PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Indeks kualitas udara di empat daerah di Provinsi Riau menunjukkan tidak sehat. Empat daerah tersebut di antaranya Kota Dumai, Siak Sri Indrapura, Bengkalis dan Kepulauan Meranti.
Seperti papan indeks standar pencemaran udara (ISPU) milik PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) Dumai, kualitas udara di Kota Dumai berada pada level 449 partikel suspensi indeks (PSI), yang artinya sangat berbahaya bagi kesehatan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, H Marjoko Santoso kepada rpg Selasa (11/2). ‘’Dari papan ISPU milik PT CPI, kualitas udara di Dumai berada pada level 449 PSI dan membahayakan kesehatan masyarakat,’’ katanya.
Menurut Marjoko, menurunnya kualitas udara di Kota Dumai akibat tercemar oleh kabut asap karena kebakaran hutan dan lahan (karhutla). ‘’Tingkat pencemaran udara pada pagi hari berada di level garis merah. Artinya sudah sangat membahayakan bagi kesehatan dan dapat memicu munculnya penyakit pernapasan seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),’’ terangnya.
Marjoko menambahkan, menurunnya kualitas udara di Kota Dumai terjadi akibat partikel halus sejenis abu akibat karhutla menyatu dengan ruang udara membuat udara tidak sehat dan dapat menyebabkan ISPA.
Untuk mengantisipasi penyakit ISPA, Pemko Dumai melalui Dinas Kesehatan telah membagikan 40 ribu masker gratis. Ini dilakukan untuk mengantisipasi terjangkitnya penyakit ISPA. Masker itu disebar pada tiap puskesmas se-Kota Dumai.
Selain itu di dalam Kota Dumai, masker dibagikan di beberapa pusat keramaian. Seperti di persimpangan Jalan HR Soebrantas Dumai, simpang Sudirman, Simpang Bumi Ayu, Simpang Bukit Datuk Lama dan di simpang Jalan Ombak. Petugas membagikan masker kepada semua masyarakat terutama masyarakat yang keluar menggunakan kendaraan roda dua dan berjalan kaki.
Marjoko juga mengimbau bagi masyarakat yang memiliki riwayat penyakit paru-paru, penyakit jantung atau lanjut usia dan balita agar berada di dalam rumah. Ini diimbau agar tidak terkontaminasi dengan udara yang kualitasnya sudah bercampur dengan partikel debu akibat karhutla.
‘’Setiap orang yang melaksanakan aktivitas di luar ruangan agar mengenakan masker, memperbanyak minum air putih untuk mengurangi efek akibat debu karhutla seperti dehidrasi dan efeklainnya. Segera hubungi puskesmas terdekat jika terkena gejala penyakit sesak nafas akibat kabut asap karhutla,’’ tuturnya. (afr)