BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Hati-hati, jalan berlubang. Tulisan itu terpampang satu meter dari lokasi bahu jalan yang terancam amblas di Jalan Pasir Putih, Desa Tanah Merah, Kecamatan Siak Hulu. Papan peringatan putih itu lengkap dengan imbauan batas kecepatan dan karikatur motor yang terperosok.
Pagi hari selalu menjadi hari yang sibuk bagi masyarakat Desa Tanah Merah dan Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu. Jalan Pasir Putih menjadi akses utama mereka menuju Kota Pekanbaru. Begitu juga bagi warga Desa Buluhcina dan ratusan kendaraan berat lintas timur yang lewat tiap harinya. Sejak memasuki 2019, pengendara muliu tidak nyaman dengan kondisi jalan yang terancam amblas di salah satu titik Jalan Pasir Putih itu.
Pagi itu, Julian dan istri, seperti warga lainnya juga ikut sibuk. Mereka berdua sibuk melayani pelanggan ayam potong. Penjual ayam yang setidaknya sudah dua tahun beraktivitas sekitar 5 meter dari jalan terancam amblas itu, hapal betul kondisi di sekitar.
Julian dan istrinya menjadi saksi dinamika perubahan gorong-gorong yang rusak di Jalan Pasir Putih itu. Mulai dari hanya terlepas dari posisi awalnya, sampai tebing-tebing di sekitarnya punah. Sekitar setengah tahun terakhir, Julian mengaku juga menyaksikan perlahan-lahan tebing yang amblas itu merembet ke pondasi bahu jalan. Tepat pada tahun baru lalu, kata Julian, kerusakan itu mulai memakan bahu jalan.
‘’Sebelum tahun baru itu, hujan sering lebat. Waktu itulah, aspal itu sedikit demi sedikit jatuh ke bawah. Karena bawahnya sudah habis tergerus, tengoklah, air itu tidak lewat gorong-gorong lagi, sudah merembes semua lewat tanah,’’ sebut lelaki berperawakan sedang ini.
Julian menerangkan, seakan paham alur kerja proyek pengerjaan jalan. Sewaktu papan peringatan itu dipasang, dirinya yakin perbaikan akan segera dilakukan hanya dengan satu paket proyek. Bahkan dirinya paham apa arti jalan negara.
‘’Itu jalan negara, pasti pakai APBN. Itu satu paket dapat bisa langsung dikerjakan sekarang juga,’’ terangnya saat ditemui sedang menadampingi istri jualan.
Kerusakan jalan ini sendiri cukup mencuri perhatian. Tidak jarang pengendara yang sedang santai sengaja berhenti di dekat musala yang punya halaman lumayan lapang. Mereka hanya penasaran dengan papan peringatan jalan rusak itu. Yang melihat, ketika sudah dekat banyak merasa ngeri dan mulai menghindari sebelah kiri jalan ketika hendak menuju arah Kota Pekanbaru.
‘’Kalau begini, hindari kiri bisa kena tengah. Ini tengah sudah retak-retak nampaknya. Kalau laju saja dari motor tak nampak kita. Rupanya lubang di bawah ini sudah gawat. Kalau kena bisa-bisa runtuh semua,’’ kata Luisa, seorang gadis, warga di Jalan Pasir Putih. Seperti pengendara lainnya, Luisa baru tahu kalau kondisi jalan itu begitu parah ketika melihat dari dekat.
Hal senada juga diakui warga lainnya, Karim (49). Lelaki yang setiap hari lalu lalang Pasir Putih-Marpoyan ini mengaku sudah tahu sejak lama. Hanya saja dirinya tidak menyangka kerusakan itu bisa sampai merembes ke jalan.
‘’Kalau di hitung-hitung sudah sejak tahun 80-an saya bangun rumah di sini. Jalan ini juga sudah lama. Memang di bawah jalan rusak itu memang ada aliran air. Tapi rupanya air yang ada di seberangnya lebih besar. Bisa pula sampai rusak gorong-gorong itu,’’ katanya, setelah melihat lagi kondisinya.
Dorongan air, kendati tidak begitu kuat, namun cukup memindahkan dua cincin gorong-gorong dari posisinya semula. Sementara tanah yang ada di sekitarnya sudah hanyut dibawa air. Kini yang tersisa hanya seperti jurang kecil. Karena tebing di sekitarnya sudah tergerus hingga ke bahu jalan. ***
(Laporan HENDRAWAN, Bangkinang)