PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Selama kurun waktu tahun 2019, atau sejak Januari hingga September. Sudah 281.626 warga Provinsi Riau terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Dengan kondisi ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau didesak segera untuk membangun posko-posko kesehatan untuk masyarakat yang terkena ISPA.
Desakan tersebut merupakan kesimpulan dari kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Kebakaran hutan dan lahan di Riau, Dampak Hari Ini dan Esok" yang dilaksanakan oleh Pijar Melayu di Hotel Arya Duta Pekanbaru, Kamis (12/9/2019) sore. Dalam kegiatan tersebut, juga dihadiri oleh perwakilan dari BPDB Riau, Polda Riau, Dinas Kesehatan Riau, BMKG dan DPRD Riau.
Direktur eksekutif Pijar Melayu, Rocky Ramadani mengatakan, diskusi ini dilaksanakan untuk merespon karhutla yang kembali marak di Riau. Untuk itu, pihaknya mengumpulkan para stakeholder terkait agar permasalahan karhutla ini bisa dicarikan solusi bersama.
"Tujuan kami adalah untuk menyamakan persepsi dengan stakeholder terkait yang selama ini terkait penanganan karhutla. Salah satu rekomendasinya yakni Pemprov Riau harus segera mendirikan posko kesehatan agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis," katanya.
Selain itu, lanjut Rocky, Pemerintah juga harus lebih mengutamakan pencegahan karhutla dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Jangan ketika karhutla sudah terjadi, baru sibuk melakukan pemadaman yang memerlukan biaya dan tenaga yang banyak.
"Sudah 22 tahun karhutla terjadi di Riau, pemerintah harus mencarikan solusi. Tentu kita tidak ingin ke depannya karhutla ini terjadi lagi," sebutnya.
Dalam FGD tersebut, juga dihadiri para oleh para mahasiswa beberapa universitas di Riau, organisasi kepemudaan, lembaga swadaya masyarakat dan tamu lainnya.
Laporan Soleh Sahputra
Editor: Deslina