90 Warga Kampar Ikuti PKBM

Riau | Jumat, 11 Oktober 2013 - 09:54 WIB

KAMPAR (PR) - Ahmad Waridun warga Desa Baru Kecamatan Siak Hulu hanyalah seorang jebolan SLTA.

Ahmad mengaku kepada ibunya sudah tidak sabar lagi mengikuti pelatihan Pembinaan Tenologi Industri menjahit angkatan I di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Mandiri) di Pusat Pelatihan P4S Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Di samping bisa membantu perekonomian keluarga, hasil ini juga bisa memenuhi kebutuhan saya sendiri jadi tidak lagi membebani orang tua,’’ ujar Ahmad Waridun.

Bersama 90 orang wanita dan pria yang telah di-maping oleh tiga kecamatan melalui masing-masing kepala desa di antaranya Kecamatan Siak Hulu, Kecamatan Tambang dan Kecamatan Perhentian Raja, mereka semua ada pada angkatan pertama yang langsung dibuka Bupati Kampar di Diklat P4S Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu. (10/10).

Lain halnya dengan Siti Sundari, wanita warga Desa Lubuk Sakat Kecamatan Perhentian Raja yang hanya mampu mengenyam bangku SLTP karena ketidakmampuan orang tua.

Sundari bertekad dengan mengikuti pelatihan menjahit ini kelak mampu membantu orang tuanya yang saat ini sangat miskin, di samping bisa membantu keluarga, hasil dari pelatihan ini bisa menyekolahkan adik-adiknya yang masih kecil. Dia berangan-angan nasib yang dialaminya tidak terulang kepada adik-adiknya.

Dalam kesempatan tersbut, Bupati Kampar Jefry Noer berpesan kepada seluruh peserta pelatihan menjahit, agar pelatihan ini bukan untuk main-main, niatkan dalam hati untuk memperbaiki perekonomian keluarga.

‘’Inilah langkah untuk menuju zero kemiskinan, zero pengangguran dan zero rumah kumuh,’’ ucap Jefry Noer.

Dalam kesempatan tersebut, Jefry Noer juga mengingatkan agar peserta dapat memanfaatkan pelatihan, sehingga setelah mahir menjahit di samping untuk membantu suami atau menambah penghasilan sendiri, juga yang paling penting, ibu-ibu terhindar dari sifat bergunjing ke tetangga yang selama ini sering dilakukan ibu-ibu.

‘’Jika ibu-ibu telah punya kesibukan menjahit, maka segala perbuatan-perbuatan yang tidak berguna akan hilang dengan sendirinya, karena ibu-ibu telah disibukkan mencari uang untuk menambah dan membantu suami dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Kepada para camat, setelah mereka kembali ke desanya masing-masing jangan dibiarkan saja, bantu dengan mengurus pinjaman dana bergulir,’’ ucap Jefry.

Camat, kata Jefry Noer, benar-benar untuk melayani masyarakat, camat bukan untuk dilayani tetapi melayani masyarakat, apalagi masyarakat yang kurang mampu.

Jefry Noer juga mengharapkan peserta pelatihan menjahit ini menjadi duta di desanya, untuk memberantas kemiskinan, ketidakberdayaan serta mampu menjadi pelopor untuk memajukan kaum perempuan di desanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Pasar Drs H Khairullah Chan SH menyebutkan, untuk tahun ini pelatihan menjahit akan dilakukan dalam tiga angkatan, totalnya sekitar 270 orang, untuk angkatan pertama berjumlah 90 orang yang mewakili tiga kecamatan, yakni Kecamatan Tambang, Kecamatan Perhentian Raja dan Kecamatan Siak Hulu.

‘’Para peserta pelatihan terdiri dari berbagai latar belakang, ada yang tamatan SLTP/SLTA dan ada juga ibu rumah tangga serta janda-janda yang masih produktif dan mau berusaha untuk memperbaiki perekonomian keluarganya,’’ papar Khairullah Chan.(adv/b)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook