(RIAUPOS.CO) - Pengawas Sarana dan Prasarana Yayasan Ibadurrahman H Maryanto mengaku kecewa melihat plafon yang terbuat dari asbes itu sudah jebol. Padahal bangunan tersebut belum genap berumur setahun. Meski gedung dua lantai ini adalah proyek tahun anggaran 2017, menurutnya, bangunan itu masih saja dikerjakan sampai pertengahan Maret 2018 lalu. Tentu saja setelah terlebih dulu diaddendum selama 52 hari.
“Walau sudah ditinggalkan pekerja, menurut kami, bangunan itu tidak sempurna. Pasalnya masih ada pekerjaan yang tidak dituntaskan pekerja. Selain itu, kualitas pekerjaan maupun mutu material yang dipakai agak meragukan. Misalnya plafon yang ambruk itu. Selain karena atap yang diduga bocor hingga merembes ke bagian loteng, ambruknya plafon tersebut bisa jadi pula karena mutunya yang kurang bagus,” ungkap Maryanto kepada Riau Pos, Rabu (11/7) .
Ia pun sangat menyayangkan kenapa pengerjaan proyek ini tidak sempurna. Padahal dana APBD yang digelontorkan untuk bangunan itu tidaklah sedikit. Menurut Maryanto, APBD Bengkalis 2017 yang terserap ke proyek ini, di atas kertas mencapai angka Rp1,949 miliar. Dengan dana sebesar itu, tentu saja kecewa melihat hasil pekerjaan yang dilaksanakan rekanan Pemkab Bengkalis itu.
“Karena ini adalah untuk asrama putra bagi sekitar 100 anak yatim yang dibina LNW Ibadurrahman. Kami berharap dengan sangat agar pihak-pihak terkait segera turun melakukan peninjauan sekaligus bisa mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi kerusakan yang terjadi. Juga untuk melengkapi mana-mana pekerjaan yang dianggap belum tuntas 100 persen. Karena masih dalam tahap pemeliharaan. Kami juga berharap kepada CV Jaya Pura sebagai rekanan untuk memperbaikinya,” pungkas Maryanto.(ade)
Laporan SYUKRI DATASAN, Duri