Laporan MARRIO KISAZ, Pekanbaru marrio_kisaz@riaupos.co
Tim ahli dari pusat melakukan peninjauan jembatan Siak III. Ini dilakukan untuk melihat kondisi sarana infrastruktur tersebut sebelum dilakukan perbaikan.
Dari hasil peninjauan bersama pihak Waskita dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Riau diketahui tidak ada perubahan berarti untuk kondisi hanger yang over stress dan harus diganti. Kendati demikian, perlu dilakukan residual test sebelum dilakukan perbaikan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Hal itu disampaikan tim ahli Prof Iswandi kepada Riau Pos, usai melakukan peninjauan, Senin (10/6). Menurutnya, residual test diperlukan untuk memastikan tidak ada elemen jembatan yang terganggu saat proses perbaikan.
‘’Kami melihat tidak begitu ada perubahan yang mengkhawatirkan. Sebagai tenaga ahli yang dipercaya saya tentunya mencari solusi yang terbaik,’’ ungkap Guru Besar UI tersebut.
Menurutnya, proses penghitungan secara prinsip sudah rampung, bahkan pihak Waskita sudah memberikan gambaran SOP untuk proses perbaikan.
Namun, tim ahli masih ingin memastikan tidak ada celah untuk terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan dalam perbaikan sarana infrastruktur tersebut.
‘’Saya sebagai tim ahli tentunya ingin objektif dan menilainya dengan akurat. Karena memang perbaikan jembatan tidak sesederhana yang kami pikirkan. Seluruh komponen itu saling berhubungan, kalau tidak ada pengkajian dan SOP, kami sebagai tim ahli tentunya tidak bertanggung jawab jika terjadi hal yang membahayakan masyarakat,’’ ungkap Iswandi.
Untuk gambaran SOP, dikatakannya dimulai dengan memasang temporary hanger di dua hanger yang akan diganti. Kondisi itu dapat menyebabkan pemindahan gaya, sehingga perlu pengkajian residual test untuk memastikan baja penopang hanger dapat menahan proses penggantian tersebut.
Perwakilan PT Waskita, Purma mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan alat dari Amerika untuk residual test tersebut. Dia juga mengaku telah memberikan SOP awal untuk perbaikan ke tim ahli.
‘’Kami bukan satu atau dua kali membangun jembatan. Jadi kami siap bertanggung jawab. Hanya saja, tim ahli meminta untuk melakukan residual test. Makanya alatnya kami persiapkan, begitu juga untuk persiapan perbaikannya,’’ papar pria berkacamata itu.
Saat ditanyakan mengenai lambannya proses perbaikan sarana infrastruktur tersebut, dia mengatakan hal itu karena perlunya penghitungan dari beberapa poin oleh tim ahli. Selain itu, keberadaan alat yang tidak ada di Indonesia juga menjadi kendala perbaikan.
‘’Kami tidak ingin seperti di Kukar, jembatannya roboh karena perbaikan tidak pakai SOP. Makanya, kami bahas dengan tim ahli. Insya Allah dalam bulan ini residual test dilakukan dan selanjutnya diperbaiki,’’ tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau SF Hariyanto mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan tim ahli dan kontraktor untuk perbaikan Siak III tersebut. Hasilnya, masih ada satu tahapan lagi sebelum dilakukan proses perbaikan.
‘’Kalau kami tentunya ingin lebih cepat lebih baik. Namun, hasil kajian dengan tim ahli meminta untuk perlu residual test sebagai SOP perbaikan. Intinya, bagaimana proses perbaikan berjalan seperti yang diharapkan,’’ papar Hariyanto.(yls)