471 Pemudik Tewas di Jalan Di Riau, Tujuh Korban Jiwa

Riau | Senin, 12 Agustus 2013 - 08:21 WIB

PEKANBARU (RP) - Selama Operasi Ketupat 1434 Hijriah sejak H-7 hingga H+2 Idul Fitri jumlah total pemudik tewas menyentuh angka 471 orang. Khusu di Riau, tercatat tujuh meninggal, 30 luka ringan dalam 32 kasus kecelakaan. Jumlah ini turun jika dibandingkan 2012 lalu.

Sementara korban tewas secara nasional naik 64 persen dari hari sebelumnya yaitu 384 orang. Adapun total korban luka berat 747 orang dan korban luka ringan mencapai 2.688 orang. Itu semua dari total 2.095 kasus kecelakaan hingga H+2.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hal ini disampaikan, Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar (Pol) Agus Rianto saat menggelar konferensi pers perkembangan Operasi Ketupat 2013 di Mabes Polri. Ahad (11/8).

Turunnya angka kecelakaan di Riau, menurut Kapolda Riau, Brigjen Pol Condro Kirono melalui Direktur Lalu

Lintas Polda Riau, Kombes Pol Eri Safri. Dia menilai penurunan terjadi merupakan tanda positif meningkatnya kesadaran masyarakat berkendara.

‘’Menurunnya angka kecelakaan ini berkat kerja sama petugas di lapangan juga para pengendara patuh aturan lalu lintas,’’ kata Eri Safari. Data dimiliki, kecelakaan dengan korban jiwa terbanyak terjadi hari pertama dan kedua Idul Fitri, Kamis-Jumat (8-9/8). Terhitung, tujuh kasus terjadi dengan tiga korban meninggal dunia.

‘’Tiga kecelakaan di hari pertama dan empat kecelakaan di hari kedua Idul Fitri. Rata-rata korban tewas adalah pengendara sepeda motor,’’ jelas Dirlantas.

Pada hari pertama Idul Fitri, dua sepedamotor bertabrakan hingga mengakibatkan pengendaranya tewas. Kemudian sepedamotor yang bertabrakan dengan kendaraan roda empat.

Terjadinya kecelakaan merata di seluruh kabupaten/kota di Riau. Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan roda dua dan empat di Kabupaten Rokan Hilir, Indragiri Hilir dan Siak.

Di hari kedua terjadi empat kecelakaan dengan satu korban jiwa dan tiga luka parah. Jauh hari, himbauan agar tak menggunakan sepedamotor selama mudik dan balik sudah didengungkan. Jika memang menggunakan sepedamotor, maka tidak disarankan untuk membawa beban berlebih.

‘’Himbauan terus diberikan. Seperti persiapkan fisik, jangan berboncengan lebih dari dua orang dan yang terpenting jangan membawa barang yang berlebihan di atas sepeda motor yang digunakan,’’ paparnya.

Puncak Arus Balik

Puncak arus balik Idul Fitri terjadi di Pelabuhan Sungai Duku, tercatat sejak H+3 dan H=4 Sabtu-Ahad (10-11/8). Jumlah penumpang melakukan arus balik mencapai 1.500 perhari. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah ini mengalami peningkatan.

‘’Puncak arus balik terjadi Sabtu-Ahad. Menjadi puncak arus balik karena jumlah penumpang mencapai 1.529 untuk semua jalur sungai,’’ kata Kepala Pos Syahbandar Pelabuhan Sungai Duku, Nuriyadi. Jumlah dirincikan kedatangan 766 orang dan 763 untuk keberangkatan.  

Hampir seluruh bangku penumpang yang disediakan untuk arus balik terisi penuh. Penumpang dari dan ke Selatpanjang masih mendominasi untuk arus balik.

‘’Tujuan Selatpanjang-Pekanbaru hampir sama dengan tahun lalu. Ada peningkatan walau tidak begitu signifikan,’’ ungkapnya.

Selama proses arus mudik dan arus balik ini belum ada keluhan penumpang, begitu juga para pengantar. 17 kapal untuk rute-rute yang disiapkan berjalan lancar.

Di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru arus balik ini dikatakan tidak ada terjadi puncaknya. Jumlah penumpang berangkat maupun datang sama seperti dari hari biasa.

Demikian disampaikan Airport Duty Manager PT (persero) Angkasa Pura II Bandara SSK II, Hasnan diisiapkan 14 ribu kursi dalam rangka mengantisipasi lonjakan , namuan hanya sekitar 9.500-an yang terisi dengan 84 penerbangan.

‘’Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang naik itu hanya jumlah pesawatnya, dari 60 ke 84 penerbangan,’’ ujar Hasnan.

Ahad kemarin, disebut-sebut menjadi puncak arus balik, karena Senin (12/8) sudah mulai aktif bekerja lagi. Sementara anak sekolah belum. ‘’Rata-rata penumpang sejak H-7 hingga H+4 ini diangka 9500. Prediksi kami puncaknya bisa terjadi di H+6,’’ jelas Hasnan.

Sementara Dinas Perhubungan Provinsi Riau mengklaim arus balik menuju Riau relatif lancar. Begitu juga saat puncak arus balik, Ahad (11/8) kemarin berjalan normal tanpa terjadi hambatan berarti.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Surya Maulana melalui Koordinator Humas, Rudi Simatupang kepada Riau Pos, Ahad (11/8). Menurutnya, kelancaran terjadi diseluruh moda angkutan, baik darat, laut maupun udara.

‘’Secara umum arus balik tidak jauh berbeda dengan arus mudik. Relatif lancar, begitu juga untuk puncak arus balik,’’ papar Rudi.

Dia menilai, puncak arus balik berjalan seperti yang diprediksi sebelumnya. Yakni H+3 atau hari Ahad. Pasalnya, sebagian besar pemudik, yang berasal dari pegawai negeri sipil dan pegawai swasta akan memulai aktifitasnya pada H+4.

‘’Besok kan aktivitas kembali dilaksanakan. Jadi hari ini (kemaren,red) sampai malam, aktivitas arus balik masih berjalan. Saya belum mendapat laporan detail, hanya saja, gambarannya relatif lancar,’’ terangnya.

Disinggung mengenai daerah rawan untuk arus balik, dia mengatakan secara umum tidak terdapat perubahan berarti dengan arus mudik. Sehingga, masyarakat dapat menggunakan peta yang sudah disusun Dinas Perhubungan Riau.

Sementara untuk aktivitas arus balik diprediksi masih berlangsung hingga H+7 mendatang. Namun, jumlahnya akan mengalami penurunan drastis dari puncak arus balik.

Salah seorang pengguna jasa transportasi, Desi (37) mengaku memilih untuk mengakhiri masa cuti lebarannya karena akan kembali beraktifitas pada hari Senin, (12/8). Dengan pertimbangan itu, dia bersama keluargannya kembali ke kota bertuah dengan menggunakan moda angkutan darat.

‘’Ya besok kan masuk kerja. Jadi sudah harus balik ke Pekanbaru. Pengennya seh masih di kampung halaman. Tapi mau bagaiman lagi, tuntutan profesi,’’ ungkap pegawai negeri sipil itu.

Saat ditanya mengenai aktivitas di perjalanan, dia mengatakan tidak begitu terlihat perbedaan yang signifcant dengan arus mudik. Hanya saja, dari kuantitas kendaraan sedikit mengalami peningkatan. Hal itu didukung karena tidak adanya kendaraan bertonase berat yang melewati jalur transportasi yang dilaluinya.

‘’Jalan-jalannya masih lancar, tidak ada kemacetan dan tidak ada truk-truk besar. Hanya saja, kendaraan roda dua dan empat agak banyak. Namun, masih lancar dan tepat sampai ke tujuan,’’ urai wanita yang mudik melewati jalur lintas timur itu.

Secara nasional, Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar (Pol) Agus Rianto saat menggelar konferensi pers perkembangan Operasi Ketupat 2013 di Mabes Polri menegaskan, jumlah total pemudik tewas hingga H+2 menyentuh angka 471 orang.

Angka tersebut naik 64 persen dari hari sebelumnya yaitu 384 orang. Sementara total korban luka berat 747 orang dan korban luka ringan mencapai 2.688 orang. Itu semua dari total 2.095 kasus kecelakaan hingga H+2.

Dalam kegiatan tersebut Agus mengatakan bahwa para pihak penyelenggara program mudik gratis tidak kembali menyelenggarakan program serupa saat arus balik. ‘’Hal itulah yang menjadi salah satu sebab bertambahnya jumlah kendaraan jenis sepeda motor. Tidak ada mudik balik gratis,’’ kata Agus.

Namun menurutnya, lonjakan tersebut tidak terlalu signifikan dan masih dalam ambang normal. Selain itu, Agus juga menambahkan bahwa kondisi arus balik hingga kemarin masih sama dengan kondisi arus mudik. ‘’Untuk angka pastinya berapa, kami perlu koordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub),’’ ucapnya kepada wartawan.

Sementara itu, berdasarkan data pemantauan Posko Tingkat Nasional Angkutan Idul Fitri Terpadu Tahun 2013, ada beberapa insiden kecelakaan.

Pada pukul 04.00 WIB, kemarin, terjadi kecelakaan beruntun 4 unit mobil di KM 48 Cikampek Karawang Barat. Faktor penyebab masih dalam penyelidikan.

Sehari sebelumnya, pada pukul 13.15 WIB, terjadi kecelakaan bus di jalan raya Pageralang, Banyumas, Jawa Tengah.

Kecelakaan maut tersebut terjadi akibat bus Karya Sari dengan nopol AA 1654 CD jurusan Solo-Jogja-Purwokerto melaju kencang dari arah Banyumas hingga menabrak sebuah mobil sedan Corola dengan nopol Z 1402 BY serta sepeda motor Honda Kharisma dengan nopol B 5041 NN dan Yamaha Mio dengan nopol B 6352 VFF. Kecelakaan tersebut terjadi diduga karena rem bus yang tidak berfungsi.

Akibat insiden tersebut, 15 orang meninggal dunia, empat orang luka berat dan 23 orang luka ringan. (rio/ali/gus/dod/ken/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook