TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Masih ingat dengan peristiwa banjir bandang yang menghanyutkan dan merusak ratusan rumah warga Desa Petapahan Kecamatan Gunung Toar, Kuansing, akhir Februari lalu.
Selain disebabkan derasnya curah hujan, juga dikarenakan jebolnya bendungan Petapahan yang berada di atas perbukitan pemukiman masyarakat. Sehingga, ratusan kubik air, tumpah ruah ikut menghantam pemukiman warga.
Bencana alam ini, langsung mendapatkan respon Bupati Kuansing Drs H Mursini MSi, Wakil Bupati H Halim serta masyarakat Kuansing. Mursini per 1 Maret 2019, langsung mengeluarkan instruksi pada Dinas PUPR Kuansing untuk penanganan segera.
Instruksi itu langsung ditindaklanjuti Kadis PUPR Kuansing Ade Fahrer bersama tim. ’’Kita pun melakukan langkah perbaikan cepat bersama tim,’’ ujar Ade Farel didampingi Kabid SDA PUPR Kuansing, Febri Mahmud, Selasa (11/6/2019) di Teluk Kuantan.
Febri menjelaskan, perbaikan bendungan sudah di mulai sejak instruksi Bupati Kuansing. Agar penanganan bisa dilakukan segera, PUPR menggunakan dana tanggap darurat bencana.
’’Sekarang pekerjaan sudah berjalan di lokasi bendungan,’’ ujarnya.
Perbaikan bendungan, difokuskan pada bagian yang jebol dan perbaikan bendungan sisi lain untuk memperkuatnya. Panjang perbaikannya lebih kurang 18 meter.
Namun tidak menghilangkan bagian bendungan lama. Jika pekerjaan berjalan lancar sesuai perkiraan, pertengahan Juli 2019, perbaikan bendungan sudah tundah dan bisa di fungsikan.
Dinas PUPR memperkirakan, dana perbaikan bendungan Desa Petapahan itu mencapai Rp1 miliar. ’’Karna ini tanggap darurat, pekerjaan di desa dulu. Nanti baru di hitung totalnya. Tapi perkiraan kita Rp 1 miliar,’’ ujarnya.
Selain perbaikan bendungan, pemkab juga tengah menyiapkan lahan baru untuk relokasi pemukiman warga desa Petapahan.(dac)