Perusahaan Merugi, Investasi Terganggu

Riau | Rabu, 12 Juni 2013 - 09:59 WIB

PANGEAN (RP) — Aksi pemblokiran ratusan warga Kecamatan Pangean yang tergabung dalam Koperasi Tani (Koptan) Perkasa, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) terhadap armada milik PT Citra Riau Sarana (CRS) telah menimbulkan kerugian materil di pihak perusahaan. Aksi ini juga mempengaruhi iklim investasi di Kuansing.   

Bupati Kuansing Sukarmis mengatakan dengan banyaknya konflik agraria di Kabupaten Kuantan Singingi akan berdampak terhadap lemahnya investasi, terutama di bidang perkebunan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Persoalan adanya konflik antara masyarakat dengan perusahaan terhadap lahan tetap akan menjadi perhatian serius dari kita untuk secara arif dan bijaksana,” kata Sukarmis, Selasa (11/6).

Kepala Badan Lingkungan Hidup, Promosi dan Investasi (BLHPI) Kuansing, Indra Suandy ST MSi juga mengakui, bahwa banyaknya konflik lahan perkebunan di Kuansing berdampak buruk terhadap perkembangan investasi di negeri ini.

Oleh karena itu, pihaknya berharap supaya perusahaan yang berkonflik dengan masyarakat untuk menyelesaikannya secara baik, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan.

“Jelas, konflik lahan itu pasti mempengaruhi investasi, makanya kami minta perusahaan dan masyarakat yang berkonflik supaya menyelesaikannya secara baik, sehingga tidak ada yang dirugikan,” saran Indra.

Di sisi lain, Humas PT CRS Aslan yang dikonfirmasi wartawan terkait kerugian perusahaan mengaku tidak bisa menyebutkan jumlah kerugian.

“Masalah kerugian secara uang tidak bisa ditentukan secara pasti, tapi itulah dampak yang sekarang dialami perusahaan,” ujarnya, Selasa (11/6).

Aslan kembali menjelaskan, bahwa tiga pabrik kelapa sawit (PKS) milik PT CRS produksinya mencapai 30 ton per jam. Dan rata-rata satu hari pabrik ini beroperasi selama 15 jam.

Artinya, selama satu hari, 450 ton per hari produksi CPO PT CRS ini. Nah, sudah 6 hari, katanya, PKS dan kebun tidak beroperasi.

Diungkapkannya, bahwa setiap bulan pihaknya harus mengeluarkan uang sekitar Rp12 miliar hingga Rp18 miliar untuk petani plasma yang jumlahnya mencapai 7.046 kepala keluarga.

Kemudian, karena tidak beroperasinya pabrik tentu berpengaruh pula terhadap pembayaran angsuran kredit petani plasma ke pihak bank.

Polres Minta Bantuan 80 Personel Brimob

Guna memberikan rasa aman dan kenyamanan kepada PT Citra Riau Sarana untuk berinvestasi di Kabupaten Kuantan Singingi, Polres Kuantan Singingi telah meminta bantuan sebanyak 80 personel Brimob dari Polda Riau.

Polres juga terus berupaya melakukan komunikasi dengan warga.

“Kami minta bantuan Brimob kepada Polda Riau sebanyak 70 hingga 80 personel untuk menjaga keamanan bagi PT CRS untuk berinvestasi di Kuansing,” kata Kapolres Kuansing AKBP Wendry Purbyantoro SH saat dihubungi, Selasa (11/6).

Warga Tunggu Kedatangan Brimob

Sementara itu, ratusan warga yang tergabung dalam Koperasi Tani (Koptan) Perkasa Kecamatan Pangean mengaku tidak gentar dengan rencana Polres mendatangkan personel Brimob.

Warga masih berjaga-jaga di wilayah persimpangan empat Desa Sako Kecamatan Pangean, Selasa (11/6) untuk menahan armada milik PT CSR.

“Kami mendapat kabar Brimob dari Polda Riau akan turun untuk mengawal keluar masuknya mobil CPO Citra, dan kami sekarang sedang menunggu kedatangan saudara (Brimob, red) kami itu,” kata Ketua Koperasi Tani Perkasa Drs Sarwanis Royrick MM sambil menambahkan aksi ini dilakukan untuk menuntut hak garapan di atas lahan 2.400 hektare sejak 1999.(jps)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook