INHIL (RIAUPOS.CO) - Bupati Indragiri Hilir (Inhil) HM Wardan menegaskan pembangunan dengan pola dari bawah ke atas (bottom up) sudah menjadi keharusan dan harus dimulai sejak dini.
Pola pembangunan itu yang kini dipegang teguh Pemkab Inhil dalam membangun daerah ini.
‘’Kalau dulu pembangunan datangnya dari kabupaten. Yang mengerjakan juga dari kabupaten. Sedangkan desa hanya sekadar menyaksikan. Itu yang kita ubah, tidak boleh seperti itu lagi, artinya pembangunan akan kita mulai dari bawah ke atas,’’ ujar HM Wardan, belum lama ini.
Jika desa bersangkutan tidak memiliki koneksi, sangat sulit mendapatkan kue pembangunan. Tatkala ada kegiatan pembangunan, tidak jarang pula tidak sesuai dengan harapan warga.
Pasalnya kue pembangunan itu merupakan sesuatu yang turun dari kabupaten. Bukan atas aspirasi warga desa bersangkutan.
Pola yang bersifat top down itu dinyatakan oleh Bupati Inhil tidak lagi sesuai dengan kondisi kontemporer (terkini). Itu sebabnya, Pemkab Bumi Sri Gemilang menurut orang nomor satu itu, penerapan program desa maju Inhil jaya (DMIJ) yang mengedepankan kearifan lokal.
Kearifan lokal dimaksud menggabungkan program yang sudah baku dengan nilai lokal setempat. Perpaduan itu menurut bupati dapat membuat program DMIJ berbeda dengan pemberdayaan di tempat lain.
‘’Pemberdayaan yang kita terapkan, memberikan kesempatan kepada semua desa mengelola secara sendiri, seuai dengan kategori desa. Kita hanya memberi panduan dan juga membimbing,’’ paparnya.
Apa saja program DMIJ yang akan diterapkan pemerintah yakni desa swadaya, swakarya, swasembada dan desa mandiri yang cakupan dananya berpariasi hingga sampai di atas Rp1 miliar.
Karena titik itu merupakan intisari pemberdayaannya. Hasilnya, seluruh warga di pedesaan Inhil akan dapat merasakan suasa perkotaan.
‘’Kita sudah membuat konsep khusus untuk menyukseskan program DMIJ,’’ imbuh mantan Kapala Dinas Pendidikan Provinsi Riau itu.(adv/b)