DKN-Unri MoU Doktor Perdana Dikukuhkan

Riau | Kamis, 13 Februari 2014 - 09:03 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Universitas Riau (Unri) melaksanakan dua agenda penting Rabu (12/2).

Pukul 8.00 WIB pagi yang dimulai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia (DKN RI).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kedua belah pihak sepakat menjalin kerja sama pendidikan, penelitian dan pengabdian.

Penandatangan ini dilakukan Rektor Unri Prof Ashaluddin Jalil MS bersama Deputi Politik dan strategi DKN RI Drs Rusli Nasution SH MH MM di Rektorat lantai empat. Rusli usai penandatanganan mengungkapkan harapan masukan aspirasi dari akademisi di Unri untuk pertahanan dan keamaanan nasional.

‘’Melalui kerja sama ini, DKN ingin mendapatkan sebuah sari pati pemikiran dari ahli, tokoh masyarakat terutama di Riau. Sehingga DKN mampu menampung aspirasi dan memberikan masukan kepada presiden tentang ideologi, politik, dan

ekonomi termasuk  permasalahan di daerah, terkait kesejateraan rakyat yang akan memperkuat pertahanan dan keamanan Indonesia.

 Untuk itu, Mei nanti kami mengagendakan seminar bersama DKN dan Unri,’ kata Rusli Nasution yang juga seorang Inspektur Jendral ini.

Sementara itu Rektor Unri mengucapkan rasa terima kasihnya atas kerja sama yang dijalin. Unri, kata Rektor, akan selalu membuka diri apalagi berkenaan dengan kemajuan bangsa.

‘’Saya pandang ini hal yang sangat strategis, banyak gagasan dan pokok pikiran yang bisa lahir. Apalagi ini adalah tahun dengan intensistas suhu politik cukup tinggi. Melalui akademik dan edukasi semoga kita bisa memberikan pemikiran yang menyegarkan, semoga kerja sama ini berkelanjutan dan intens,’’ terang Ashaluddin Jalil.

Selanjut sekitar pukul 10.30 WIB, agenda penting lainnya dilaksanakan di lokasi yang sama. Kali ini adalah pengukiran sejarah akademis Unri dengan meluluskan doktor pertama.

Program doktoral bidang lingkungan Pasca Sarjana Unri mengukuhkan doktor pertamanya, Dr Sofyan Hadi yang berhasil mempertahankan desertasinya yang berjudul ‘’Potensi Nipah Menjadi Nioetanol Senaai Energi Mix Biofuel yang Berkelanjutan’’.

Sofyan yang merupakan anak tokoh birokrasi Provinsi Riau Wan Syamsir Yus lulus dengan predikat sangat memuaskan lewat sidang senat terbuka. Pada kesempatan itu, desertasi bapak dua anak ini lulus uji oleh sepuluh guru besar Unri. Isi desertasinya pun mendapat apresiasi dari Rektor yang tampil memimpin sidang itu.

‘’Hasil penelitian ini implikasinya sangat luas, tidak hanya bioethanol, tapi juga soal emisi gas buang yang bisa dikurangi bila benar-benar dimanfaatkan nantinya. Di sini juga termuat nilai muatan lokalnya seperti diayun-ayun saat sedang menyadap nira buah nipah yang akan difermentasikan menjadi bioethanol,’’ terang Ashaluddin Djalil.

Rektor dua priode ini juga berjanji akan terus mendukung penelitian dan usaha lanjutan dari pemanfaatan buah nipah karya Sofyan Hadi ini. Dirinya segera menganggarkan dana untuk terus mem-backup penelitian ini ke depannya. Malah Unri sudah mewacanakan untuk mengelilingi kawasan pesisir timur Riau untuk melihat langsung pohon-pohon nipah ini.

Sofyan Hadi dalam sambutan pengukuhan gelar doktornya mengucapkan banyak rasa terima kasih kepada orang-orang yang telah membantunya meraih gelar ini.

Dia juga bertekad akan meneruskan upayanya untuk memanfaatkan hutan nipah sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar dari fosil.

Direktur Program Pascasarjana Unri Prof Isyandi mengatakan, saat ini terdapat ratusan mahasiswa mengambil gelar doktor S3 Ilmu Lingkungan di Unri.

Program yang dimulai 2010 lalu ini diminati mahasiswa di Sumatera maupun negeri jiran. Semester ini terdapat belasan mahasiswa baru S3 dari 397 mahasiswa baru pascasarjana Unri.(end)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook