’’ tuturnya.(ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook