Laporan EKA GUSMADI PUTRA, Pekanbaru ekagusmadi@riaupos.co
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS), badan usaha milik daerah (BUMD) sektor minyak dan gas bumi (migas) PT Riau Petroleum diketahui belum memberikan kontribusi positif kepada pemerintah daerah.
Hal ini dungkapkan oleh Kepala Biro Ekonomi Setdaprov Riau Ir Burhanuddin kepada Riau Pos, Jumat (11/10). Dijelaskannya, dalam RUPS yang digelar 4 Oktober lalu di Pekanbaru, pemerintah baru dua kali menyertakan modal kepada perusahaan yang berdiri berdasarkan Perda Nomor 9/2002 tepatnya 11 Juli itu. Yakni pada 2002 sebesar Rp5 miliar dan 2012 sebesar Rp2,5 miliar.
“Dibandingkan dengan BUMD lain (BSP dan SPR, red) memang kinerja Riau Petroleum belum memberikan kontribusi maksimal. Karena mereka harus melakukan berbagai langkah terlebih dahulu untuk memaksimalkan peranan. Salah satunya dalam merebut pengelolaan Blok Siak,” bebernya.
Dari RUPS kemarin, Pemprov Riau menyarankan kepada BUMD tersebut agar melakukan join venture, karena sebagai perusahaan baru belajar ke berbagai daerah juga harus dilakukan. Berikut mengupayakan langkah konkret sehingga ke depan sudah bisa memberikan kontribusi.
Saat ini, selain beruhsana merebut pengelolaan Blok Siak dari perusahaan raksasa migas PT CPI, PT Riau Petroleum tengah menggarap sumur tua yang sedang du delegent (pemantauan lapangan) untuk kemudian dikelola di daerah Inhu.
“Nantinya bekerja sama dengan perusahaan daerah atau koperasi di sana. Sebenarnya kalau sudah jalan, maka sudah ada kinerja mereka. Sekarang belum,” tambahnya.
Tidak hanya mengelola sumur tua, PT Riau Petroleum juga diplot untuk merebut gas 5 MM di Pasir Putih, Siak Hulu, Kampar. Hanya saja masih terganjal satu surat dari Bupati Kampar.
“Mudah-mudahan berbagai pertumbuhan yang ada ini ke depannya menjadikan motivasi perusahaan terus lebih baik dan meningkat,” harapnya.(yls)