Satu ABK Hilang di Perairan Rangsang Barat

Riau | Rabu, 13 Februari 2019 - 10:04 WIB

Satu ABK Hilang di Perairan Rangsang Barat
BERIKAN PENJELASAN: Nakhoda kapal motor GT 6 Bacok (bertopi) menjelaskan kronologis kapalnya dihantam gelombang tinggi yang menyebabkan satu rekannya hilang di perairan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Selasa (12/2/2019).

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Satu unit kapal motor (KM) dengan nomor lambung GT 6 dihantam gelombang tinggi di perairan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Senin (11/2) sekitar pukul 05.00 WIB. Satu anak buah kapal (ABK) dikabarkan hilang dan hingga saat ini masih dalam proses pencarian oleh tim Basarnas.

  Kepala Basarnas Pekanbaru Gede Darmada mengatakan, kapal GT 6 dihamtam gelombang tinggi di sekitar perairan Rangsang Barat, saat akan menuju ke Pulau Batu, Malaysia. Kapal tersebut saat itu membawa tiga orang, di mana dua diantaranyaberhasil menyelamatkan diri.  “Satu orang korban ABK ber nama Nerhak (50) belum ditemukan. Sementara itu, nakhoda kapal yang bernama Bacok (43) dan Kandar (40) selamat,” katanya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

   Dikatakan Gede, Basarnas Pekanbaru menerima informasi peristiwa tersebut pada Senin petang sekitar pukul 18.45 WIB. Basarnas Pekanbaru langsung memberangkatkan satu Tim Rescue Pos SAR Bengkalis untuk melakukan pencarian dengan menggunakan Kapal Negara (KN) 411, rubber boat, Peralatan Selam, Alat komunikasi, dan Medis.

  “Pada Senin pukul 07.00 WIB, Tim SAR gabungan bergerak untuk melakukan penyisiran di area kejadian. Unsur yang terlibat yaitu BPBD Kepulauan Meranti, Polair Bantar Mudik dan masyarakat setempat,” kata Gede.

  Sementara itu, kapten kapal, Bacok mengatakan, bahwa pagi itu kapalnya yang bermuatan kurang lebih 1.000 batang kayu baso, kayu untuk membuat arang dihantam gelombang tinggi. Karena panik, satu orang temannya atas nama Nehak melompat dari atas kapal.

  “Ketika ada gelombang tinggi, Nehak lompat. Padahal dia tidak bisa berenang.

Saat ada gelombang tinggi itu, kami sempat membuang muatan kapal dan menguras air yang masuk, sehingga kapal bisa kembali stabil,” jelasnya.

   Untuk diketahui, sebelum insiden hilangnya ABK ini, sebelumnya juga ada insiden tenggelamnya apal Kargo DBS 02 dengan muatan 700 ton semen PT Semen di perairan Kabupaten Bengkalis pada 26 Januari lalu. Saat kejadian, ada 10 penumpang di kapal tersebut terdiri dari sembilan kru dan satu orang saudara kru yang ikut berlayar. Hingga proses pencarian selama sepekan dan akhirnya dihentikan, satu korban masih belum ditemukan atas nama Dasril.(sol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook