Laporan Sahri Ramlan, Bagansiapi-api sahriramlan@riaupos.com
Prosesi pengusiran segerombolan gajah yang berkeliaran di sejumlah daerah di wilayah Kecamatan Pujud, Kabupaten Rohil yang dilaksanakan oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) bersama petugas dan unsur kecamatan serta masyarakat, tampaknya tidak berhasil. Belasan ekor kawanan gajah tersebut masih bertahan di wilayah Kecamatan Pujud.
Akibatnya, sejumlah tanaman kelapa sawit milik masyarakat secara perlahan-lahan terus dilahapnya.
Penegasan tersebut disampaikan Camat Pujud, Hasyim SP yang ditemui Riau Pos, Selasa (10/1) ketika menghadiri pelantikan Sekda Rohil di Gedung Serbaguna, Bagansiapi-api.
‘’Pengusiran gajah kemarin itu tidak berhasil. Sampai saat ini, gajah yang terbagi dalam dua kelompok itu masih berada di wilayah kita. Kelompok pertama sebanyak delapan ekor berada di Dusun Sukatani, Kepenghuluan Sungaipinang. Sedangkan kelompok kedua, gajahnya berjumlah enam ekor berada di Kepenghuluan Kasangbengsawan. Totalnya ada 14 ekor, terdiri dari 13 ekor yang besar serta satu ekor anak,’’ kata Hasyim.
Sementara, prosesi pengusiran yang sempat dilaksanakan tersebut dilakukan dengan cara estafet yang saling bersambung. Yakni segerombolan kawanan gajah tersebut diusir dari Kasangbengsawan menuju ke Pujud.
Kemudian dari Pujud dilanjutkan ke Sukatani. Dari Sukatani diteruskan hingga sampai ke Sukajadi dan berakhir di Pematangdamar.
‘’Itu adalah skenario pengusiran yang kita lakukan dari hasil koordinasi. Intinya, gajah-gajah itu harus ke luar dari wilayah Kecamatan Pujud. Hanya saja, semuanya tidak berhasil. Alhasil, gajah-gajah itu masih berada di Kecamatan Pujud yang tersebar di dua kepenghuluan itu,’’ kata Hasyim.
Selain itu, kawanan gajah yang masih bertahan dan berkeliaran bebas di dua kepenghuluan yang berada di wilayah Kecamatan Pujud tersebut umumnya termasuk liar.
Diprediksikan, kawanan gajah yang masih berkeliaran di dua kepenghuluan tersebut berasal dari daerah tetangga yakni Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.
‘’Memang saat ini, beberapa daerah di Kecamatan Pujud itu menjadi sasaran masuknya sekawanan gajah. Alasannya, Sukatani maupun Kasangbengsawan itu sedang banyak terdapat tanaman kelapa sawit muda. Ini menjadi santapan kawanan gajah itu. Lagipula, ketika beberapa di daerah sedang banjir, kedua daerah itu justru tidak tergenang. Apalagi, daerah ini termasuk yang cukup dekat,’’ kata Hasyim.
Menjawab Riau Pos, Hasyim tidak menafikan tentang adanya beberapa lahan perkebunan serta kelapa sawit milik masyarakat mengalami kerusakan semenjak hadirnya kawanan gajah tersebut. Hanya saja, sampai sejauhmana tingkat kerusakan serta berapa besar tingkat kerugian yang telah diderita oleh masyarakat, hingga saat ini belum didapatkan informasi.
‘’Kalau rusak, itu sudah jelas ada. Apalagi, gajah itu sudah ada sekitar satu bulan berada di tempat kita. Hanya saja, kita belum menerima laporan tentang berapa besar tingkat kerusakan maupun kerugiannya,’’ kata Hasyim.
Di samping itu, Hasyim menyarankan, upaya pengusiran kawanan gajah yang dinilai bakal berhasil yang dengan menggunakan sistim pembiusan.
Hanya saja, sistim pengusiran dengan cara membius tersebut memerlukan dana yang tidak sedikit. ‘’Memang, dana dan peralatan yang diperlukan cukup besar.
Tapi itu yang bisa dilakukan. Kalau dengan cara mengusirnya satu tempat ke tempat lain, saya kira sulit. Karena, setelah diusir, kawanan gajah itu masuk kembali. Apalagi kalau gajah itu sudah merasa betah, jelas sulit diusir keluar,’’ kata Hasyim.(rnl)