Krisis Sumatera, PLN Sewa Genset 430 MW

Riau | Rabu, 11 September 2013 - 11:15 WIB

JAKARTA (RP) - PT PLN (Persero) merespons krisis energi yang diderita beberapa wilayah di Sumatera. Perusahaan negara itu mengaku sudah menyiapkan langkah-langkah untuk menambah daya listrik di Bumi Andalas tersebut. Salah satunya akan menyewa genset berkapasitas 430 MW.

Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji menjelaskan, ada tiga provinsi yang pasokan listriknya terganggu, yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurut dia, proyek-proyek pengembangan listrik di daerah itu tidak sesuai dengan pertumbuhan konsumsi di sana yang mencapai 13-15 persen.

‘’Perlu saya ingatkan, dulu, 2004-2012, pemerintah Sumatera Utara tak mau memberi izin PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Asahan 3. Padahal, pemerintah pusat dan PLN sudah punya dana untuk membangun itu. Kalau saja PLTA

Asahan diberi izin pada 2007, Sumatera Utara akan cukup listrik,’’ ungkapnya lewat pesan singkat kepada JPNN, Selasa (10/9).

Dia menambahkan, wilayah Sumatera Barat dan Kepulauan Riau saat ini bergantung kepada PLTA, mulai Singkarak, Maninjau, hingga Koto Panjang.

Padahal, saat ini wilayah Sumatera sedang mengalami musim kemarau berkepanjangan. Pamudji mengatakan, sistem kelistrikan yang sehat memerlukan cadangan kapasitas cukup.

‘’Setidaknya perlu ada cadangan 30 persen dari keperluan puncak. Sehingga, jika ada pemeliharaan pembangkit atau pengaruh alam, seperti musim kemarau, masih bisa diatasi,’’ tambahnya.

Pamudji melanjutkan, pihaknya segera mengatasi krisis listrik tersebut. Untuk Sumatera Utara, dia mengaku bakal menyewa genset berkapasitas 430 MW untuk menambah pasokan listrik.

Tambahan tersebut direncanakan mulai pertengahan September hingga akhir Oktober. Pihaknya juga bakal membangun PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mini Gas) di beberapa di Riau dan Jambi.

‘’Selain itu kalau tidak ada aral melintang, PLTU Nagan unit pertama (110 MW) akan mulai memasok daya pertengahan September. Tapi, itu masih belum bisa dipastikan. Karena yang menggarap adalah kontraktor Cina. Jadi jadwalnya belum bisa dipastikan,’’ ungkapnya.

Senior Manager Humas PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, tiga wilayah tersebut ada dalam dua sistem kelistrikan.

Yakni, sistem Sumbagut (Sumatera Bagian Utara) yang menaungi Sumatera Utara, serta Sumbagteng (Sumatera Bagian Tengah) yang memasok Sumatera Barat dan Riau.

Untuk sistem listrik Sumbagut, PLN mencatat rata-rata beban puncak beberapa hari terakhir mencapai 1.640 megawatt (MW). Padahal, daya mampu pembangkit listrik akhir-akhir ini mencapai sekitar 1.400 MW. Kurangnya pasokan listrik di sistem tersebut adalah karena beberapa proyek pembangkit 10 ribu MW yang molor.

‘’Selain itu, ada beberapa unit pembangkit listrik yang sedang mengalami perbaikan. Misalnya, unit di PLTU Labuhan Angin dan PTLG Belawan,’’ tambahnya.

Kemudian rata-rata beban puncak di sistem Sumbagteng mencapai 1.100 MW. Padahal, daya mampu PLN di wilayah itu hanya mencapai 1.000 MW. Daya mampu di sistem tersebut tak sanggup menangani beban puncak karena delapan PLTA di wilayah itu terkena dampak musim kemarau.

‘’Kekurangan itu dibarengi dengan peningkatan konsumsi yang banyak. Ada yang tambah daya, pelanggan baru, dan industri baru,’’ imbuhnya.(bil/sof/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook