Banjir, Siswa Terpaksa Mengungsi

Riau | Selasa, 11 Desember 2012 - 10:41 WIB

Laporan TIM RIAU POS, Siak dan Pujud redaksi@riaupos.co

Hujan deras yang terus mengguyur di tambah air sungai yang mengalami pasang merendam sejumlah sekolah dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Kondisi ini mengakibatkan aktivitas belajar mengajar di sekolah lumpuh.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Beberapa sekolah di Kecamatan Siak dan Bunga Raya siswanya harus diungsikan ke sekolah lain yang tidak terendam banjir.

Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi yang meninjau langsung kondisi SMPN 3 Siak merasa prihatin terhadap kondisi siswa. Apalagi sebentar lagi mereka mengikuti ujian semester. ‘’Mereka harus dipindahkan, agar bisa belajar optimal,’’ kata Syamsuar, Senin (10/12) di Siak.

Syamsuar mengatakan, pihak sekolah hendaknya mencarikan solusi tepat dan terbaik untuk persoalan ini. Jangan sampai anak didik dan juga guru jadi korban akibat banjir ini.

Sebab aktivitas belajar mengajar jadi terganggu. Bahkan ironisnya lagi, para murid SD sedang menghadapi ujian dan pelajar SMP sendiri juga sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian semester.

Di SMPN 3 Siak Desa Buantan Besar genangan air menggenangi sekolah sejak dua pekan terakhir. Namun kondisi terparah dialami mulai Ahad (9/12) kemarin, sehingga mulai Senin (10/12) sebanyak  76 orang siswa sekolah tersebut terpaksa dipindahkan aktivitas mereka dengan menumpang di SDN 4 Buantan Besar.

Genangan air yang mencapai lutut orang dewasa ini menggenangi sejumlah kelas dan halaman bahkan jalan masuk menuju ke sekolah.

“Mulai besok seluruh siswa dipindahkan belajar ke SD 04 sampai banjir kembali surut,” ungkap Abdul Wahab, guru SMPN 3 Siak.

Sementara di SDN 10 Bunga Raya, tepatnya di Desa Tuah Indrapura, siswanya diungsikan ke MDA setempat. Namun tidak bagi siswa kelas 4, 5 dan 6 yang hingga saat ini belum bisa ditentukan akan diungsikan ke mana.

Begitu juga dengan SD 014 Bunga Raya, Desa Tuah Indrapura yang ikut terendam banjir. Di SD ini air tidak sampai menggenangi ruang kelas, namun ketinggian air mencapai betis orang dewasa. Kondisi ini pun tidak mengganggu aktifitas belajar mengajar SD yang berdampingan dengan SMPN 3 Bunga Raya.

‘’Saya harap kita semua dapat bersabar, Pemkab telah melakukan pencegahan terhadap banjir ini,’’ sebut dia.

Banjir Surut, Warga Kembali ke Rumah

Sementara itu, banjir yang melanda Desa Muara Bungkal, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak mulai berangsur surut. Puluhan warga yang sempat mengungsi, kini seluruhnya telah kembali ke rumah masing-masing.

“Seluruh warga yang mengungsi kemarin telah kembali pulang ke rumah mereka masing-masing. Air mulai berangsur-angsur surut. Namun aktivitas belum sepenuhnya normal, masih menunggu air benar-benar surut,” ujar Kepala Desa Muara Bungkal, Asril Amran, Senin (10/12).

Asril berharap, air Sungai Mandau tidak meluap lagi, karena akan merendami rumah warga kembali. Pihaknya tetap meminta agar warga Desa Muara Bungkal, khususnya daerah yang rawan banjir seperti Dusun III dan II untuk tetap waspada, dengan menjaga hal-hal yang tidak diinginkan seperti kedatangan air besar secara tiba-tiba.

Dikatakan Asril, aktivitas warga saat ini sepenuhnya kembali normal karena air masih belum surut. Warga saat ini melakukan aktivitas membersihkan rumah selama ditinggalkan dan melakukan kegiatan yang bisa dilakukan.

Terkait dengan terendamnya sawah Desa Muara Bungkal, Asril menyampaikan, jika air telah benar-benar surut, pihak desa akan meminta bantuan berupa bibit padi untuk ditanami kembali oleh warga. Sebab, bibit yang telah ditanam telah terendam air.

“Baru dua pekan kami melakukan tanam perdana langsung terendam banjir dan kita ingin melakukan penanaman bibit padi kembali di sawah tersebut,” harap Kades Muara Bungkal, Asril.

Asril mengimbau kepada warga agar tetap waspada karena masih musim penghujan dan dapat kembali melakukan aktivitas dan selama mengalami banjir kondisi kesehatan warga tetap sehat.

BKSDA Lacak Lokasi Gajah

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah III Duri memperkirakan keberadaan gajah di hutan Rohil masih banyak. Ini menyusul adanya informasi sekawanan Gajah terjebak banjir di kawasan kepenghuluan Siarang-Arang, Rohil.

“Untuk memantau keberadaan populasi gajah, khususnya gajah liar tersebut, BKSDA menyiapkan alat pelacak. Tujuannya untuk memudahkan dalam pemantauan dan pemetaan gajah liar. Hal itu dilakukan karena untuk terjun langsung medannya sangat berat. Dengan alat pelacak, maka keberadaannya dapat dipantau menggunakan satelit,” terang Kasi KSDA Wilayah III Duri, Hutomo pada wartawan, Senin (10/12).

Dari pemantauan nantinya dapat diketahui jumlah populasi yang ada, rute serta titik keberadaan gajah. Hal lain yang akan dilakukan, adalah membuat pemetaan jalur yang kerap dilewati agar masyarakat dapat diperingatkan untuk waspada dari penggunaan jalur yang sama.

Hutomo mengakui pihaknya sudah mendapatkan laporan masyarakat terkait keberadaan gajah di kepenghuluan Siarang-Arang.

Dalam waktu dekat menurut Hutomo yang akan dilakukan adalah berusaha mencari keberadaan gajah dimaksud terlebih dahulu. Jika sudah ditemukan maka akan dibius untuk selanjutnya dipasangi alat pelacak.

“Terhadap gajah liar kita tidak upayakan koservasi hanya pemantauan,” terangnya.

Dia menambahkan, kerapnya keberadaan gajah yang memasuki pemukiman masyarakat tidak terlepas dari menyusutnya makanan yang tersedia bagi habitat hewan berbelalai itu.(aal/fad/wik/muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook