DUMAI (RP) - Bukan hal baru jika pipa raksasa milik PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) Kota Dumai dilubangi orang tak bertanggung jawab.
Kejadian serupa sering terjadi pada tahun-tahun yang lalu.
Hanya saja pihak Chevron sendiri belum mempunyai alat yang jitu untuk mengawasi pipa minyak yang menghubungkan beberapa daerah di Provinsi Riau itu.
Seperti kejadian Selasa (2/10), pipa yang mentransfer atau loading minyak mentah menuju Dumai itu dilubangi orang tak dikenal (OTK). Kejadian berlokasi di Persimpangan Jalan Pepaya RT 15 Kelurahan Bagan Besar, Kecamatan Bukit Kapur, Dumai.
Modus pencurian minyak mentah di dalam pipa raksasa itu adalah dengan melubangi pipa sebesar 8 inci, dan selanjutnya mentransferkan minyak dari dalam pipa tadi ke dalam pipa sambung sebesar 8 inci.
Dari kejadian Selasa (2/10) itu, diduga maling sudah sempat mencuri puluhan atau ratusan liter minyak mentah dari lubang pipa tersebut.
Hanya saja, pihak Chevron Dumai memang tidak dapat mendeteksi seberapa banyak minyak mentah yang sudah diambil oleh maling tersebut.
Humas PT Chevron Dumai, Dwi Pujosutrisno kepada Riau Pos menjelaskan, untuk harga minyak mentah dalam takaran 1 drum saja bernilai Rp900 ribu.
Harga itu adalah harga dunia yang sewaktu-waktu berubah, dan harga yang disebut itu adalah harga rata minyak mentah dunia dalam satu drum.
‘’Harga dunia untuk satu drum minyak mentah itu mencapai Rp900 ribuan,’’ kata Humas Chevron Dumai, Dwi Pujosutrisno.
Dikatakan Dwi, sampai saat ini PT Chevron Dumai memang belum menemukan alat atau cara yang jitu untuk menangkal maraknya pencurian minyak dengan cara melubangi pipa minyak yang menghubungkan antar daerah di Provinsi Riau.
Tingginya tekanan minyak dari dalam pipa itu juga sebenarnya sangat berbahaya bagi pelaku.
‘’Bayangkan saja kalau ketika dilakukan pengeboran pipa tekanan minyak sedang tinggi, pasti ketika pipa dilubangi akan mengenai pelaku, karena memang tekanan minyak sangat tinggi,’’ paparnya.
Yang menjadi tanda tanya adalah, sering kali pelaku tahu kapan pipa sedang dialiri minyak dan bertekanan tinggi dan kapan pipa sedang kosong atau tidak ada tekanan tinggi, sebagai bukti pelaku sering kali berhasil melakukan aksinya sehingga berhasil menyambungkan pipa buatan dari pipa raksasa yang dibor itu tadi.
Pantauan Riau Pos, beberapa kejadian sering kali di lokasi pipa yang sepi, atau ketika lokasi pipa di dalam semak-semak dan tidak terlihat orang, bahkan security perusahaan.
Sementara itu, Lurah Baganbesar, Indra Oemar kepada Riau Pos Kamis (11/10) kemarin menjelaskan, aktivitas yang dilakukan oleh sebuah CV dengan nama CV Sumber Alam Jaya, yang notebenenya sebagai perusahaan yang menampung minyak mentah itu memang tidak diketahui dan tidak ada melapor ke kelurahan setempat.
‘’Kita di kelurahan pun tidak tahu dengan CV yang dimaksud. Untuk masalah izin memang diterbitkan oleh BPPT (dulu namanya kantor pelayanan terpadu (KPT). Tapi pihak kelurahan pun dilibatkan dalam hal survei dan didampingi pihak KPT,’’ kata Indra.
Indra mengharapkan agar perusahaan minyak itu meningkatkan sistem keamanannya. Kapolsek Bukit Kapur, AKP Sharuddin, Kamis (11/10) kepada Riau Pos mengatakan, kasus itu dalam penyelidikan, dan saat ini sedang ditangani oleh tim dari Polres Dumai.
Dari Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Dumai didapat penjelasan bahwa CV Sumber Alam Jaya adalah salah satu unit usaha di bidang penampungan dan pengolahan minyak oli.(nzr)