PEKANBARU (RP) - Banjir yang merendam enam kabupaten/kota di Riau hingga, Senin (9/12) masih terjadi. Bahkan ribuan rumah dan sekolah masih tergenang kemarin.
Bahkan pihak sekolah memilih meliburkan proses belajar mengajar dan menunda ujian sekolah.
Kondisi terjadi di tiga kecamatan Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) harus diliburkan proses belajar mengajar dan menunda ujian sekolah karena sekolah mereka terendam banjir. Bahkan ribuan rumah di Rohil masih terendam banjir karena air belum surut.
Akibat banjir di Rohil, kata Kepala Dinas Pendidikan Rohil, Misnawati sejumlah ruang kelas di sekolah-sekolah banyak terendam air.
Sehingga pelaksanaan ujian sekolah ditunda untuk sementara waktu dengan alasan faktor keselamatan. ‘’Kami sudah mendapatkan laporan.
Bahwa ada sejumlah sekolah yang tersebar di tiga kecamatan terendam banjir. Di antaranya Pekaitan, Bangkopusako dan Kubu. Akibatnya, kegiatan proses belajar dan mengajar terganggu,’’ kata Misnawati.
Menyangkut masalah keselamatan siswa, tambah Misnawati, khususnya untuk murid kelas I sampai kelas III, maka kegiatan proses belajar dan mengajarnya ditunda sementara waktu. Termasuk menunda pelaksanaan ujian sekolah.
‘’Intinya, kami sudah intruksikan semua UPTD dan pihak sekolah berkaitan soal banjir, segera ambil tindakan. Kalau memang banjir bisa mengancam keselamatan, segera tunda dulu kegiatan belajar mengajar. Terutama bagi sekolah yang berada di sekitar kanal atau sungai,’’ kata Misnawati.
Beberapa sekolah diliburkan di Kecamatan Pekaitan, Bangkopusako dan Kubu masing-masing sebanyak tiga sekolah. Seperti disampaikan, Camat Pekaitan, Taryono yang dihubungi menyebutkan sekolah terendam banjir di antaranya SMP Negeri 2 Pekaitan, SD Negeri 020 Telukbano II dan SD Negeri 034 Pedamaran.
Berdasarkan data pemukiman yang terendam banjir di Rohil, terutama di Kecamatan Batu Hampar. Di daerah ini rumah warga terendam mencapai 170 unit, Kecamatan Bangko 1.750 unit yang tersebar di Kelurahan Bagan Barat, Bagan Timur, Kepenghuluan ParitAman, Bagan Hulu dan Kelurahan Bagan Punak.
Dinas Sosial (Dinsos) Rohil mendata warga yang terkena dampak banjir di kecamatan se-kabupaten Rokan Hilir. Hal ini untuk mengantisipasi bila banjir semakin parah.
‘’Kami sekarang tahap pendataan. Secara umum seluruh daerah kecamatan terkena banjir tapi dampaknya berbeda-beda. Berdasarkan informasi yang kami terima dua hari ini terjadi penurunan ketinggian air karena tidak adanya hujan,’’ kata kepala Dinsos Rohil Sukma Al Falah kepada Riau Pos.
Untuk yang terdata itu kondisi air hampir atau mencapai lantai rumah. ‘’Kalau seperti ini kan harus disiapkan upaya untuk evakuasi. Namun sejauh ini belum ada warga yang terpaksa pindah karena banjir,’’ jelasnya.
Pihak Dinsos menegaskan, yang berhak mendapatkan bantuan berupa sembako bagi warga yang terkena banjir dan tidak bisa melakukan aktivitas sama sekali.
‘’Kami juga persiapkan posko di depan kantor Dinsos. Kami persilahkan warga untuk melapor. Karena diperkirakan banjir masih berlangsung hingga Januari kemudian ditambah dengan air pasang,’’ kata Sukma sembari menambahkan pihaknya sudah menyiapkan 400 paket sembako.
Di Kabupaten Siak, warga Desa Muara Bungkal, Kecamatan Sungai Mandau, sebanyak 54 KK (260 jiwa) masih mengungsi dari rumahnya. Warga yang mengungsi tersebut dari Dusun 2 dan Dusun 3 Desa Muara Bungkal.
Ketinggian air masih tetap bertahan sekitar 1,5 meter. Daerah yang terparah di Dusun 3 disebabkan pemukiman warga lebih rendah.
Sementara untuk menuju ke dusun tersebut, kini tidak bisa lagi melalui jalan darat, karena ditutupi banjir, harus menggunakan sampan atau boat.
‘’Kami mengungsi karena rumah kami telah masuk air. Tidak kami saja warga lain juga,’’ ungkap warga Dusun 3, Razi (49). Kedalaman air di rumahnya mencapai sekitar 80 cm. Razi berharap ada bantuan sembako karena selama banjir warga tak bisa berkerja.
Dirinya saat ini hanya memerlukan bantuan sembako dan berharap jika banjir telah surut, tanaman yang rusak ada bantuan dari pemerintah. ‘’Untuk membeli bibit sendiri tak mungkin. Uang darimana, kami berharap adanya bantuan dari pemerintah,’’ harapnya.
Kades Muara Bungkal, Asril Amran berharap kepada masyarakat ataupun pihak perusahaan dan donator yang menyumbang untuk warga banjir dapat menyumbangkan berupa bumbu dapur seperti cabai, garam, ikan asin dan sayur mayur.
Terkait banjir tersebut, Pemkab Siak berinisiatif intuk merelokasi pemukiman warga. Relokasi ini, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan warga, dan mencari lokasi yang tentunya aman dan bebas banjir.
Bupati Siak, Drs H Syamsuar MSi menyebutkan, luapan air Sungai Mandau berimbas pada pemukiman warga, ditambah lagi debit air akibat curah hujan tinggi di setiap musim hujan. Dalam kondisi tersebut, untuk mencegah air sungai meluap, sangat tidak mungkin.
‘’Karena selain lokasi pemukiman yang memang lebih rendah dari bantaran sungai, juga karena luapan air yang disebabkan muaranya yang juga sudah kelebihan debit air. Sehingga mau tak mau, satu-satunya solusi adalah merelokasi pemukiman warga,’’ sebut Syamsuar.
Langkah merelokasi itu, lanjut dia sudah dibahas bersama dinas dan instansi terkait serta dengan warga yang akan direlokasi melalui camat dan kepala desa.
Untuk lokasi relokasi sebut dia, sudah disiapkan oleh Pemkab denah luas areal 6 hektare yang letaknya cukup tinggi dan bebas banjir.
‘’Sementara, untuk teknis relokasi, nantinya pemerintah yang akan membangun rumah bagi warga di atas tanah milik pemerintahan desa,’’ jelasnya.
Sedangkan di Rohul banjir yang merendam ratusan rumah penduduk di sejumlah desa di Kecamatan Rambah, Ujung Batu dan Kunto Darussalam, telah surut. Namun banjir masih merendam ruas jalan dan puluhan rumah penduduk di lingkungan Pelanduk Kelurahan Kota Lama Kecamatan Kunto Darussalam. Jalan-jalan digenangi banjir dengan ketinggian 40-50 Sentimeter.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul, Aceng Herdiana ST MM menyebutkan saat ini ada puluhan rumah warga lingkungan Pelanduk yang masih terendam banjir.
Seperti di RW 04 hanya 5 rumah, di RW 05 sebanyak 40 rumah dengan ketinggian air antara 20-30 Cm.
‘’Warga di sini mengaku belum merasa tergangu dengan ketinggian banjir tersebut. Sebagian warga sudah beraktivitas. Warga yang mengungsi di Sekolah dan tenda darurat BPBD, sekarang sudah kembali ke rumahnya masing-masing,’’ ucapnya.
Ia menambahkan, dari laporan dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Rohul di Kecamatan Bonai Darussalam, saat ini akses jalan di Desa Teluksono dan Sontang Kecamatan Bonai Darussalam mulai terendam banjir.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Rohul H Tengku Rafli Armien SSos menjelaskan, pihaknya telah menyalurkan bantuan Sembako kepada 39 kepala keluarga (KK) korban banjir Desa Suka Damai Kecamatan Ujungbatu, Ahad (9/12).
Kemudian 48 KK korban banjir di Desa Kepayang Kecamatan Kepenuhan Hulu, Senin (9/12) telah didistribusikan, berupa beras 240 kilogram, mie instan 240 bungkus, dan lauk pauk 48 paket.
Di Pekanbaru, banjir masih mengenangi ratusan rumah warga. Camat Rumbai, Zulhemi Aripin mengatakan, korban banjir di Kecamatan Rumbai berada di beberapa titik lokasi.
Diantaranya berada di pemukiman perumahan Citra Palas Sejahtera, Kelurahan Rumbai Bukit, Kecamatan Rumbai. Kemudian pemukiman di perumahan Witayu, Kelurahan Sri Meranti, (Kecamatan Rumbai).
‘’Di Palas korban banjir sebanyak 450 KK. Sedangkan di Srimeranti (kelurahan) korban banjir yang mengungsi sebanyak 700 KK,’’ ungkap Zulhemi Aripin.
Korban banjir kebanyakan memilih mengungsi di rumah kerabatnya. Bagi yang tidak punya kerabat, mau tidak mau mengungsi ditenda pengungsian.
Korban banjir lainnya di Kecamatan Bukitraya. Banjir merendam perumahan Graha Fauzan Asri, Kelurahan Tangkerang, Kecamatan Bukit Raya. Banjir merendam 45 KK.
Diskes Kirimkan Perlengkapan Fogging
Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengirimkan perlengkapam fogging ke beberapa daerah di Riau. Langkah itu ditempuh, karena penyakit demam berdarah (DBD) mulai menyerang daerah yang terkena imbas bencana alam tersebut.
Diharapkan, bantuan perlengkapan fogging itu dapat menekan dan meminimalisir angka DBD di titik-titik banjir.
Informasi tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin kepada Riau Pos, Senin (9/12) di Pekanbaru. Dia juga masih menunggu laporan dan koordinasi dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota mengenai kondisi kesehatan masyarakat yang terkena dampak banjir.
Saat ditanyakan mengenai kondisi kesehatan masyarakat yang menjadi korban banjir, Zainal mengaku belum seluruh daerah melaporkan kondisi riil di lapangan.
Namun, untuk gambaran awal, peningkatan angka DBD ditemukan di Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar.
‘’Memang ada peningkatan angka demam berdarah. Kadis Kesehatan Kabupaten Rohul sudah berkoordinasi. Untuk itu, kita sdah membantu cairaan dan mesin fogging, malafion untuk fogging dan obat-obatan,’’ ungkapnya.(fad/sah/aal/wik/rio/ilo/epp/why/mar)