Di Siak Jarak Pandang 150 Meter

Riau | Rabu, 12 Februari 2014 - 09:27 WIB

Di Siak Jarak Pandang 150 Meter
Karyawan PT Arara Abadi membagikan masker kepada pengendara dan juga warga Siak di Simpang Empat Kwalian kecamatan Siak, Selasa (11/02/2014). Foto: Alfiadi/RIau Pos

SIAK (RIAUPOS.CO) - Kabut asap di Kabupaten Siak semakin tebal. Hal ini terlihat Selasa (11/2) pagi, kabut asap menyelimuti wilayah Kecamatan Siak, Dayun, Mempura, Koto Gasib, Bungaraya, Sabak Auh, Pusako dan Sungai Apit.

Pantauan Riau Pos di lapangan, kabut tersebut mulai menyelimuti dari malam dan puncaknya pada subuh hari. Jika sebelumnya kabut serupa terjadi, namun kali ini lebih tebal dari sebelumnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kabut ini membuat jarak pandang menjadi 150 meter yang mengkhwatirkan pengendara kendaraan. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Siak, kebakaran lahan yang terjadi di Siak ikut menimbulkan kabut asap, selain dari asap kiriman.

Ini dibuktikan telah terjadinya kebakaran lahan di tiga titik yaitu Sungai Berbari Kecamatan Pusako seluas 50 hektare, kebun sawit dan belukar. Kemudian di bawah jembatan Sultan Abdul Jalil Rachmadnyah Kecamatan Sungaapit dan di Dayun Km 7.

‘’Kebakaran lahan terus meluas,’’ kata Kepala BPBD Siak Wan Abdul Razak SH MH kepada Riau Pos yang melakukan pamadaman di areal kebakaran lahan di Dayun, Selasa (11/2).

Kondisi rentan dan rawan seperti ini, cepat menjadi pemicu kebakaran, ditambah lagi cuaca yang ekstrem. ‘’Setiap saat petugas damkar melakukan pemadaman,’’ kata dia lagi.

Diakui dia selain faktor suhu, angin juga ikut berpengaruh. Tak jarang saat api telah dipadamkan, namun hembusan angin bertiup maka api kembali nyala. Berbagai upaya terus dilakukan pihaknya dalam melakukan pemadaman ini. Tak peduli siang malam, namun masih terjadi juga kebakaran.

Setakat ini, kebakaran lahan kian meluas, data yang dihimpun dari 31 Januari-11 Februari total lahan yang terbakar 376 hektare dan itu berada di delapan kecamatan. ‘’Yang terbanyak di kecamatan Sungaiapit,’’ kata dia.

Ia menyebutkan pemadaman ini tak dilakukan sendiri. Melainkan dibantu personel TNI, Polri dan juga masyarakat. Akan tetapi, untuk memadamkan api tersebut, terdapat kendala di lapangan, seperti medan yang sulit ditempuh.

Selain itu peralatan dan juga ketersediaan air di lokasi. ‘’Tak jarang untuk mengambil air harus balik dulu,’’ katanya.

Ia mencontohkan di Desa Tuahindrapura, akses menuju ke sana begitu sulit. Begitu juga kendaraan pemadam yang dibawa tak bisa masuk, ditambah jalan sempit. Meski begitu kondisinya tetap diusahakan.

Dua hari ini, sebut dia, kondisinya lebih meningkat dari sebelumnya, terutama kabut asap kian menebal. Bahkan jarak pandang juga semakin berkurang, dan kondisi udara dalam keadaan tak sehat. ‘’Ini sudah kami laporkan pada BPBD provinsi dan gubernur,’’ kata dia.

Terpisah, Kadiskes Siak dr H R Thoni Chandra MKes mengatakan, kondisi kabut asap seperti ini, berdampak pada kesehatan.

Apalagi pantauan indeks standar pencemaran udara (ISPU) kemarin kondisi udara dalam keadaan tak sehat. Kondisi ini, lanjut dia telah dibuat surat edaran di 14 kecamatan berisikan imbauan untuk siaga. Jika kondisi kabut dan juga udara dalam keadaan sangat berbahaya. ‘’Kami masih melihat hasil tabel ISPU ini, makanya dipantau tiap saat,’’ kata Thoni. (aal)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook