Siak Liburkan Siswa

Riau | Selasa, 11 Februari 2014 - 08:28 WIB

Siak Liburkan Siswa
KABUT ASAP: Kabut asap di Kota Siak Sri Indrapura semakin tebal dan sudah sangat mengganggu pengguna jalan. Tampak kabut asap menyelimuti ruas jalan menuju Jembatan Siak, Senin (10/2/2014). Foto: Alfiadi/Riau Pos.

SIAK (RIAUPOS.CO)- Kabut asap tebal yang melanda wilayah Siak membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Siak meliburkan siswa dari berbagai jenjang pendidikan. Langkah ini diambil menyusul kondisi cuaca dan udara dalam kategori tidak sehat.

Libur yang diberikan oleh Disdikbud ini bagi siswa yang sekolahnya terkena kabut asap, sementara yang dalam kondisi normal, tak diliburkan. ‘’Tak seluruh siswa kami liburkan,’’ ujar Kadisdikbud Siak Drs H Kadri Yafiz MPd, Senin (10/2).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ia menyebutkan, dari kondisi di lapangan, siswa yang diliburkan adalah di Kecamatan Siak, Mempura, Bungaraya,

Sabak Auh, Pusako, Sungaiapit, Dayun, Koto Gasib dan Tualang. Sementara Minas, dan Kandis, Sungai Mandau tidak, karena kondisi di sana masih batas normal.

Liburan bagi siswa ini, lanjut dia terkecuali bagi murid kelas VI sekolah dasar, pelajar SMP IX dan siswa SMA kelas XII. Mereka tetap harus sekolah dan mengikuti aktivitas belajar mengajar. Hanya saja jam masuknya dimundurkan dari waktu biasanya yakni pukul 08.30 WIB. Sementara guru-guru tak diliburkan. Mereka seperti biasa menjalankan tugas dan kewajibannya.

Untuk diketahui, libur yang diberikan Disdikbud ini selama dua hari, terhitung Selasa hingga Rabu (11-12/2). Ini telah mendapatkan persetujuan dari wakil bupati, setelah dilakukan konsultasi terlebih dahulu.

Untuk hari Senin (10/2) siswa yang telah telanjur ke sekolah dilarang untuk beraktivitas di luar dan jam pulangnya dipercepat dari waktu semula.

Pantauan Riau Pos, pagi tadi kabut asap tebal menyelimuti Siak, mulai dari Kecamatan Sabak Auh, Sungai Apit, Pusako, Bungaraya hingga Siak. Aktivitas pengendara terganggu karena jarak pandang berkisar 400 meter.

Wakil Bupati Siak, Alfedri mengatakan, kabut asap ini kiriman. Namun ia enggan menyebutkan kiriman dari mana. Perihal kiriman itu telah disampaikan oleh petugas BPBD. ‘’Pemkab siaga penuh terhadap kondisi ini,’’ kata dia.

Ia menyebut, sampai saat ini Pemkab masih melihat perkembangan kabut asap ini. Jika kondisinya terlihat parah maka akan ditetapkan status siaga. Namun penetapan status tersebut masih menunggu hasil.

Kabut asap ini, hanya berlangsung beberapa jam saja, menjelang siang, kabut tebal tersebut berangsur menghilang.  ‘’Kami mengajak warga bersama-sama mendoakan agar hujan turun,’’ sebut dia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Siak Wan Abdul Razak SH MH menambahkan, pihaknya masih melakukan pemadaman kebakaran lahan.

Meski kemarin sudah menunjukkan pengurangan, namun Ahad (9/2) kemarin, kebakaran lahan menyebar luas di Desa Tuah Indrapura Kecamatan Bungaraya. Petugas di lapangan ektra melakukan pemadaman, meski medan yang ditempuh terasa sulit.

Guyuran hujan, Sabtu (8/2) kemarin, tak berdampak banyak, justru hujan yang sebentar tersebut menambah kepulan asap.

957 Terjangkit ISPA

Sementara itu, dari catatan Dinas Kesehatan (Diskes) Siak, pasien infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) sejak 1 hingga 9 Februari kemarin tercatat 957 pasien. Tujuh di antaranya balita yang menghidap ISPA pneumonia.

Data pasien ISPA itu berada di 14 kecamatan, yang langsung mendapat perawatan jalan. ‘’Petugas medis di Puskesmas siaga,’’ ujar Kasi Pengendalian dan Pemberantasan penyakit H Marzuki SKM MKL.

Ia menyebut, dalam kondisi seperti ini, jika warga terdapat gejala ISPA batuk, pilek, asma, iritasi mata dan iritasi kulit, segera berobat di Puskesmas terdekat. Jangan menunggu-nunggu lagi.

Di samping itu, mengingat kondisi udara kurang sehat, kurangi aktivitas di luar rumah. ‘’Sejauh ini, mereka yang terinfeksi ISPA telah mendapatkan perawatan jalan,’’ kata dia.

Rangkul Perusahaan

Hingga saat ini, bencana kabut asap akibat karhutla yang melanda sejumlah kecamatan di Pelalawan semakin parah dan kian mengkhawatirkan. Guna mengantisipasi dan meminimalisir bencana kabut asap tersebut, Pemkab Pelalawan akan memperkuat tim penanganan bencana dengan merangkul perusahaan yang beroperasi di Negeri Bono ini.

‘’Saat ini kami tetap menyiapkan Tim Penanganan Darurat Bencana (TPDB) dari Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Daerah (BPBPKD) untuk mengatasi karhutla. Selanjutnya dibantu personel Satpol PP, TNI/Polri,’’ kata Bupati Pelalawan HM Harris.

Dengan keterbatasan personel, kata Harris pihaknya akan memperkuat tim dengan merangkul pihak perusahaan untuk dapat ikut terlibat dan membantu masalah bencana karhutla ini.

‘’Untuk itu, saya minta Sekda dapat secepatnya membentuk dan memperkuat tim. Kemudian turun ke lapangan guna memantau perkembangan masalah karhutla,’’ terang Bupati.

Dijelaskan Bupati, selama ini setiap terjadinya karhutla, pihak perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan ini dinilai tetap ikut andil tapi menjadi wilayahnya saja. Karena setiap ada masalah karhutla, pihak perusahaan hanya siaga di lokasi areal perusahaannya saja.

Sementara itu, karhutla yang terjadi di luar areal perusahaan tidak ikut. Maka perusahaan terkesan enggan membantu pemerintah dan warga dalam memadamkan api. ‘’Jadi, saya berharap perusahaan yang ada ikut membantulah,’’ harap Harris.

Kepala BPBPKD Pelalawan, H Abu Bakar FE mengatakan, saat ini pihaknya telah menyiagakan dua posko penanggulangan bencana karhutla dan kabut asap di Sorek Kecamatan Pangkalankuras dan juga di Kecamatan Pangkalankerinci.

‘’Kedua posko ini akan segera memberikan respon yang cepat dengan langsung turun ke lapangan. Jika adanya informasi masalah karhutla,’’ tuturnya.

Disinggung terkait kasus karhutla yang terjadi di Kecamatan Teluk Meranti di mana 2 ribu lahan terbakar, mantan Sekwan DPRD Pelalawan ini mengatakan, bahwa dirinya perlu meralat informasi tersebut.

Diungkapkannya, karhutla yang terjadi di Kelurahan Teluk Meranti Kecamatan Teluk Meranti ini hanya terjadi di satu titik, yakni di lahan kosong milik warga dan perusahaan seluas 30 hektare dari hamparan lahan seluas 2 ribu hektare.

‘’Api hanya membakar lahan kosong milik warga dan perusahaan seluas 30 hektare dari hamparan seluas 2 ribu hektare,’’ ungkapnya.

Polisi Pantau Ada Enam Titik Karhutla

Karhutla sudah sepekan terjadi di Provinsi Riau. Dari informasi yang dihimpun Polda Riau, setidaknya ada enam titik kebakaran terjadi di antaranya berada dalam lahan perusahaan.

‘’Pada kebakaran Selasa, (4/2) di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, pemilik masih dalam penyelidikan kami. Lahan yang terbakar gambut seluas 1 hektare. Upaya Polri memadamkan api bersama pihak PT SAU dibantu masyarakat,’’ ujar Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Arjo Tejo, Senin (10/2)

Pada Ahad itu pula, di lahan suku Bedagu Desa Tambak Kecamatan Langgam, Pelalawan, terbakar sekitar seperempat hektare yang sudah dipadamkan polisi bersama masyarakat.

‘’Pada Jumat (7/2) lalu kebakaran terjadi di petak 380 seluas 4 hektare dan petak 380 seluas 0,2 Ha lahan PT Arara Abadi di Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan. Pemadaman dilakukan polisi bersama karyawan perusahaan,’’ lanjutnya.

Pada Ahad (9/2), terbakar 20 hektare kebun sawit milik Hirman di Desa Langgam Kecamatan Langgam. ‘’Ahad juga di lahan seluas 15 hektare milik PT Arara Abadi terbakar,’’ ujar Guntur sambil mengatakan pemadaman dilakukan oleh PT Arara Abadi, PT SAU dan masyarakat.

36 Titik Api di Riau

Berdasarkan pantauan Senin pagi (10/2), hot spot atau titik api di Riau berjumlah 36 Titik. Hal itu disampaikan staf analisa data dan informasi Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Muhammad Ibnu Amiruddin.

‘’Di Riau ada 36 titik api yang terdiri dari Bengkalis 11 titik, Inhil 9, Pelalawan 12, Rohil 2, Rohul 1 dan Siak 1 titik. Jadi totalnya 36 titik,’’ jelasnya.

Sementara itu total titik api di Sumatera saat ini mencapai 62 titik. Di antaranya, Sumut 17 titik, Kepri 6, Jambi 1 dan Aceh 2 titik. ‘’Ditambah jumlah di Riau 36 titik, jadinya 62 titik api di kawasan Sumatera,’’ kata Ibnu.

Dijelaskan Ibnu lagi, terdata dari monitoring hotspot yang menggunakan Terra/Aqua yang terpantau. Terkait dengan titik api yang dipercayakan dengan tingkat kepercayaan terjadi kebakaran 80 sampai 100 persen berjumlah 16 titik dari seluruh total hotspot di kawasan Sumatera tersebut.

‘’Jadi sebanyak 16 titik api yang berada pada tingkat kepercayaan 80-100 persen, dari seluruh titik api yang ada di Sumatera,’’ ujarnya.

Dua Ha Lahan Kosong Terbakar

Dua ha lahan kosong di sekitar perumahan Mariland RT 1/RW 11 Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayanraya, Pekanbaru terbakar, Senin (10/2). Kebakaran terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Belum diketahui penyebab pasti kebakaran. Sementara itu untuk pelakunya pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan.

Informasi yang dirangkum di lapangan, kepulan asap tebal mula-mula nampak disekitar lokasi sejak pukul 13.00 WIB. Mengetahui hal tersebut, warga sekitar perumahan langsung menghubungi pihak kepolisian kemudian dilanjutkan ke Dinas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru.

‘’Kami mendapat laporan dari warga dan langsung mendatangi lokasi bersama petugas pemadam. Sementara itu disekitar lokasi, anggota juga telah mencari pelaku pembakaran. Namun tidak ditemukan orang yang diduga membakarnya,’’ kata Kapolsek Tenayanraya Kompol Kukuh Yulianto Widodo.

Lebih lanjut dikatakan Kapolsek, beberapa hari sebelumnya, warga sekitar juga melihat ada orang terlihat mondar-mandir di lokasi. Namun warga tidak menaruh curiga, hingga akhirnya lahan tersebut terbakar pada Senin siang.

Sementara itu, Camat Tenayanraya Abdurahman ketika dikonfirmasi dilokasi kejadian mengatakan, sebelum peristiwa tersebut, pihaknya juga telah menyampaikan kepada warga agar berhati-hati dan jangan bermain api. Karena belakangan kondisi cuaca sedang panas sehingga lahan kosong rawan terbakar.

‘’Tadi pagi baru saja disampaikan kepada para lurah dan warga di lingkungan Tenayanraya. Saya himbau agar tidak melakukan pembakar dimanapun, karena bisa berpotensi menjalar ke lokasi lain dan menimbulkan asap,’’ jelas Camat.

Bom Air

Pemadaman atas kebakaran lahan perkebunan sagu oleh PT Nasional Sago Prima (NSP) dengan bom air mulai dilaksanakan, Senin (10/2) kemarin. Upaya pemadaman ini dilakukan setelah helikopter yang di sewa tiba Ahad petang (9/2).

Dari pantauan Riau Pos yang turut menyaksikan pemadaman dengan bom air tersebut di Desa Pelampin, Desa Lukun, helikopter yang mengambil dan mengangkat air dari kanal-kanal perusahaan dilakukan terus-menerus. Setelah mengambil air, lalu heli yang membawa sekitar lebih kurang 400 liter air itu dijatuhkan ke titik-titik api yang masih hidup di lokasi areal milik perusahaan.

Bersamaan dengan itu tim pemadam dari perusahaan memakai pemadam mesin robin juga dikerahkan untuk pemadaman dari bawah. Walaupun pemadaman dilakukan dari berbagai sisi, namun kondisi lahan gambut menjadi kendala bagi mereka.

Humas PT NSP, Setio Budi Utomo dan Kepala Tata Usaha, Citra Mulyadi Bangun yang ditemui di camp pekerja pelampin, Desa Lukun, menegaskan bahwa kebakaran lahan perusahaan masih sekitar lebih kurang 1.200 Ha. Dengan rincian, di Pelampin terbakar seluas 1.000 dan 200 hektare lainnya terbakar di Kepaubaru yang juga di dalam wilayah Kecamatan Tebingtinggi Timur.

Budi menginformasikan bahwa penyewaan heli untuk membuat bom air tersebut selama sepekan. Oleh karena itu kata Budi Pihak perusahaan akan berupaya memanfaatkan jasa bom air memakai heli itu dengan maksimal. ‘’Dalam penyewaan ini, menghabiskan uang sekitar lebih kurang Rp900 juta untuk waktu sepekan. Makanya kami tidak akan menyia-nyiakannya,’’ tambah Budi.

Lebih lanjut untuk mendatangkan bahan bakar heli yang memakai avtur, perusahaan kesulitan mencarinya. Bahkan agar heli tetap beroperasi dalam upaya membantu pemadaman perusahaan terpaksa mendatangkan avtur dari Sumatera Utara.

‘’Di Pekanbaru kami tidak dapat mencarinya, maka terpaksa mendatangkan dari Sumut. Setelah dikirim dari Sumut ke Buton (Siak) maka kami akan bawa avtur ke lokasi memakai pompong. Dalam satu hari kami menghabiskan avtur sekitar 6 drum,’’ tambahnya.

Di lokasi kebakaran lahan juga asap menyelimuti wilayah perkebunan sagu milik perusahaan. Namun budi mengaku asap tersebut tidak menuju ke ibukota Selatpanjang, namun ke Pulau sumatera. ‘’Untungnya tidak ke Selatpanjang, sebab arah angin membuat asap dari kebakaran lahan ini ke Pulau Sumatera,’’ katanya.

Puting Beliung

Dalam proses pemadaman api di dalam wilayah milik perusahaan PT NSP angin puting beliung kecil menjadi penghambat dalam pemadaman api. Sebab dengan keberadaan angin tersebut, membuat api mudah berpindah ke lokasi lain.

‘’Makanya api mudah berpindah-pindah. Walaupun sudah pernah dipadamkan. Lahan itu kembali terbakar pada esok atau hari berikutnya. Makanya kami kesulitan di lapangan dan api tak ada habisnya,’’ kata Safrizal (31) petugas pemadam perusahaan dari sisi darat bersama rekannya Toni (28), dan Budi (28) ditemui di lokasi perusahaan yang terbakar, Senin (10/2) kemarin.

Mereka mengaku sudah lebih kurang sepekan di lapangan untuk memadamkan titik api. Walaupun api yang membakar sudah bisa dikendalikan, namun tetap saja petugas pemadam mengaku kesulitan untuk menuntaskan pemadaman.

Sementara itu Camat Tebingtinggi Timur, Helfandi SE MSi menuturkan nantinya pihak pemerintah kecamatan akan berupaya melaporkan segala upaya yang telah dilakukan oleh perusahaan. Yang jelas tambah camat yang akrab disapa Iin ini seluruh kebakaran yang terjadi diwilayah kecamatan Tebing Tinggi Timur secara keseluruhan sudah bisa dikendalikan.

Belum Tetapkan Tersangka

Sementara itu, Polres Kepulauan Meranti belum menetapkan tersangka dalam kasus kebakaran lahan di Meranti. Meski begitu, pihak Polres mulai memeriksa beberapa saksi terkait terkait kebakaran di Tebingtinggi Timur. Pemeriksaan ini baru sampai pada masyarakat pemilik lahan dan pihak rekanan, untuk pihak perusahan baru akan diperiksa setelah proses pemadaman tuntas.

Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Zahwani Pandra Arsyad SH MSi melalui Kasat Reskrim Antoni L Gaol SH MH mengatakan, mereka telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi di lapangan (lokasi kebakaran di Tebing Tinggi Timur). Adapun beberapa saksi yang diperiksa adalah Pandu Siregar (40) Askeb mes PT NSP, Nasrul’ah Sitanggang (41) Mandor kontraktor PT Nuansa Pertiwi Mes PT NSP, dan Seiko (43) Mandor PT SNI, mes PT NSP.

‘’Para saksi menjelaskan bahwa sumber api berasal dari kebun warga. Kemudian menjalar ke lahan baru ditanam milik PT NSP. Tak hanya itu 4 unit ekskavator milik PT SNI habis terbakar,’’ kata Antoni.

Disampaikan Antoni juga, hasil pantauan mereka di lapangan, api sudah dapat dilokalisir. Namun hampir seluruh lahan seluas 1.000 Ha masih menyala dan mengeluarkan asap.

‘’Satreskrim tetap akan mengembangkan kasus tersebut dengan memanggil dan memeriksa warga pemilik lahan yang terbakar berdekatan dengan areal PT NSP, pihak manajemen PT NSP belum dapat dilakukan pemeriksaan menunggu pemadaman api selesai,’’ sebutnya lagi.(aal/amn/ali/*6/s/amy)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook