Penggemukan Sapi YPIT Mutiara Duri Jadi Model

Riau | Senin, 13 Februari 2012 - 10:53 WIB

DURI (RP) - Pola kemitraan usaha penggemukan sapi yang dikembangkan YPIT Mutiara Duri yang telah dirintis sejak tahun 1998 lewat ternyata menarik bagi sejumlah pihak.

Tak tanggung-tanggung, Gubernur Sumbar, H Irwan Prayitno, bersama Kadis Peternakan provinsi jiran itu pun menyatakan tertarik untuk berkunjung.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Padahal selama ini, Sumbar dikenal sebagai salah satu lumbung sapi di kawasan ini.

Pembina Peternak Mandau-Pinggir YPIT Mutiara Duri, Ir H Abdul Gaffar, Jumat (10/2) lalu menyebutkan ketertarikan Gubernur Sumbar tersebut.

Menurutnya, pada Kamis (9/2) lalu, staf ahli Gubernur Sumbar mengirim pesan isinya menyatakan bahwa gubernur dan rombongan dari Sumbar itu akan berkunjung untuk melihat dari dekat pola kemitraan dan pembinaan penggemukan sapi YPIT Mutiara Duri pada 9-10 Maret depan.

Menurut Gaffar, rombongan Gubernur Sumbar, H Irwan Prayitno, akan bertolak ke Duri pada 8 Maret mendatang.

‘’Menurut informasi yang kita terima Kadis Peternakan Sumbar tertarik untuk studi banding ke tempat kita setelah mendapat kabar dari BPT Ciawi Bogor yang menyebut pola pembinaan dan kemitraan yang kita terapkan cukup bagus,’’ ujarnya.

Dalam praktiknya, kata Gaffar, sejak awal usaha penggemukan sapi YPIT Mutiara Duri menerapkan pola bagi hasil yang menguntungkan bagi petani.

Hanya dengan bermodal kandang plus kejujuran, peternak akan mendapatkan keuntungan 60 persen. Sisanya 20 persen untuk YPIT Mutiara Duri dan 20 persen lagi untuk pemodal.

‘’Petani beruntung yayasan pendidikan yang kita kelola dapat dana dan pemodal pun tak merasa rugi dibanding mereka menyimpan uang di bank,’’ tambahnya.

Tahun ini, terang Gaffar, pihaknya akan mendatangkan 2.500 ekor sapi sebagai persiapan untuk Idul Adha 1433 H nanti. Kini sebanyak 400 ekor sapi sudah didatangkan. Dalam waktu dekat akan didrop lagi 51 ekor sapi.

‘’Secara bertahap jumlah sapi betina akan terus ditingkatkan. Ini bertujuan untuk mengubah pola penggemukan (fattening) menjadi pembudidayaan (breeding). Target kita, tahun 2016 nanti kita tak perlu lagi mendatangkan sapi. Makanya jumlah sapi betina untuk diternakkan terus kita tingkatkan secara bertahap,’’ ujarnya.

Ditambahkan Gaffar, prospek usaha sapi di daerah ini tak perlu diragukan. Untuk Kota Duri saja diperlukan 12 ekor sapi atau 5 ton daging per hari.(sda)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook