BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Catatan Disdukcapil Kampar, kabupaten tersebut kini sudah memiliki penduduk lebih 700 jiwa. Itu tidak termasuk yang belum merekam KTP-el. Karena jumlah penduduk yang mulai ramai ini pula agaknya, mengapa sejumlah kasus serupa sering berulang pada pekan yang sama. Bila sebelumnya kasus pencabulan terjadi dua kali dalam sepekan, kini giliran kasus bunuh diri.
Catatan Polres Kampar. Memasuki pekan kedua 2019, ini sudah terjadi dua kasus bunuh diri. Pertama kasus bunuh diri yang dilakukan seorang kakek bernama Zainal (64) di Desa Silam, Kecamatan Kuok. Lelaki ini ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, Senin (7/1) lalu. Kuat dugaan korban bunuh diri karena sudah dua bulan pisah ranjang dengan istrinya, serta tidak kuat dengan penyakit yang dideritanya.
Kedua, kasus kedua bunuh diri dalam pekan ini terjadi di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu. Kali ini lelaki muda yang sudah berkeluarga, Ibnu Hidayat (27) warga Perumahan Surya Mandiri di Jalan Teropong, yang nekat menghabisi nyawanya sendiri. Hanya saja dari dua kasus ini, hanya kasus di Kuok yang terang benderang pemicunya. Sementara, di Siak Hulu, sesuai keterangan Kapolsek Siak Hulu Kompol Arvin Hariyadi, belum diketahu pasti penyebabnya.
Menurut Kapolsek, saat dirinya dan anggota tiba di lokasi bunuh diri, jenazah sedang dikafani dan dimandikan pihak keluarga bersama warga. Saat petugas menjumpai pihak keluarga, mereka menolak dilakukan otopsi terhadap korban.
‘’Mereka beralasan telah mengikhlaskan kematiannya korban. Dari keterangan sejumlah saksi yang ditanyai petugas, diketahui bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Sehingga pihak keluarga yakin kematian korban murni karena bunuh diri,’’ sebut Kapolsek.
Pihak keluarga tidak bersedia dimintai keterangan lebih lanjut. Selain itu warga juga membuat surat pernyataan penolakan otopsi. Keluarga juga membuat pernyataan bahwa tidak akan ada penuntutan atas kejadian ini di kemudian hari. Karena menerima surat yang sudah ditandatangani tersebut, kepolisian pun tidak melanjutkan pemeriksaan.
Sementara keterangan dari sang istri, Erdiana, almarhum suaminya pulang ke rumah pada malam hari sebelum kejadian. Setelah menjumpai istri dan anaknya, lelaki itu memilih istirahat di ruang tengah sambil menonton televisi, sementara istrinya tidur di kamar. Menjelang Subuh, Erdiana terbangun untuk mengerjakan salat. Alangkah terkejutnya dia, karena suami sudah tergantung tidak bernyawa.
Pihak keluarga lainnya juga menceritakan, mereka tidak tahu penyebab korban nekat mengakhiri hidupnya. Karena kesehariannya korban dikenal tertutup dan jarang menceritakan permasalahannya kepada keluarga.(mng)
(Laporan HENDRAWAN, Bangkinang)