Pakai Motor, Lima Pelajar Diskorsing Dua Pekan

Riau | Sabtu, 12 Oktober 2013 - 08:49 WIB

TAMBANG (RP) — Karena menggunakan sepeda motor ke sekolah, lima pelajar SMP Negeri 4 Tambang, Kabupaten Kampar terpaksa diskorsing dua pekan. Panjangnya masa skorsing ini pun dikeluhkan orangtua pelajar.

Seperti dituturkan Ti (40) kepada Riau Pos, Jumat (11/10). Menurutnya, skorsing yang diterapkan pihak sekolah terlalu panjang sehingga dikhawatirkan berdampak tidak baik kepada anaknya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Skorsing yang diberikan terlalu panjang dan sangat berlebihan, apalagi pihak sekolah tidak memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Jika selama dua pekan mereka tidak belajar tentu sangat tidak baik bagi perkembangan anak. Apalagi anak saya baru kali ini membawa kendaraan ke sekolah, seharusnya pihak sekolah memberi teguran dulu,’’ tutur Ti.

Surat skorsing yang diterima Ti, juga terasa ada keganjilan, pasalnya tidak dijumpai tanda tangan kepala sekolah.

‘’Saya sudah mengonfirmasi hal ini sebelumnya, yang menandatanganinya hanya guru BP. Ketika saya tanyakan mengapa skorsingnya lama, mereka hanya menjawab, ‘itu urusan ibu’. Kalau sanksi yang diberikan itu mendidik, tentu kami tidak keberatan, tapi kalau anak kami dirumahkan selama dua pekan tanpa penugasan tentu mereka bisa ketinggalan pelajaran dan tidak mendapat nilai,’’ keluh Ti lagi.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 4 Tambang, Syahrul SPd MPd didampingi Wakil Kepala bidan Kesiswaan Monaliza Herly SE ketika dikonfirmasi Riau Pos, membenarkan pihaknya memberikan skorsing selama dua kepada pelajar yang membawa kendaraan bermotor ke sekolah.

‘’Hal ini sudah lama kami terapkan, sejak sekolah ini masih swasta hingga sekarang. Kemudian larangan untuk membawa kendaraan dan handphone ke sekolah disetujui orangtua ketika mendaftarkan anaknya ke SMP ini. Selain itu, dulu kami sudah lakukan pemanggilan kepada orang tua, kemudian skorsing selama sepekan. Ternyata masih ada juga yang membawa kendaraan,’’ ujar Syahrul.

Dijelaskan Syahrul, ketegasan tersebut dilakukan untuk meminimalisir dampak yang terjadi karena pelajar membawa kendaraan bermotor ke sekolah.

‘’Apalagi dulu pelajar kita ada yang terlibat geng motor. Selain itu, mereka juga belum cukup umur dan sering ugal-ugalan berkendara. Kalau orangtua sayang sama anaknya berikan mereka sepeda untuk ke sekolah. Selain itu, beca juga bisa mereka gunakan untuk berangkat menuju sekolah,’’ tambah Syahrul.(*4/dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook