PEKANBARU (RP)- Pekerja seni, terutama pelaku teater Pekanbaru telah mendeklarasikan, 10 November sebagai Hari Teater Modern Riau.
Ratusan orang dari belasan komunitas teater Pekanbaru dan sekitarnya melakukan aksi turun ke jalan sejak paginya dan menggelar berbagai pertunjukan di Laman Bujang Mat Syam komplek Bandar Serai, Sabtu (10/11) hingga larut malam.
Tampak hadir pada helat itu teaterawan dan dramawan Temul Amsal, Mustamir Thalib. Juga hadir Tengku Ubaydilla dan banyak lagi.
Selain menyaksikan pertunjukan pelaku teater yang muda-muda mereka juga ikut serta dalam diskusi teater Riau. Paling tidak, hari itu menjadi momentum bagi pelaku seni teater untuk berbuat dan menghasilkan karya-karya terbaiknya.
“Dewan Kesenian Riau (DKR) mendorong pelaku seni teater untuk menghasilkan karya-karya terbaik, seperti almarhum Idrus Tintin yang hari ini kita peringati sebagai Hari Teater Modern. Berikanlah yang terbaik untuk negeri ini lewat karya-karya terbaik,” ulas Ketua Umum DKR Kazzaini Ks dalam diskusi yang digelar hingga larut malam.
Kazzaini juga mengilustrasikan hal ihwal tentang Idrus Tintin yang tak pernah putus asa untuk melakoni dunia seni hingga akhir hayatnya.
Bahkan sosok Idrus Tintin nyaris tidak tergantikan hingga hari ini. Spirit dan semangatnya tetap mengalir kepada pelaku teater masa kini. Sebagai sosok yang mengusung teater modern, Idrus Tintin harus diberikan tempat teratas dalam dunia seni peran tersebut.
Komunitas yang berpartisipasi pada hari itu cukup beragam, dari komunitas teater independen, teater kampus, hingga teater-teater sekolah. Tidak ketinggalan komunitas teater asal Kampar Kiri Sanjayo dan Kampar Kanan Meta Teater.
“Kami memang tidak mengenal secara dekat atau akrab dengan almarhum Idrus Tintin namun kami tahu karya-karyanya, baik sastra maupun teater. Selain itu, kami juga kerap mendengar nama dan kiprah seniman sejati satu ini. Bahkan namanya didaulat sebagai nama gedung teater megah di Pekanbaru, Gedung Teater Tertutup Anjung Seni Idrus Tintin. Mudah-mudahan semangatnya terus mengalir pada kami yang masih muda-muda,” ulas Pimpinan Teater Sanjayo Sendi al Pagari.
Diskusi pada malam harinya di selasar Bandar Serai, di bawah hujan deras berlangsung alot dengan suasana kekerabatan yang menyenangkan.
Pelaku teater yang muda-muda bahkan mengakui bahwa teater Riau harus bangkit dan mampu memberi warna dalam perkembangan dunia perteateran Indonesia. Paling tidak, seni satu ini diakui sebagai salah satu cabang yang terus bergairah sejak 2007 hingga hari ini.
Meski tanpa bantuan sama sekali, komunitas teater mampu menggelar pentas-pentas mandiri di Anjung Seni Idrus Tintin.
Apalagi, apresiasi masyarakat sudah meningkat dengan semakin ramainya yang menonton pagelaran teater. Mereka bahkan sudah terlatih untuk menonton dengan membeli tiket.
“Kami cukup bangga, teater Riau kian bergeliat dan menjadi satu cabang seni yang paling rajin melakukan pementasan di Riau,” ungkap Hang Kafrawi yang juga koordinator acara.(fed)