PERKEBUNAN

Harga TBS Kelapa Sawit Naik Lagi, Kini Dekati Rp2.000 per Kg

Riau | Selasa, 11 Agustus 2020 - 12:00 WIB

Harga TBS Kelapa Sawit Naik Lagi, Kini Dekati Rp2.000 per Kg
INTERNET

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit periode 12 – 18 Agustus mengalami kenaikan pada setiap kelompok umur. Jumlah kenaikan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp110,81/Kg. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu kedepan naik menjadi Rp1.974,40/Kg.

Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli melalui Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Defris Hatmaja mengatakan, kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal, naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan kernel dari sebagian perusahaan yang menjadi sumber data.


"Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami kenaikan harga sebesar Rp442,80/kg, Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp513,00/Kg, Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp485,12/Kg, dan PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp484,70/Kg dari harga minggu lalu," katanya.

Sedangkan untuk harga jual kernel, Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp96,00/Kg, dan PT Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp145,64/Kg dari harga minggu lalu. Sementara dari faktor eksternal, kenaikan harga TBS minggu ini karena permintaan ekspor yang lebih kuat dan aktivitas restocking meningkat dari negara-negara pengimpor minyak sawit utama seperti India dan Cina.

"Selain hal tersebut kenaikan harga TBS periode ini dipicu karena India meningkatkan pembelian pada bulan Juni karena negara itu mulai melakukan relaksasi lockdown. Ekspor Malaysia, terutama produk CPO, ke India diperkirakan tetap kuat selama sisa tahun ini setelah pemerintah Malaysia menurunkan pajak ekspor, hal ini dikarenakan Malaysia merupakan barometer dunia untuk harga CPO. China juga akan beralih ke minyak sawit setelah impor kanola dan kedelai terjerat perselisihan perdagangan," jelasnya. 

 

Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook