PEKANBARU (RP) - Pro kontra di tengah masyarakat soal Pemilukada Pekanbaru masih terus bergulir dan menyita energi. Menyikapi panasnya suhu politik yang ditandai dengan munculnya aksi demontrasi anarkis, sejumlah tokoh Riau, angkat bicara.
Mereka merasa prihatin sebab anarkisme telah menimbulkan rasa tidak aman dan tidak nyaman bagi khalayak luas.
Bahkan, bila berlarut-larut, bukan tidak mungkin aksi anarkisme ini bisa memperburuk tatanan sosial kemasyarakatan dan berpengaruh buruk bagi kemajuan daerah.
Tokoh H Tenas Effendy, Budayawan Riau menyayangkan membesarnya dampak politik Pemilukada Kota Pekanbaru yang terjadi saat ini. Ditemui Riau Pos di kediamannya, Kamis (12/1) ia mengatakan, dalam situasi saat ini, diperlukan kearifan dan kebijakan pemimpin, tokoh masyarakat dan pihak terkait secara langsung menyelesaikan persoalan yang ada.
Kondisi yang terjadi saat ini merupakan sebuah proses. Secara hukum, proses penyelesaian Pemilukada Kota Pekanbaru tengah berjalan di Mahkamah Konstitusi (MK). Namun di sisi lain, menurut Tenas perlu dilakukan upaya pendekatan-pendekatan musyawarah.
‘’Pepatah menyebutkan, tak ada kusut yang tak selesai. Tak ada keruh yang tak jernih, kalau dilakukan bersama.
Hanya saja, banyak yang tak ingin menyelesaikan dan membiarkannya menjadi besar. Seharusnya, yang bengkok sama diluruskan dengan mengutamakan kepentingan orang banyak,’’ ujar Tenas Effendy.
Diakuinya, persoalan politik bisa menjalar kemana-mana bila tidak diselesaikan dengan arif dan bijaksana. Selain itu, Tenas melihat terabaikannya nilai-nilai kesantunan karena emosional. Karena emosional, orang tak mau menerima pendapat orang, karena emosional tak duduk satu meja, padahal budaya Melayu itu menjunjung tinggi perbedaan pendapat. ‘’Kalau memang salah kenapa tidak diluruskan. Karena itu, persoalan ini harus diselesaikan secepatnya,’’ tambah Tenas.
Menyinggung soal proses persidangan di MK yang saat ini tengah berjalan, Tenas mengatakan, apapun yang dilaksanakan di MK merupakan sebuah proses hukum. Begitu juga dengan putusan MK nanti harus dijalankan dengan baik. Masyarakat harus menghilangkan rasa dendam dan berprasangka buruk pada orang lain.
Tenas berkali-kali mengimbau, agar semua pihak memikirkan bagaimana Kota Pekanbaru ke depan. Sehingga Kota Pekanbaru betul-betul menjadi Kota Bertuah di Bumi Melayu.
‘’Proses di MK diserahkan pada MK. Siapapun yang ditetapkan MK harus didukung secara bersama. Yang menang jangan bertepuk dada dan yang kalah tidak boleh dendam. Di sinilah diperlukan kearifan, hilangkan semua buruk sangka. Tetapi berpikir untuk kejayaan dan pembangunan Pekanbaru, pembangunan Riau. Ini tanggung jawab bersama,’’ ujarnya lagi.
Tenas merasa prihatin dengan berbagai kericuhan yang terjadi di beberapa daerah di Provinsi Riau. Seperti Pulau Padang Kabupaten Kepulauan Meranti, Tembilahan Kabupaten Inhil, hingga Kota Pekanbaru sendiri. Apa yang terjadi dalam Pemilukada Kota Pekanbaru, menurutnya dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi masyarakat Kota Pekanbaru kedepannya.
Ciptakan Suasana Kondusif
Ketua DPRD Riau juga mengimbau masyarakat Pekanbaru untuk bersama-sama menciptakan suasana kondusif, aman dan damai. Soal hasil pemungutan suara ulang (PSU) sebaiknya berpegang pada putusan Mahkamah Konstitusi.
Imbauan ini disampaikan Ketua DPRD Riau Drs HM Johar Firdaus MSi usai memimpin rapat pembahasan hasil verifikasi APBD Riau 2012 di ruang Banggar DPRD Riau.
Menjawab soal memanasnya suasana di Pekanbaru usai PSU, Johar mengharapkan proses ini bisa berjalan dengan baik. ‘’Hindari hujat-menghujat dan tindakan yang merusak karena itu tidak sesuai dengan budaya Melayu,’’ ujarnya.
Johar meminta, secara bersama-sama mengawal jalannya demokrasi dan serta menghindari sikap yang menjauhkan dari kebersamaan dann persaudaraan.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Riau asal Rokan Hulu, H Tengku Azuwir mengimbau agar aksi demontrasi terkait PSU Pekanbaru dilakukan dengan santun. Karena budaya dan karakter Melayu jauh dari sikap anarkis.
Politisi Partai Demokrat Riau ini mengatakan perbedaan dalam berdemokrasi sah-sah saja, namun harus disalurkan dengan benar, musyawarah mufakat sesuai dengan karakter Melayu.
‘’Orang Melayu itu sangat santun, maka bahasanya juga lembut, bahkan minta sesuatu pakai pantun, jadi sangat halus,’’ ujar Azuwir. Tokoh yang satu ini menilai, kalau pelaksanaan PSU Pemilukada Pekanbaru sudah selesai dan hasilnya pun sudah diketahui masyarakat secara bersama. Proses yang berjalan saat ini di MK, merupakan proses hukum yang harus dilalui.
Dalam kasus Pemilukada Kota Pekanbaru, MK sudah menjalankan dua kali persidangan Rabu (11/1) dan Kamis (12/1). Bahkan rencananya, Jumat (13/1) hari ini, menurut informasi yang diterimanya, MK akan kembali menggelar persidangan PSU Pemilukada Kota Pekanbaru.
‘’Bahkan menurut informasi, sidang Jumat, sidang putusan MK. Jadi sama-sama kita tunggu apa hasilnya,’’ ucap Budayawan Riau, Al Azhar. Karena itu, menurutnya proses hukum yang dilaksanakan di MK, apapun keputusannya harus diterima semua kalangan masyarakat Kota Pekanbaru.
‘’Suka tidak suka harus diterima, karena MK merupakan sarana terakhir yang dilalui,’’ tambah Al Azhar lagi.
Aksi unjuk rasa yang terjadi di Kota Pekanbaru, merupakan sebuah reaksi yang wajar dari masyarakat. Di era reformasi seperti sekarang ini bukanlah sesuatu yang luar biasa, tetapi sesuatu yang biasa. Namun yang patut disayangkan, demo yang dilakukan sudah mengusik peran etika dan kesantunan di Tanah Melayu yang dijunjung tinggi masyarakat di Bumi Melayu.
Padahal, masyarakat Kota Pekanbaru termasuk masyarakat yang terbilang dewasa. Hanya beberapa orang saja yang belum menyerap kedewasaan.
Al Azhar mengingatkan, hal lain yang penting diingat, aksi teror penembakan, pembakaran bukan menunjukan karakter masyarakat Pekanbaru.
Tindakan tersebut justru merugikan sosiologis dan phsikologis masyarakat yang justru seharusnya dilawan secara bersama. ‘’Karena itu saya mengajak, apapun hasil dari MK harus kita terima dengan lapang dada,’’ imbuhnya.
Al Azhar juga mengingatkan agar elit politik berhenti memperdayakan masyarakat dan jangan memanasinya. Karena bagian terbesar masyarakat Pekanbaru adalah masyarakat yang mendambakan kedamaian. Jangan karena segelintir orang, Pekanbaru menjadi kota yang menakutkan.
Di sisi lain, mantan sesepuh pendidikan Drs H Soemardi Thaher mengajak masyarakat Kota Pekanbaru untuk tidak emosional. Namun sebaliknya, menyelesaikan persoalan yang ada saat ini dengan baik. Proses Pemilukada, menurutnya proses mencari figur publik yang terbaik. Namun dari dua pasangan figur publik yang ada, sama-sama memiliki kekurangan dan kelemahan.
Namun apapun hasil keputusan MK, Soermardi Thaher mengatakan kalau pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru harus berjanji untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Pekanbaru. Karena itu, ia menyarankan pada masyarakat agar menyerahkannya pada proses hukum yang ada. Ia yakin MK akan menelurkan keputusan yang bijak bagi masyarakat Kota Pekanbaru.
Cari Solusi yang Santun
Masyarakat Kota Pekanbaru Provinsi Riau diimbau menjunjung tinggi persatuan dan rasa persaudaraan. Hal itu diungkapkan Pengamat Sosial, Prof Detri Karya kepada Riau Pos, kamis (12/1).
‘’Semua bisa dicarikan jalan tengahnya. Saat ini, bagaimana kita bersama-sama mencarikan solusi yang santun dan terbaik untuk bersama,’’ ujar Rektor Universitas Islam Riau itu.
Menurutnya, masyarakat Kota Pekanbaru merupakan masyarakat yang cerdas dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan dan persaudaraan. ‘’Marilah sama-sama kita bersatu dengan menghindari perpecahan di masyarakat,’’ imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Rektor Universitas Lancang Kuning Profesor Syafrani. Dia menilai rasa kebersamaan dapat mewujudkan suasana yang aman di Kota Pekanbaru.
Dia menilai, aksi unjukrasa pada dasarnya merupakan bagian demokrasi. Hanya saja, dalam menyampaikan aspirasinya harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. Dengan tetap santun dan tidak berlaku anarkis maupun merusak fasilitas negara.(dac/rio/ans)