PEKANBARU (RIAUPOS.CO)-Danrem 031/Wirabima, Brigjen TNI Nurendi MSi (Han) mengatakan, debit air yang terlalu besar masuk ke Pembangkit Tenaga Listrik Air (PLTA) Koto Panjang selain karena intensitas curah hujan di Bukit Barisan dan Sumatera Barat, juga disebabkan adanya pembalakan hutan di hulu PLTA.
"Ini dapat kita lihat, air yang datang itu airnya keruh. Tentu ini ada kaitannya dengan pembalakan liar dan pembangunan yang tidak pada tempatnya," kata Danrem Nurendi saat meninjau PLTA Koto Panjang bersama Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu, Danrem menawarkan sebuah solusi agar banjir di Riau tidak terjadi lagi ke depannya. Di mana Pemerintah Daerah Riau bersama pihak PLTA Koto Panjang harus membuat sebuah waduk-waduk di bagian hulu PLTA Koto Panjang. "Nantinya air yang datang di hulu terlebih dahulu dialirkan ke waduk, sehingga air yang datang ke PLTA bisa secara berlahan, dan tidak dengan debit besar seperti saat ini," ujarnya.
Masih kata Danrem, nantinya air-air yang ada di waduk bisa dimanfaatkan untuk aliran irigasi, dan bisa digunakan untuk antisipasi kemarau dalam menghadapi Karlahut.
"Memang tidak mudah membuat untuk membuat waduk itu, perlu dana besar. Karena perlu banyak waduk untuk menampung air, paling tidak diperlukan 10 waduk," paparnya.
Dengan begitu, tambah Danrem, debit air dengan jumlah besar dapat diantisipasi, sehingga banjir tidak terlalu besar seperti saat ini. "Saya kira ini bisa dilakukan oleh pemangku kepentingan, agar tidak lagi banjir di Riau ke depannya," pungkasnya.
Laporan : Aznil Fajri
Editor : Aznil Fajri